Munira News
  • News
    • Fusilat News
  • Politic
  • Opinion
  • Cross Cultural
  • Education
  • Fashion
  • Health
  • Destination
  • Global
  • Sponsor
No Result
View All Result
Munira News
  • News
    • Fusilat News
  • Politic
  • Opinion
  • Cross Cultural
  • Education
  • Fashion
  • Health
  • Destination
  • Global
  • Sponsor
No Result
View All Result
Munira News
No Result
View All Result
ADVERTISEMENT
Home Fiksi

Kepercayaan: Lem yang Merekatkan Kehidupan

munira by munira
January 10, 2025
in Fiksi, Opinion
0
Share on FacebookShare on Twitter

Kepercayaan adalah seperti embun pagi, bening namun penuh makna. Ia hadir tanpa suara, namun kehadirannya terasa dalam setiap napas hubungan manusia. Bagi saya, kepercayaan adalah jantung kehidupan, denyut yang menghidupkan hubungan antar manusia, baik dalam keluarga, persahabatan, maupun pekerjaan.

“Trust is the glue of life.” Pernyataan ini bukan sekadar metafora, tetapi kebenaran yang mendalam. Bayangkan sebuah dunia tanpa kepercayaan. Dialog berubah menjadi debat, kerja sama menjadi kompetisi, dan cinta menjadi kecurigaan. Dalam ketiadaan kepercayaan, setiap langkah maju adalah keraguan, setiap tatapan adalah penghakiman. Hidup kehilangan harmoni, seperti orkestra tanpa konduktor.

Kepercayaan adalah elemen esensial dalam komunikasi yang efektif. Kata-kata yang keluar dari mulut seseorang tidak akan mencapai hati jika tidak disertai kepercayaan. Dalam percakapan, kepercayaan adalah jembatan yang menghubungkan pikiran satu dengan yang lain, tempat ide melintas tanpa hambatan. Tanpa kepercayaan, komunikasi menjadi kosong, hanya gema suara yang berputar-putar tanpa tujuan.

Lebih dari itu, kepercayaan adalah fondasi yang menopang setiap hubungan. Dalam persahabatan, ia adalah pilar yang menjadikan seorang teman mampu menjadi bahu untuk bersandar. Dalam cinta, ia adalah jangkar yang menahan badai keraguan dan kekhawatiran. Dalam pekerjaan, ia adalah benih yang tumbuh menjadi kolaborasi dan inovasi. Tanpa kepercayaan, hubungan seperti bangunan tanpa fondasi—mudah runtuh saat diterpa angin ujian.

Namun, membangun kepercayaan bukanlah tugas yang mudah. Ia memerlukan waktu, kesabaran, dan konsistensi. Kepercayaan tidak hadir dalam janji-janji manis atau kata-kata indah semata, tetapi dalam tindakan nyata yang mencerminkan integritas. Ia tumbuh dalam kejujuran, dan terjaga dalam kesetiaan.

Saat kepercayaan dikhianati, ia seperti kaca yang pecah—meski dapat diperbaiki, retakannya akan selalu terlihat. Inilah mengapa kepercayaan harus dijaga dengan hati-hati, seperti sebuah lilin kecil di tengah angin kencang.

Pada akhirnya, saya sepakat sepenuh hati: kepercayaan adalah lem kehidupan. Ia bukan sekadar elemen, melainkan inti dari semua yang kita jalani. Dalam kepercayaan, kita menemukan harapan. Dalam kepercayaan, kita membangun kebahagiaan. Dan dalam kepercayaan, kita menciptakan kehidupan yang penuh makna.

Kepercayaan bukanlah tentang tidak pernah meragukan, tetapi tentang memilih untuk percaya meski ada alasan untuk meragukan. Karena dalam keberanian untuk percaya, kita menemukan kemanusiaan kita yang sejati.

