Reuters menurunkan berita dengan judul “Calon presiden Indonesia mendapat kecaman ketika saingannya menyerang rencana pertahanan”, ditulis oleh Ananda Teresia dan Bernadette Christina. Dalam leadnya, mereka memulai dengan kalimat seperti ini “Calon presiden Indonesia, Prabowo Subianto, mengalami serangkaian serangan dalam debat pemilu yang memanas pada hari Minggu, dimana kedua lawannya menargetkan strategi pengadaan militernya sebagai menteri pertahanan, menyebutnya ceroboh dan boros”.
Sepertinya, dalam pandangan penulisnya, Prabowo dinilai kewalahan, menerima serangan pertanyaan dari kedua lawannya. Prabowo, mantan komandan pasukan khusus, memimpin dengan kuat dalam jajak pendapat untuk pemilu 14 Februari. Namun, upaya modernisasi militernya menuai kritik dalam siaran televisi kedua yang berfokus pada keamanan dan geopolitik.
Mantan Gubernur Jakarta Anies Baswedan mengecam rencana Prabowo untuk membeli peralatan militer bekas, termasuk armada jet tempur Mirage 2000-5 dari Qatar, dan menuduh kementerian pertahanan gagal melindungi diri dari peretas yang tahun lalu mengancam akan membocorkan informasi rahasia.
Ironisnya Kementerian Pertahanan diretas, kata Anies. “Anggaran sebesar 700 triliun rupiah ($45,13 miliar) tidak dapat digunakan untuk menampungnya. Sebaliknya, digunakan untuk membeli peralatan militer bekas.”
Kandidat dari partai berkuasa, Ganjar Pranowo, yang mengenakan jaket bomber bergaya Angkatan Udara untuk menghadiri debat tersebut mengatakan bahwa kesepakatan jet tempur, yang telah ditunda oleh pemerintah karena masalah anggaran, adalah “perencanaan yang sembrono”.
Negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara ini tertinggal dibandingkan negara-negara lain di kawasan ini dalam hal pembelanjaan pertahanan selama satu dekade terakhir dalam kaitannya dengan produk domestik bruto.
Prabowo membenarkan strategi untuk membeli perangkat keras bekas sebagai hal yang penting dalam memodernisasi angkatan bersenjata, dan menambahkan bahwa jet berusia 15 tahun tersebut memiliki umur 25 hingga 30 tahun.
Narasi penggunaan alat bekas menurut saya menyesatkan. Yang penting jam terbang, ujarnya.
“Pada kenyataannya, kita memerlukan peralatan untuk menutupi kesenjangan yang ada saat ini,” katanya, seraya menambahkan bahwa jet baru membutuhkan waktu lebih lama untuk tiba dan tidak semua data rahasia pertahanan dapat diungkapkan kepada publik.
Presiden Joko Widodo pada hari Senin seperti dikutip oleh media lokal mengatakan bahwa data tersebut bersifat rahasia “karena terkait dengan strategi besar negara,” dan menambahkan bahwa masyarakat kecewa dengan serangan pribadi yang dilancarkan dalam perdebatan tersebut.
Presiden tidak menyebutkan siapa yang melancarkan serangan tersebut.
Sebagian besar jajak pendapat menunjukkan Anies bersaing ketat dengan Ganjar, meskipun terpaut jauh dari kandidat utama, Prabowo, yang memilih Gibran Rakabuming Raka, putra Presiden Joko Widodo, sebagai pasangannya.
Anies mengatakan pilihan tersebut menunjukkan bahwa Prabowo telah “mengkompromikan standar etika”, setelah Gibran menjadi satu-satunya penerima manfaat dari putusan pengadilan yang mengubah aturan kelayakan hanya beberapa hari setelah pendaftaran pemilu.
Para kandidat juga ditanya bagaimana mereka akan mengatasi perselisihan yang sudah berlangsung lama mengenai Laut Cina Selatan.
Prabowo mengatakan Indonesia membutuhkan teknologi yang lebih baik untuk mempertahankan wilayahnya, sementara Anies mengatakan Indonesia harus menjadi pemimpin yang dominan di Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), untuk memastikan posisi bersama.
Ganjar mengusulkan peninjauan kembali pendekatan pengambilan keputusan yang banyak dikritik oleh blok tersebut dan mengatakan bahwa perjanjian tahun 2002 antara Tiongkok dan negara-negara ASEAN untuk menghindari perselisihan maritim telah gagal.
“Inisiatif ini bisa kita ambil melalui perjanjian sementara untuk menghindari risiko yang lebih tinggi,” kata Ganjar tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Belakangan muncul berita yang kini sedang viral, yang meminta Prabowo mengklarifikasi telah menerima sejumlah uang dari kontrak beli pesawat Mirage tersebut.
Pengamat Militer dan Pertahanan Connie Rahakundini Bakrie meminta kepada Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto untuk segera klarifikasi soal isu pengusutan lembaga anti korupsi Uni Eropa (GRECO) terkait pembelian 12 pesawat tempur Mirage 2000-5 yang sudah batal.
Namun ada informasi mengenai dana fee yang sudah kadung diterima sebesar USD20 juta. Connie mengatakan hal itu saat ditanya wartawan mengenai beredarnya artikel ditulis oleh Jhon William yang diunggah di websiter Meta Nex dan MSN, menyangkut masalah tersebut pada Jumat (9/2/2024).
Connie Minta Prabowo Klarifikasi “Sekali lagi kita menuntut saja sekarang untuk mengklarifikasi sendiri mungkin Pak Prabowo Subianto dipertanyakan. Karena di berita yang beredar itu dan diplomatic paper yang kita terima dan kawat yang kita terima adalah sekitar 40 persen dari komisi sudah diterima beliau di Qatar dengan dibawa jet pribadi,” ujar Connie dalam keterangannya, Sabtu (10/2/2024).
Bagi Connie, hal itu yang paling mungkin dilakukan. Semua tahu bahwa rencana pengadaan Mirage bekas itu sudah batal. Namun walau sekarang sudah batal, European Investigative Order (EIO) takkan berhenti karena ada dugaan penggelapan maupun mark up. “EIO ini sangat correct terhadap kasus-kasus seperti ini. Jadi alutsista itu sangat hati-hati, jadi masalah ada penggelapan, ada mark up, itu sangat hati-hati,” ucap Connie.
“Masalahnya sekarang ada dokumen bocor dari Ceko, setahu saya kan begitu, bahwa dokumen itu bocor kemudian terdeteksi. Setahu saya lagi EIO sudah mengirimkan ke kawat Kedutaan Besar di Jakarta mempertanyakan. Jadi sekarang yang dalam bahaya adalah EIO itu akan membongkar pasti, kenapa urutannya apa, apalagi kalau kita baca dokumennya,” sambungnya.