Munira News
  • News
    • Fusilat News
  • Politic
  • Opinion
  • Cross Cultural
  • Education
  • Fashion
  • Health
  • Destination
  • Global
  • Sponsor
No Result
View All Result
Munira News
  • News
    • Fusilat News
  • Politic
  • Opinion
  • Cross Cultural
  • Education
  • Fashion
  • Health
  • Destination
  • Global
  • Sponsor
No Result
View All Result
Munira News
No Result
View All Result
ADVERTISEMENT
Home Justice

Menjelaskan Kelakuan Isarel : ” Anak yang Kita Bunuh Akan Tumbuh Menjadi Teroris: Alasan Nazi di Pengadilan Nürnberg”

munira by munira
June 7, 2024
in Justice, Opinion
0
Share on FacebookShare on Twitter

“Anak yang kita bunuh akan tumbuh menjadi teroris,” begitu alasan yang terdengar di ruang pengadilan Nürnberg. Kalimat itu, seperti angin dingin yang menusuk hingga tulang, membawa kita pada sejarah kelam yang mencengkeram jiwa. Alasan yang menggema dengan nada kebengisan, seolah mencoba membenarkan tindakan yang tak dapat dibenarkan oleh nurani.

Di bawah bayang-bayang kehancuran, Nazi mencari pembenaran atas kekejian yang mereka perbuat. Dengan tanpa malu, mereka mengklaim bahwa membunuh anak-anak adalah tindakan pencegahan, upaya mencegah tumbuhnya benih teror di masa depan. Namun, apakah manusia begitu sederhana hingga tak lebih dari sekadar benih yang dapat ditebang sebelum berbuah?

Di pengadilan Nürnberg, kebenaran berjuang untuk terungkap, meskipun tertutup oleh kabut kebohongan. Dunia menyaksikan dengan mata terbelalak, mendengarkan alasan yang seakan berasal dari kedalaman neraka. Alasan yang mengingatkan kita betapa kejamnya hati yang telah kehilangan kemanusiaan.

Kata-kata itu, “Anak yang kita bunuh akan tumbuh menjadi teroris,” hanyalah topeng yang menutupi wajah kebencian. Sebuah dalih yang dipakai untuk menutupi darah yang mengalir dari tindakan yang tak berperikemanusiaan. Mereka lupa bahwa setiap jiwa yang mereka renggut adalah harapan yang hancur, masa depan yang dirampas, cinta yang tak pernah terwujud.

Dalam gelapnya sejarah, kita diingatkan bahwa alasan-alasan ini adalah jerat yang membelenggu hati. Kita diingatkan untuk tak pernah jatuh dalam perangkap kebencian yang sama, untuk selalu melihat kemanusiaan dalam setiap individu, tak peduli bagaimana masa depan mereka mungkin terlihat.

Pengadilan Nürnberg mengukir pelajaran penting: bahwa alasan tidak dapat menghapus dosa, bahwa kemanusiaan harus selalu menang melawan kebencian. Anak-anak yang mereka bunuh bukanlah teroris, melainkan korban dari ketidakadilan dan kekejaman. Sejarah akan selalu mengingat bahwa alasan yang diberikan Nazi hanyalah cermin dari kebobrokan moral yang merajalela.

Marilah kita menjaga agar alasan-alasan seperti itu tak pernah lagi mengotori dunia kita. Mari kita hargai setiap kehidupan, setiap potensi, dan setiap masa depan dengan penuh cinta dan pengertian. Karena pada akhirnya, kemanusiaan adalah cermin sejati dari jiwa kita.

Share this:

  • Facebook
  • X
ADVERTISEMENT
Previous Post

Kekuatan Membaca Wajah: Mengungkap Rahasia Koneksi Manusia

Next Post

That child we killed would’ve grown up to become a terrorist” was the Nazis’ excuse in the Nürnberg trials

munira

munira

Related Posts

Ketika Kecerdasan Berbunga: Antara Kewajiban, Kenikmatan, dan Kejernihan Jiwa

by munira
May 5, 2025
0

Sebagian besar manusia hidup dalam pola yang membelenggu. Mereka terperangkap dalam keharusan, dalam tugas, dalam rutinitas yang tidak dipilih, tidak...

Jeruk, Estetika, dan Mentalitas Bangsa

Jeruk, Estetika, dan Mentalitas Bangsa

by munira
May 3, 2025
0

"Ini walau kulitnya seperti ini, isinya manis, enak, Bu," kata seorang pedagang jeruk di pasar tradisional Indonesia. Kalimat itu sederhana,...

Melayang Seperti Elang: Falsafah Kepemimpinan dari Langit Tinggi

Melayang Seperti Elang: Falsafah Kepemimpinan dari Langit Tinggi

by munira
May 3, 2025
0

Dalam sunyi langit yang tak berujung, seekor elang mengepakkan sayapnya, memecah batas cakrawala, dan menari di antara awan. Ia tidak...

Menjadi Pohon: Sebuah Perjalanan Menembus Diri

Menjadi Pohon: Sebuah Perjalanan Menembus Diri

by munira
May 2, 2025
0

Apa itu hidup, jika bukan perjalanan memahami diri sendiri? Setiap langkah, setiap detik, bukan tentang dunia di luar sana—tetapi tentang...

Next Post

That child we killed would've grown up to become a terrorist" was the Nazis' excuse in the Nürnberg trials

Pelukan Seorang Ibu: Suaka Cinta dan Perlindungan

Please login to join discussion

Trending News

JOKOWI DAPAT DIHUKUM MATI

JOKOWI DAPAT DIHUKUM MATI

August 24, 2024
Analisis Kemungkinan yang Terjadi pada Prabowo Subianto, Presiden Terpilih, dalam Konteks Hubungan dengan Jokowi

Analisis Kemungkinan yang Terjadi pada Prabowo Subianto, Presiden Terpilih, dalam Konteks Hubungan dengan Jokowi

July 6, 2024
Usia 70 Tahun Bukan Lanjut Usia – “Orang yang Beruntung”

Usia 70 Tahun Bukan Lanjut Usia – “Orang yang Beruntung”

June 30, 2024

Munira News

Munira
Cakrawala Dunia

Menu

  • About Us
  • ad
  • Home

Categories

  • Arts
  • Business
  • Crime
  • Cross Cultural
  • Destination
  • Education
  • Ekonomi
  • Environment
  • Fashion
  • Figure
  • Fiksi
  • Global
  • Health
  • Japan
  • Justice
  • News
  • Opinion
  • Politic
  • Science
  • Sponsor
  • Spritual
  • Technology
  • Uncategorized

Tags

Flap Barrier Swing Barrier

Recent Posts

  • Ketika Kecerdasan Berbunga: Antara Kewajiban, Kenikmatan, dan Kejernihan Jiwa
  • Jeruk, Estetika, dan Mentalitas Bangsa
  • News
  • Politic
  • Opinion
  • Cross Cultural
  • Education
  • Fashion
  • Health
  • Destination
  • Global
  • Sponsor

© 2023 Munira

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Cross Cultural
  • Opinion
  • Politic
  • Global
  • Sponsor
  • Education
  • Fashion

© 2023 Munira