Berlian di Otak, Abadi Selamanya
Berlian, si permata yang menjadi simbol kemewahan dan keanggunan. Banyak yang berlomba-lomba memilikinya, entah sebagai perhiasan di jari-jari atau sebagai simbol status sosial. Tapi tunggu dulu, ada yang bilang, “Pokoknya berlian itu harus ada di otak, bukan di jari-jari.” Benarkah? Mari kita telaah.
Berlian di jari-jari memang tampak memikat. Terik sinar matahari memantulkan cahaya mempesona, membuat si pemakai terlihat begitu istimewa. Namun, apa daya, berlian di jari-jari mudah hilang. Terlepas dari betapa berharganya, satu goresan kecil saja bisa membuatnya pudar. Seolah mengatakan, “Aku mungkin indah, tapi aku rapuh.”
Lalu bagaimana dengan berlian di otak? Sangat tidak biasa, bukan? Tapi mari kita bayangkan. Berlian di otak, bukan berlian yang sesungguhnya, melainkan metafora dari pengetahuan, kecerdasan, dan kebijaksanaan. Berlian di otak tidak akan pernah pudar. Ia tak akan lekang oleh waktu, tak tergerus oleh angin, dan tak akan tergelincir dari jari-jari kita.
Pemilik berlian di otak memiliki kekayaan yang tidak terhingga. Mereka bukan hanya berkilau dari luar, tetapi juga bersinar dari dalam. Pengetahuan mereka seperti berlian yang dipoles secara sempurna, memantulkan cahaya ilmu pengetahuan ke segala penjuru. Mereka memiliki kemampuan untuk menghadapi tantangan dengan kecerdasan dan kebijaksanaan, tanpa harus bergantung pada benda-benda materi.
Namun, ironisnya, dalam realitas sehari-hari, seringkali kita melihat orang lebih memilih mengejar berlian di jari-jari daripada berlian di otak. Mereka rela menghabiskan kekayaan mereka untuk benda-benda mewah yang hanya memberikan kepuasan sesaat. Seolah-olah, mereka lupa bahwa keberlian di jari-jari hanya akan membuat mereka tampak berharga di mata orang lain, bukan di mata hati mereka sendiri.
Jadi, mari kita renungkan. Mungkin memang benar, “Pokoknya berlian itu harus ada di otak, bukan di jari-jari.” Kita bisa memiliki segudang perhiasan di dunia ini, tapi jika kita kekurangan pengetahuan, kecerdasan, dan kebijaksanaan, semua itu hanya akan menjadi debu yang akan terbawa angin. Sebaliknya, jika kita memiliki berlian di otak, kita akan menjadi jauh lebih kaya dari sekadar harta materi.