Ada seorang nenek naik lift ke lantai 6. Ketika di lantai 3, seorang gadis cantik masuk lift dengan aroma yang sangat wangi.
Nenek: “Duh, Neng, wangi amat?”
Gadis: “Bulgari, Nek, 2 juta sebotol.”
Nenek tersenyum dan mengangguk. Tak lama, di lantai 4, seorang gadis cantik lainnya masuk lift, dengan aroma yang lebih wangi dari gadis sebelumnya.
Nenek: “Neng, koq wangi banget kayak neng yang ini?”
Gadis 2: “Gucci, Nek, 5 juta sebotol.”
Nenek tersenyum lagi, kali ini lebih lebar. Lift terus naik, dan ketika hampir sampai di lantai 6, tiba-tiba si nenek kentut. Bau busuk segera memenuhi lift dan membuat kedua gadis itu menutup hidung mereka, nyaris muntah.
Gadis 1 dan 2: “Nek, kentutnya koq bau banget?”
Sambil keluar lift dengan langkah mantap, si nenek menjawab: “Ubi Cilembu, Neng, 7 ribu sekilo.”
Kedua gadis itu terdiam sejenak, wajah mereka tercengang. Tapi cerita tidak berhenti di situ. Si nenek, sambil melenggang dengan bangga, berhenti sejenak di pintu lift dan berkata, “Kalau neng mau yang lebih mahal lagi, coba durian montong. Satu butir bisa lebih dari 100 ribu, neng!”
Kedua gadis itu saling berpandangan, mencoba menahan tawa, namun akhirnya terpingkal-pingkal. Mereka tidak bisa menahan diri melihat nenek dengan selera humornya yang luar biasa. Sementara itu, si nenek dengan tenang melanjutkan perjalanannya, merasa menang dalam perang aroma yang tidak terduga di dalam lift tersebut.
Cerita ini memuat banyak makna dan pelajaran yang bisa diambil, di antaranya:
1. **Humor sebagai alat untuk meredakan ketegangan**: Nenek dalam cerita ini menggunakan humor untuk merespons situasi yang tidak nyaman. Ini menunjukkan bagaimana humor bisa menjadi alat yang efektif untuk meredakan ketegangan dan membuat situasi yang canggung menjadi lebih ringan.
2. **Kesederhanaan versus kemewahan**: Cerita ini juga menggarisbawahi kontras antara kesederhanaan dan kemewahan. Kedua gadis membanggakan parfum mahal mereka, sementara si nenek dengan lucu dan bangga mengandalkan hal sederhana seperti ubi Cilembu. Ini mengingatkan kita bahwa tidak semua hal harus mahal untuk menjadi berharga atau berkesan.
3. **Menghargai diri sendiri**: Nenek dalam cerita ini menunjukkan rasa percaya diri yang tinggi dan tidak merasa minder di hadapan gadis-gadis yang lebih muda dan berpenampilan mewah. Ini mengajarkan kita untuk selalu menghargai diri sendiri, apapun kondisi atau latar belakang kita.
4. **Kecerdasan emosional**: Nenek menunjukkan kecerdasan emosional dengan caranya menanggapi situasi dengan santai dan humoris. Dia tidak marah atau merasa tersinggung oleh sikap para gadis, melainkan merespons dengan cara yang membuat semua orang tertawa dan merasa nyaman.
Secara keseluruhan, cerita ini menyampaikan pesan bahwa kesederhanaan dan humor dapat menjadi senjata yang ampuh dalam berbagai situasi, serta pentingnya menghargai diri sendiri dan tidak terlalu serius dalam menghadapi hal-hal kecil dalam hidup.