Munira News
  • News
    • Fusilat News
  • Politic
  • Opinion
  • Cross Cultural
  • Education
  • Fashion
  • Health
  • Destination
  • Global
  • Sponsor
No Result
View All Result
Munira News
  • News
    • Fusilat News
  • Politic
  • Opinion
  • Cross Cultural
  • Education
  • Fashion
  • Health
  • Destination
  • Global
  • Sponsor
No Result
View All Result
Munira News
No Result
View All Result
ADVERTISEMENT
Home Education

Ketidakadilan dalam Rech Staat: Ironi Ketika Hukum yang Cacat Etika Menghasilkan Kepatuhan Formal

munira by munira
April 24, 2024
in Education, Justice, Opinion
0
Share on FacebookShare on Twitter

Akunya sebagai Rech Staat (negara hukum), akhirnya terbelungu pada system hukum yang buruk dan bahkan rela menjadi korban ketidak adilannya. Contohnya Keputusan MK no 90/2023 – Prosesnya cacat etik-Pelakunya, Ketua MK, dipecat – Produk hukumnya sah.

Oleh : Ali Syarief

Dalam sebuah negara hukum yang ideal, keadilan dan kepatuhan terhadap hukum menjadi landasan utama dalam menjaga stabilitas dan kesejahteraan masyarakat. Namun, dalam realitasnya, terkadang sistem hukum itu sendiri dapat menjadi sumber ketidakadilan dan kesewenang-wenangan yang merugikan individu-individu.

Sebagai contoh nyata, Keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 90 Tahun 2023 menyoroti bagaimana proses hukum yang cacat etika dapat menghasilkan produk hukum yang sah, namun pada saat yang sama melanggar prinsip-prinsip keadilan yang seharusnya menjadi inti dari sistem hukum yang adil.

Dalam kasus ini, Ketua MK yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan tersebut ditemukan melakukan pelanggaran etika yang serius sehingga akhirnya dipecat dari jabatannya. Meskipun demikian, produk hukum yang dihasilkan dari proses tersebut tetap diakui sebagai sah menurut hukum.

Hal ini menunjukkan betapa rumitnya hubungan antara kepatuhan terhadap hukum dan keadilan. Meskipun prosedur hukum secara teknis dapat diikuti dengan benar dan menghasilkan keputusan yang sah secara formal, namun jika proses tersebut diwarnai oleh cacat etika atau pelanggaran prinsip-prinsip keadilan, maka kepatuhan terhadap hukum tersebut dapat menjadi ironi bagi individu yang menjadi korban dari ketidakadilan tersebut.

Dalam konteks ini, negara hukum seharusnya berusaha untuk tidak hanya menjaga kepatuhan terhadap aturan hukum, tetapi juga memastikan bahwa proses hukum tersebut dilaksanakan secara adil dan sesuai dengan prinsip-prinsip moral dan etika yang mendasari keadilan. Hanya dengan demikian, kepatuhan terhadap hukum akan menjadi instrumen yang efektif dalam mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh warga negara.

Dengan demikian, penting bagi setiap negara hukum untuk melakukan evaluasi terus-menerus terhadap sistem hukumnya, memperbaiki cacat-cacat yang ada, dan memastikan bahwa proses hukum dilakukan dengan transparan, adil, dan sesuai dengan prinsip-prinsip keadilan yang sejati. Hanya dengan cara ini, negara hukum dapat benar-benar menjaga integritasnya sebagai penjaga keadilan bagi seluruh warga negaranya

 

Share this:

  • Facebook
  • X
ADVERTISEMENT
Previous Post

Hakim Konstitusi dan Neraka Jahannam

Next Post

Imperial Garden Party

munira

munira

Related Posts

Mencintai Tanpa Memiliki, Melepas Tanpa Membenci

Mencintai Tanpa Memiliki, Melepas Tanpa Membenci

by munira
June 16, 2025
0

Oleh: Inong Rev Di dunia yang sibuk mencari kepemilikan, cinta sejati justru lahir dari keikhlasan melepaskan. Kita terbiasa mengukur cinta...

Cinta Itu Datang Sendiri, Kadang Sambil Menyeringai

Cinta Itu Datang Sendiri, Kadang Sambil Menyeringai

by munira
June 16, 2025
0

“Love isn’t something you find. Love is something that finds you.”– Loretta Young Cinta itu, kata orang, mesti dicari. Dicari...

Sunyi Tuhan di Bukit Tengkorak

by munira
June 12, 2025
0

Di tengah malam yang sepi, ketika angin menggigil di balik doa-doa yang tak terjawab, manusia selalu mencari sesuatu yang lebih...

Ragu: Titik Senyap Antara Keputusan dan Penyesalan

Ragu: Titik Senyap Antara Keputusan dan Penyesalan

by munira
June 11, 2025
0

Ada detik-detik dalam hidup yang sunyi, bukan karena hening, melainkan karena kita terlalu lama berdialog dengan diri sendiri. Kita menyebutnya...

Next Post
Imperial Garden Party

Imperial Garden Party

Impianmu Lebih Besar dari Masalahmu

Impianmu Lebih Besar dari Masalahmu

Please login to join discussion

Trending News

JOKOWI DAPAT DIHUKUM MATI

JOKOWI DAPAT DIHUKUM MATI

August 24, 2024
Analisis Kemungkinan yang Terjadi pada Prabowo Subianto, Presiden Terpilih, dalam Konteks Hubungan dengan Jokowi

Analisis Kemungkinan yang Terjadi pada Prabowo Subianto, Presiden Terpilih, dalam Konteks Hubungan dengan Jokowi

July 6, 2024
Usia 70 Tahun Bukan Lanjut Usia – “Orang yang Beruntung”

Usia 70 Tahun Bukan Lanjut Usia – “Orang yang Beruntung”

June 30, 2024

Munira News

Munira
Cakrawala Dunia

Menu

  • About Us
  • ad
  • Home

Categories

  • Arts
  • Business
  • Crime
  • Cross Cultural
  • Destination
  • Education
  • Ekonomi
  • Environment
  • Fashion
  • Figure
  • Fiksi
  • Global
  • Health
  • Japan
  • Justice
  • News
  • Opinion
  • Politic
  • Science
  • Sponsor
  • Spritual
  • Technology
  • Uncategorized

Tags

Flap Barrier Swing Barrier

Recent Posts

  • Mencintai Tanpa Memiliki, Melepas Tanpa Membenci
  • Sesal Itu Datang Saat Hening
  • News
  • Politic
  • Opinion
  • Cross Cultural
  • Education
  • Fashion
  • Health
  • Destination
  • Global
  • Sponsor

© 2023 Munira

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Cross Cultural
  • Opinion
  • Politic
  • Global
  • Sponsor
  • Education
  • Fashion

© 2023 Munira