Damai Hari Lubis-Pengamat Hukum & Politik Mujahid 212
“Jokowi telah membohongi ratusan juta rakyat Indonesia setiap hari, oleh karena itu, menunda Pemilu bukanlah solusi bagi bangsa ini. Yang perlu dilakukan adalah mundurkannya Jokowi, karena jika Pemilu ditunda, Jokowi akan tetap menjabat sebagai presiden,” ujar Rias Rasyid.
“Jokowi sudah tidak bisa lagi diberi nasehat untuk mundur, dia harus segera digulingkan dari jabatannya,” tegas Mayjend (Purn.) Soenarko.
“Hasil pemilu dipenuhi dengan kecurangan, oleh karena itu penghitungan berdasarkan data dari KPU harus diaudit melalui tim forensik,” kata Roy Suryo.
Sebagai pengamat, aktivis, dan juga pelaku di lingkungan 212, saya sepakat dengan solusi yang diusulkan oleh dua tokoh, yaitu Rias Rasyid dan Mayjend (Purn.) Soenarko, serta pendapat ahli seperti Roy Suryo. Namun, saya mempertanyakan tentang solusi politik alternatif yang diajukan oleh Dien Syamsudin terkait penundaan pemilu. Apakah Dien hanya berperan sebagai moderator dalam acara ini? Meski demikian, saya mengapresiasi partisipasi Dien yang menegaskan penolakan terhadap praktik kecurangan dalam penyelenggaraan pemilu oleh KPU, termasuk keterlibatan pihak-pihak seperti Jokowi dan pejabat publik negara lainnya.
Dengan adanya bukti yang menunjukkan adanya praktik pelanggaran dalam pelaksanaan pemilu pilpres 2024 yang tidak sesuai dengan sistem hukum positif yang seharusnya dihormati dan diberlakukan, namun justru dilewati dengan jelas oleh penguasa rezim, pendapat untuk melakukan impeachment terhadap Jokowi sebagai RI. 1 sangatlah diharapkan oleh publik yang hadir dalam ruangan pertemuan terbuka yang dihadiri oleh 100 tokoh ini.
Di antara para hadirin, selain Roy Suryo, terdapat M. Said Didu, Eggi Sudjana, M. Jumhur, serta banyak lagi aktivis dan advokat yang terlibat dalam gugatan terhadap Jokowi terkait Ijazah Palsu dan “Petisi 100 Makzulkan Jokowi”. Tak hanya itu, juga terdapat perwakilan dari 1000 orang Para Ketua Kelompok Relawan 01 (AMIN). Pengamat, yang juga merupakan bagian dari berbagai kelompok pergerakan yang hadir, termasuk sebagai sah seorang dari kelompok alumni 212, turut serta dalam pertemuan tersebut.
Keberadaan mereka dalam pertemuan ini menunjukkan bahwa tindakan untuk mengambil langkah serius terhadap pelanggaran yang terjadi dalam pemilu sangatlah penting dan didukung oleh berbagai kalangan. Dengan adanya kesatuan suara dari berbagai elemen masyarakat, termasuk tokoh-tokoh terkemuka dan aktivis yang memiliki pengaruh, diharapkan bahwa tindakan untuk menjaga integritas demokrasi dan supremasi hukum dapat dilakukan dengan tepat dan adil.
Pada Hari ini Rabu, 21 Februari 2024, pertemuan yang dipandu oleh Ustad Prof. Dr. Dien Syamsudin di Ruangan Golden Hotel Sultan mencerminkan suara yang menggema dari para 100 tokoh dan media massa yang hadir. Suara gemuruh dari ruangan tersebut tidak hanya merupakan ekspresi keinginan publik, tetapi juga mencerminkan suara bulat dengan argumen yang kuat: “lengserkan Jokowi dari kursi Presiden RI secepatnya dan tolak hasil pemilu tanpa kompromi”.
Pertemuan ini menjadi gambaran nyata dari keinginan dan aspirasi yang makin sulit untuk ditahan, menggambarkan betapa pentingnya untuk mengatasi masalah yang dihadapi oleh bangsa ini. Suara tersebut menegaskan bahwa tindakan tegas harus segera diambil untuk memulihkan integritas demokrasi dan meyakinkan publik bahwa keadilan dan supremasi hukum akan dijunjung tinggi.
Dengan demikian, pertemuan ini bukan hanya menjadi panggung bagi para pemangku kepentingan untuk mengekspresikan ketidakpuasan mereka, tetapi juga menjadi panggilan untuk bertindak secara bersama-sama demi kebaikan bersama dan masa depan bangsa yang lebih baik.