Jakarta, Fusilatnews.–– Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof. Dr. Nasaruddin Umar, menyampaikan kritik tajam terhadap penyelenggaraan seminar yang melibatkan pembicara dari Israel. Pernyataan ini disampaikan dalam sebuah konferensi pers di Masjid Istiqlal, Jakarta, kemarin sore.
Prof. Dr. Nasaruddin Umar menyatakan bahwa seminar yang melibatkan perwakilan dari Israel tidak sensitif terhadap perasaan umat Islam di Indonesia, mengingat sejarah panjang dan kompleks konflik antara Israel dan Palestina. “Kita harus ingat bahwa Indonesia adalah negara yang secara konsisten mendukung perjuangan rakyat Palestina. Mengadakan acara dengan melibatkan pihak Israel bisa melukai perasaan banyak umat Muslim di negeri ini,” ujar beliau.
Kritik terhadap Panitia Penyelenggara
Imam Besar Istiqlal juga mengkritik panitia penyelenggara seminar yang dinilai kurang peka terhadap sentimen publik. “Dalam menyelenggarakan acara semacam ini, panitia harus lebih berhati-hati dan mempertimbangkan dampak sosial dan politiknya. Jangan sampai kegiatan ilmiah ini justru menimbulkan polemik yang tidak perlu,” tambahnya.
Beliau menegaskan bahwa setiap acara internasional yang diadakan di Indonesia sebaiknya mempertimbangkan hubungan diplomatik dan posisi politik Indonesia di dunia internasional. “Kita harus selalu menjaga prinsip-prinsip keadilan dan solidaritas yang selama ini kita pegang teguh, terutama dalam mendukung kemerdekaan Palestina,” tegasnya.
Seruan untuk Dialog yang Lebih Sensitif
Prof. Dr. Nasaruddin Umar menyerukan agar dialog dan seminar internasional yang melibatkan isu-isu sensitif seperti ini dilakukan dengan lebih hati-hati. “Saya mengajak semua pihak untuk lebih bijak dalam memilih tema dan narasumber untuk seminar atau dialog internasional. Kita perlu memastikan bahwa kegiatan tersebut tidak menyakiti perasaan masyarakat dan tetap sejalan dengan prinsip-prinsip yang kita anut sebagai bangsa,” ungkapnya.
Reaksi dari Masyarakat dan Tokoh Agama
Pernyataan Imam Besar Istiqlal ini mendapat dukungan dari berbagai tokoh agama dan masyarakat. Banyak yang merasa bahwa pernyataan tersebut mencerminkan perasaan mayoritas umat Muslim di Indonesia yang selama ini mendukung Palestina.
Habib Rizieq Shihab, salah satu tokoh agama yang juga aktif dalam isu-isu kemanusiaan, menyatakan dukungannya terhadap pernyataan Prof. Dr. Nasaruddin Umar. “Kita harus selalu berada di pihak yang benar dan mendukung perjuangan rakyat Palestina. Seminar yang melibatkan Israel bisa memberikan kesan yang salah dan mengaburkan posisi kita,” ujarnya.
Penutup
Pernyataan Imam Besar Istiqlal ini menjadi pengingat bagi semua pihak untuk selalu berhati-hati dalam mengadakan acara internasional yang sensitif. Masyarakat diharapkan tetap tenang dan bijak dalam menyikapi isu ini, serta terus mendukung upaya-upaya perdamaian dan keadilan di seluruh dunia.
Indonesia, sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, memiliki peran penting dalam mendukung perdamaian dan keadilan global, termasuk dalam perjuangan rakyat Palestina. Semoga semua pihak dapat belajar dari polemik ini dan terus memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan yang kita junjung tinggi.







