Munira News
  • News
    • Fusilat News
  • Politic
  • Opinion
  • Cross Cultural
  • Education
  • Fashion
  • Health
  • Destination
  • Global
  • Sponsor
No Result
View All Result
Munira News
  • News
    • Fusilat News
  • Politic
  • Opinion
  • Cross Cultural
  • Education
  • Fashion
  • Health
  • Destination
  • Global
  • Sponsor
No Result
View All Result
Munira News
No Result
View All Result
ADVERTISEMENT
Home Uncategorized

Testimoni untuk Gelar Profesor kepada Pak Syarief Makhya

munira by munira
July 9, 2024
in Uncategorized
0
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh : Oyos Saroso H N

Tadi siang, saya berkesempatan memberikan kesaksian untuk penghargaan gelar profesor dari Universitas Lampung kepada Pak Syarief Makhya. Di tengah isu skandal gelar profesor yang mencuat di sejumlah perguruan tinggi di Indonesia, saya percaya gelar ini sangat pantas untuk Pak Syarief. Bahkan, menurut saya, gelar tersebut datang terlambat.

Saya pertama kali mengenal Pak Syarief pada tahun 1997, saat saya tiba di Lampung untuk menjadi redaktur opini di koran Lampung Post. Saat itu, Pak Syarief telah banyak menulis karya ilmiah populer atau opini di media massa, meskipun baru meraih gelar master. Sejak saat itu, ia terus konsisten menulis opini mengenai tata pemerintahan, otonomi daerah, politik lokal, dan berbagai isu aktual hingga hari ini.

Pak Syarief tidak hanya aktif menulis, tetapi juga berkiprah langsung bersama masyarakat. Ia terlibat dalam berbagai aksi dan praktik untuk mewujudkan demokrasi di Lampung. Salah satu kontribusinya adalah keterlibatannya dalam Forum Demokrasi yang dirintis oleh Lampung Post dan dilanjutkan oleh koran Trans Sumatera pada periode 1998 hingga 2021.

Pak Syarief adalah narasumber yang kredibel dan kawan diskusi yang baik. Ia selalu siap membantu merealisasikan aksi-aksi dari kawan-kawan jaringan NGO prodemokrasi, terutama pada masa-masa awal era reformasi hingga kini. Keberadaannya sangat membantu dan memberikan pencerahan yang berarti bagi gerakan prodemokrasi di Lampung.

Jika kita menilik kembali sejak tahun 1997, Pak Syarief telah menulis tanpa henti selama 26 tahun. Ia bukanlah tipe akademikus yang hanya mengejar gelar dengan menulis banyak di jurnal internasional. Namun, Pak Syarief adalah akademikus yang mumpuni dan memiliki kontribusi nyata. Gelar profesor seharusnya sudah ia raih sejak lama.

Saat ini, mencari akademikus yang tangguh seperti Pak Syarief Makhya, yang memiliki “napas panjang” untuk terus menulis di media massa, sangatlah sulit. Saya belum menemukan akademikus muda atau setidaknya lebih junior di Lampung yang mampu mengimbangi konsistensi dan kualitas tulisan Pak Syarief dalam memberikan pencerahan kepada publik.

Oleh karena itu, saya yakin bahwa pemberian gelar profesor kepada Pak Syarief Makhya adalah sebuah penghargaan yang sangat layak dan patut diberikan. Semoga dengan gelar ini, Pak Syarief semakin termotivasi untuk terus berkarya dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan dunia akademik.

Share this:

  • Facebook
  • X
ADVERTISEMENT
Previous Post

Lebih Baik Jadi Setan Yang Bersatu Dengan kebenaran, daripada Jadi Malaikat Yang Bersatu Dengan Kebohongan.

Next Post

Ulah Oknum Polisi dalam Penegakan Hukum: Potret dari Peristiwa Pembunuhan di Cirebon (Vina) dan Padang (Afif Maulana)

munira

munira

Related Posts

Jeruji yang Kita Bangun Sendiri

Jeruji yang Kita Bangun Sendiri

by munira
May 2, 2025
0

Apa pun keadaan hidupmu saat ini — perceraian, kehilangan, kegagalan, kehancuran — bahkan bila dunia seolah runtuh di sekelilingmu, ketahuilah:...

Syurga Itu Mahal Sekali – Tiket Terakhir Bernama “La ilaha illallah”

by munira
April 29, 2025
0

Tak ada janji yang lebih indah, dan tak ada harga yang lebih mahal. Syurga, dalam keyakinan seorang Muslim, bukanlah sekadar...

Dalam Sepasang Simbol Kasih: Melati dan Mawar

Kecantikan dan Keanggunanmu Laksana Mawar Merah.

by munira
March 10, 2025
0

Dirimu indah seindah bunga mawar merah. Mawar yang harum dan mewangi.. Mawar merah lambang cinta abadi. Kuhadiahkan mawar merah untuk...

Sandiwara Kedustaan di Istana

Sandiwara Kedustaan di Istana

by munira
March 8, 2025
0

Langit malam tak lagi sekadar gelap, tetapi menyimpan bisikan-bisikan dusta yang bergema di lorong-lorong kekuasaan. Istana berdiri megah, namun di...

Next Post
Ulah Oknum Polisi dalam Penegakan Hukum: Potret dari Peristiwa Pembunuhan di Cirebon (Vina) dan Padang (Afif Maulana)

Ulah Oknum Polisi dalam Penegakan Hukum: Potret dari Peristiwa Pembunuhan di Cirebon (Vina) dan Padang (Afif Maulana)

Dasar yang Kokoh Mampu Menopang Beban Yang Berat

Dasar yang Kokoh Mampu Menopang Beban Yang Berat

Please login to join discussion

Trending News

JOKOWI DAPAT DIHUKUM MATI

JOKOWI DAPAT DIHUKUM MATI

August 24, 2024
Analisis Kemungkinan yang Terjadi pada Prabowo Subianto, Presiden Terpilih, dalam Konteks Hubungan dengan Jokowi

Analisis Kemungkinan yang Terjadi pada Prabowo Subianto, Presiden Terpilih, dalam Konteks Hubungan dengan Jokowi

July 6, 2024
Usia 70 Tahun Bukan Lanjut Usia – “Orang yang Beruntung”

Usia 70 Tahun Bukan Lanjut Usia – “Orang yang Beruntung”

June 30, 2024

Munira News

Munira
Cakrawala Dunia

Menu

  • About Us
  • ad
  • Home

Categories

  • Arts
  • Business
  • Crime
  • Cross Cultural
  • Destination
  • Education
  • Ekonomi
  • Environment
  • Fashion
  • Figure
  • Fiksi
  • Global
  • Health
  • Japan
  • Justice
  • News
  • Opinion
  • Politic
  • Science
  • Sponsor
  • Spritual
  • Technology
  • Uncategorized

Tags

Flap Barrier Swing Barrier

Recent Posts

  • Berpisah dari Tuhan: Generasi Baru, Keyakinan Baru
  • Cinta yang Tak Masuk Kitab Fikih
  • News
  • Politic
  • Opinion
  • Cross Cultural
  • Education
  • Fashion
  • Health
  • Destination
  • Global
  • Sponsor

© 2023 Munira

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Cross Cultural
  • Opinion
  • Politic
  • Global
  • Sponsor
  • Education
  • Fashion

© 2023 Munira