By Ali Syarief
Kehidupan di ibu kota suatu negara sering kali menjadi cerminan dari dinamika sosial, ekonomi, dan budaya yang ada di negara tersebut. Canberra, ibu kota Australia, menampilkan gambaran unik mengenai bagaimana sebuah ibu kota dapat berkembang dan menghadapi tantangan dalam hal pertumbuhan penduduk dan bisnis.
Sebagai salah satu kota terpenting di Australia, Canberra memiliki peran penting dalam pemerintahan, politik, dan budaya negara tersebut. Namun, meskipun memiliki status sebagai ibu kota, Canberra tidak memiliki populasi yang sebesar kota-kota besar lainnya di Australia seperti Sydney atau Melbourne. Kekurangan penduduk ini berdampak langsung pada pertumbuhan bisnis dan ekonomi di kota tersebut.
Salah satu faktor utama yang menyebabkan kekurangan penduduk di Canberra adalah karena kurangnya lapangan pekerjaan dan kesempatan karier yang menarik. Sebagian besar penduduk Canberra bekerja di sektor pemerintahan atau terkait dengan lembaga-lembaga pemerintah, sehingga lapangan pekerjaan di sektor swasta cenderung terbatas. Hal ini menyebabkan kurangnya daya tarik bagi para profesional muda yang mencari peluang karier yang lebih luas dan dinamis.
Kondisi ini juga berdampak pada pertumbuhan bisnis di Canberra. Dengan populasi yang relatif kecil, pasar lokal menjadi terbatas bagi pengusaha untuk mengembangkan bisnis mereka. Kurangnya permintaan dan persaingan yang rendah membuat beberapa bisnis sulit untuk bertahan dan berkembang di Canberra. Akibatnya, beberapa bisnis bahkan memilih untuk tidak membuka cabang di ibu kota dan lebih memilih beroperasi di kota-kota lain yang memiliki potensi pasar yang lebih besar.
Tantangan lain yang dihadapi Canberra adalah kurangnya daya tarik bagi penduduk dari luar kota untuk pindah dan menetap di sana. Beberapa alasan yang mungkin menyebabkan hal ini termasuk kurangnya infrastruktur yang menarik, kurangnya kehidupan malam dan hiburan, serta iklim politik yang cenderung konservatif dan kurang dinamis dibandingkan dengan kota-kota lain di Australia.
Melihat situasi ini, beberapa orang memprediksi bahwa ibu kota Indonesia, yang akan dipindahkan dari Jakarta ke Kalimantan Timur, mungkin menghadapi tantangan yang serupa dengan Canberra. Meskipun masih terlalu dini untuk membuat kesimpulan pasti, namun beberapa faktor seperti kurangnya infrastruktur yang memadai, kurangnya lapangan pekerjaan yang menarik, dan kurangnya daya tarik bagi penduduk dari luar daerah bisa menjadi hambatan bagi pertumbuhan ibu kota baru tersebut.
Namun, tidak tepat untuk menyebut ibu kota sebagai “Dead City” hanya karena menghadapi tantangan dalam pertumbuhan penduduk dan bisnis. Canberra tetap menjadi pusat penting bagi pemerintahan dan politik Australia, serta memiliki potensi untuk terus berkembang dan menarik lebih banyak penduduk dan bisnis di masa mendatang dengan upaya pembangunan dan revitalisasi yang tepat.