Munira News
  • News
    • Fusilat News
  • Politic
  • Opinion
  • Cross Cultural
  • Education
  • Fashion
  • Health
  • Destination
  • Global
  • Sponsor
No Result
View All Result
Munira News
  • News
    • Fusilat News
  • Politic
  • Opinion
  • Cross Cultural
  • Education
  • Fashion
  • Health
  • Destination
  • Global
  • Sponsor
No Result
View All Result
Munira News
No Result
View All Result
ADVERTISEMENT
Home Education

Klaim Kesucian Keturunan: Menelisik Pernyataan Habib dalam Terang Keadilan Islam

munira by munira
June 20, 2024
in Education, Opinion
0
Share on FacebookShare on Twitter

Belakangan ini, pernyataan yang dikisahkan ulang oleh Rhoma Irama tentang seorang habib yang mengatakan berdasarkan ceramah yang ia dengar, sang habib berlogat Betawi dan menyebut keturunan Nabi sudah pasti ahli surga. “Ini habib Betawi nih, dia itu keturunan nabi, jangan disakiti, jangan diomelin, biarin aja, dia itu ahli surga, gitu kan?” terangnya. Pernyataan ini telah menjadi viral dan menuai banyak perhatian publik. Ucapan ini menimbulkan banyak kritik karena bertentangan dengan prinsip-prinsip keadilan dan ajaran Islam yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Rasulullah SAW, dalam sebuah hadits yang terkenal, pernah bersabda, “Jika anakku mencuri, akan kupotong tangannya oleh aku sendiri.” Ucapan ini menunjukkan bahwa Nabi Muhammad SAW menekankan keadilan tanpa pandang bulu, bahkan terhadap keluarganya sendiri. Prinsip ini menegaskan bahwa setiap individu bertanggung jawab atas perbuatannya, terlepas dari garis keturunannya.

Pernyataan yang dikisahkan oleh Rhoma Irama tersebut seolah-olah memberikan kekebalan kepada seseorang hanya karena ia keturunan nabi, yang jelas bertentangan dengan ajaran dasar Islam. Dalam Islam, setiap manusia dinilai berdasarkan amal perbuatannya, bukan berdasarkan keturunan atau status sosialnya. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an, “Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa di antara kamu.” (QS. Al-Hujurat: 13).

Klaim bahwa keturunan nabi memiliki kekebalan dosa adalah ilusi yang menyesatkan. Ia menciptakan jurang ketidakadilan, menebar benih perpecahan di antara umat. Di hadapan Allah, semua manusia sama. Tak ada istimewa, tak ada kekebalan dari dosa hanya karena garis keturunan. Setiap tindakan, setiap amal, menjadi penentu di akhirat kelak.

Dalam dunia yang penuh dengan godaan, kita harus kembali pada inti ajaran, pada cerminan Rasulullah SAW. Mereka yang mengaku dekat dengan nabi seharusnya menjadi teladan, menunjukkan jalan lurus melalui kebaikan dan ketakwaan. Bukan menyebar klaim kesucian yang melunturkan keadilan.

Masyarakat harus diajak memahami, bahwa yang terpenting adalah amal dan ketaatan. Bahwa surga bukan warisan yang bisa diturunkan, tapi hadiah yang harus diperjuangkan. Melalui doa dan usaha, melalui amal yang tulus, kita mengukir jalan menuju ridha-Nya.

Kepada mereka yang terhanyut dalam klaim tak beralasan, ingatlah sabda nabi, dan kembalilah pada jalan keadilan. Kita adalah sama, berdiri di bawah langit yang sama, menghadap kepada Allah yang sama. Biarlah keadilan menjadi cahaya dalam kegelapan, membimbing langkah kita menuju kebenaran.

**Referensi Berita:**

Kritik Terhadap Pernyataan Habib: Membedah Klaim Kesucian Berdasarkan Keturunan

Share this:

  • Facebook
  • X
ADVERTISEMENT
Previous Post

Hukum Karma dalam Cahaya Iman

Next Post

Multilingual Proficiency: A Scientific Inquiry

munira

munira

Related Posts

Berpisah dari Tuhan: Generasi Baru, Keyakinan Baru

Berpisah dari Tuhan: Generasi Baru, Keyakinan Baru

by munira
May 17, 2025
0

Di banyak negara, tempat ibadah tak lagi sesak oleh suara-suara muda. Barisan bangku kosong di gereja, kuil, atau vihara menjadi...

Saat Senja Menyapa: Nasehat untuk Usia Senja

Cinta yang Tak Masuk Kitab Fikih

by munira
May 17, 2025
0

Apakah Rasulullah Saw. ketika menikah dengan Siti Khadijah menggunakan rukun nikah seperti yang kita kenal hari ini? Tentu saja. Tapi...

Ketika Kecerdasan Berbunga: Antara Kewajiban, Kenikmatan, dan Kejernihan Jiwa

by munira
May 5, 2025
0

Sebagian besar manusia hidup dalam pola yang membelenggu. Mereka terperangkap dalam keharusan, dalam tugas, dalam rutinitas yang tidak dipilih, tidak...

Jeruk, Estetika, dan Mentalitas Bangsa

Jeruk, Estetika, dan Mentalitas Bangsa

by munira
May 3, 2025
0

"Ini walau kulitnya seperti ini, isinya manis, enak, Bu," kata seorang pedagang jeruk di pasar tradisional Indonesia. Kalimat itu sederhana,...

Next Post
Multilingual Proficiency: A Scientific Inquiry

Multilingual Proficiency: A Scientific Inquiry

Bahasa Persahabatan: Bukan Kata-kata, Melainkan Makna

Bahasa Persahabatan: Bukan Kata-kata, Melainkan Makna

Please login to join discussion

Trending News

JOKOWI DAPAT DIHUKUM MATI

JOKOWI DAPAT DIHUKUM MATI

August 24, 2024
Analisis Kemungkinan yang Terjadi pada Prabowo Subianto, Presiden Terpilih, dalam Konteks Hubungan dengan Jokowi

Analisis Kemungkinan yang Terjadi pada Prabowo Subianto, Presiden Terpilih, dalam Konteks Hubungan dengan Jokowi

July 6, 2024
Usia 70 Tahun Bukan Lanjut Usia – “Orang yang Beruntung”

Usia 70 Tahun Bukan Lanjut Usia – “Orang yang Beruntung”

June 30, 2024

Munira News

Munira
Cakrawala Dunia

Menu

  • About Us
  • ad
  • Home

Categories

  • Arts
  • Business
  • Crime
  • Cross Cultural
  • Destination
  • Education
  • Ekonomi
  • Environment
  • Fashion
  • Figure
  • Fiksi
  • Global
  • Health
  • Japan
  • Justice
  • News
  • Opinion
  • Politic
  • Science
  • Sponsor
  • Spritual
  • Technology
  • Uncategorized

Tags

Flap Barrier Swing Barrier

Recent Posts

  • Berpisah dari Tuhan: Generasi Baru, Keyakinan Baru
  • Cinta yang Tak Masuk Kitab Fikih
  • News
  • Politic
  • Opinion
  • Cross Cultural
  • Education
  • Fashion
  • Health
  • Destination
  • Global
  • Sponsor

© 2023 Munira

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Cross Cultural
  • Opinion
  • Politic
  • Global
  • Sponsor
  • Education
  • Fashion

© 2023 Munira