Ini pengalaman pribadi. Ketika saya bepergian ke luar negeri beberapa waktu lalu, saya mengalami momen yang sangat tidak menyenangkan: ketinggalan kabel data charger HP saya. Sebuah benda kecil, yang seringkali kita anggap remeh, ternyata memiliki dampak yang begitu besar pada kenyamanan dan ketenangan saya. Rasanya seolah-olah seluruh dunia saya goyah. Resah, gelisah, dan risau tak karuan menyelimuti pikiran saya. Mungkin disebabkan karena semua data penting, informasi, dan kenyamanan perjalanan saya bergantung pada berfungsi tidaknya HP tersebut. Pengalaman ini mengingatkan saya pada situasi di mana seseorang yang sangat bergantung pada sesuatu mendapati dirinya tiba-tiba kehilangannya. Misalnya, bagaimana bayangkan bagaimana jika Presiden Jokowi kehilangan jabatannya?
HP bagi saya, seperti jabatan bagi Jokowi, adalah pusat kendali dan sumber informasi. Seluruh data, dari nomor kontak hingga agenda harian, tersimpan di dalamnya. Begitu pula dengan seorang pemimpin negara, yang memiliki akses ke berbagai sumber informasi penting, intelijen, dan data-data krusial lainnya. Kehilangan akses ini bisa berarti kehilangan kemampuan untuk menjalankan fungsi dengan baik dan efisien.
Seperti halnya saya yang panik ketika HP tidak dapat berfungsi, seorang pemimpin yang kehilangan jabatannya mungkin akan merasakan kekosongan dan ketidakpastian. Seluruh aktivitas yang biasa dijalankan dengan mudah dan cepat kini menjadi sulit dan terhambat. Segala rencana dan kebijakan yang ingin diimplementasikan bisa terhenti karena tidak lagi memiliki kendali penuh.
Dalam perjalanan tanpa charger, saya merasa seperti terjebak dalam situasi yang tidak familiar dan tidak nyaman. Rasa ketidakberdayaan dan ketidakpastian merajalela, dan setiap upaya untuk menemukan solusi seolah-olah menghadapi jalan buntu. Sama halnya, tanpa jabatan, seorang pemimpin yang biasa memegang kendali mungkin akan merasa kehilangan arah dan tidak tahu harus melangkah ke mana.
Pengalaman tersebut juga mengajarkan saya betapa pentingnya persiapan dan kesadaran akan hal-hal kecil yang sering kita anggap remeh. Kehidupan modern kita sangat bergantung pada teknologi, dan seringkali kita baru menyadari betapa pentingnya sesuatu ketika kita kehilangannya. Seperti itulah, seorang pemimpin yang terlalu bergantung pada jabatannya mungkin tidak menyadari betapa rentannya posisi tersebut sampai akhirnya kehilangan itu terjadi.
Di sisi lain, kehilangan ini bisa menjadi pelajaran berharga. Dalam situasi saya, kehilangan charger mengajarkan saya untuk lebih siap dan berhati-hati di masa depan. Bagi seorang pemimpin, kehilangan jabatan bisa menjadi momen refleksi dan pembelajaran, untuk memahami pentingnya adaptasi dan kesiapan menghadapi perubahan.
Seperti perjalanan saya yang akhirnya menemukan cara untuk mengisi daya HP dengan membeli charger baru. Seorang pemimpin yang kehilangan jabatannya juga harus menemukan cara baru untuk tetap relevan dan berkontribusi. Mereka harus belajar untuk beradaptasi dengan keadaan baru dan mencari cara untuk terus berfungsi dan memberikan dampak positif meskipun tanpa jabatan formal.
Dengan demikian, kehilangan charger HP saya bisa diibaratkan seperti seorang pemimpin yang kehilangan jabatannya. Keduanya menunjukkan betapa ketergantungan pada sesuatu bisa menyebabkan ketidaknyamanan dan ketidakpastian yang besar. Namun, dengan sikap yang tepat dan kesiapan untuk belajar, situasi ini bisa menjadi peluang untuk pertumbuhan dan penemuan diri yang baru.