Share this:

  • Facebook
  • X
ADVERTISEMENT
Previous Post

Seandainya Yesus dan Nabi Muhammad Bertemu: Sebuah Dialog tentang Cinta Kasih

Next Post

Seolah Jokowi Berucap; “Silahkan Aku Dibully, Asal Jangan Penjarakan Aku”

munira

munira

Related Posts

Ketika Mekar Menjadi Revolusi yang Lembut

Ketika Mekar Menjadi Revolusi yang Lembut

by munira
July 4, 2025
0

Ada yang tumbuh diam-diam di kebun pagi itu. Sebuah bunga kecil, entah namanya apa, mekar begitu saja. Tak ada yang...

Mereka yang Hidup dalam Doa, dan Mereka yang Hanya Jadi Bangkai

Mereka yang Hidup dalam Doa, dan Mereka yang Hanya Jadi Bangkai

by munira
July 4, 2025
0

Ada orang yang hidupnya panjang, tapi jejaknya pendek. Ada pula yang usianya singkat, tapi langkahnya membekas jauh hingga ke masa...

Mengagung-agungkan Qur’an: Tanda Tak Percaya Diri (Mungkin Juga Kurang Piknik)

Mengagung-agungkan Qur’an: Tanda Tak Percaya Diri (Mungkin Juga Kurang Piknik)

by munira
July 3, 2025
0

Ada satu fenomena yang makin hari makin mengkhawatirkan—bukan, ini bukan tentang naiknya harga beras atau menipisnya saldo rekening selepas lebaran,...

Qur’an : Bahasa Wahyu dan Suara Artefak

Qur’an : Bahasa Wahyu dan Suara Artefak

by munira
July 1, 2025
0

Kita diajak percaya bahwa wahyu turun dalam bahasa Arab. Itu disebut dengan tegas dalam satu ayat Al-Qur’an, surat Yusuf ayat...

Next Post
Seolah Jokowi Berucap; “Silahkan Aku Dibully, Asal Jangan Penjarakan Aku”

Seolah Jokowi Berucap; "Silahkan Aku Dibully, Asal Jangan Penjarakan Aku"

Menemukan Tuhan dalam Kebingungan

Menemukan Tuhan dalam Kebingungan

Trending News

JOKOWI DAPAT DIHUKUM MATI

JOKOWI DAPAT DIHUKUM MATI

August 24, 2024
Analisis Kemungkinan yang Terjadi pada Prabowo Subianto, Presiden Terpilih, dalam Konteks Hubungan dengan Jokowi

Analisis Kemungkinan yang Terjadi pada Prabowo Subianto, Presiden Terpilih, dalam Konteks Hubungan dengan Jokowi

July 6, 2024
Usia 70 Tahun Bukan Lanjut Usia – “Orang yang Beruntung”

Usia 70 Tahun Bukan Lanjut Usia – “Orang yang Beruntung”

June 30, 2024

Munira News

Munira
Cakrawala Dunia

Menu

  • About Us
  • ad
  • Home

Categories

  • Arts
  • Business
  • Crime
  • Cross Cultural
  • Destination
  • Education
  • Ekonomi
  • Environment
  • Fashion
  • Figure
  • Fiksi
  • Global
  • Health
  • Japan
  • Justice
  • News
  • Opinion
  • Politic
  • Science
  • Sponsor
  • Spritual
  • Technology
  • Uncategorized

Tags

Flap Barrier Swing Barrier

Recent Posts

  • Ketika Mekar Menjadi Revolusi yang Lembut
  • Mereka yang Hidup dalam Doa, dan Mereka yang Hanya Jadi Bangkai
  • News
  • Politic
  • Opinion
  • Cross Cultural
  • Education
  • Fashion
  • Health
  • Destination
  • Global
  • Sponsor

© 2023 Munira

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Cross Cultural
  • Opinion
  • Politic
  • Global
  • Sponsor
  • Education
  • Fashion

© 2023 Munira