Dalam perjalanan hidup yang penuh liku, kegagalan adalah tamu tak diundang yang kerap hadir. Setiap kali dia datang, ada godaan untuk menyerah, merasa lelah, dan membiarkan diri tenggelam dalam kecewa. Namun, di setiap kegagalan, aku menemukan mantra yang sederhana tapi penuh makna: *Reset, Restart, Refocus.*
**RESET.**
Saat segala yang telah diupayakan terasa hancur dan sia-sia, saat jalan di depan seolah menghilang dalam kabut ketidakpastian, *reset* adalah langkah awal untuk melepaskan beban. Menghapus noda kesalahan dan kekecewaan, seperti debu yang diterbangkan angin. Dalam *reset*, aku belajar bahwa memulai kembali tak berarti melupakan, tapi memberi ruang untuk berbenah, merefleksikan diri, dan menemukan jati diri yang hilang.
**RESTART.**
Setelah *reset*, saatnya melangkah lagi. *Restart* bukan hanya sekadar mengulang dari awal, tapi menapak dengan lebih bijak dan tenang. Seperti fajar yang selalu datang setelah malam panjang, *restart* memberi harapan baru. Di sinilah aku menyusun ulang rencana, memahami bahwa setiap kegagalan adalah batu loncatan, bukan penghalang. Setiap langkah yang kutempuh kini lebih mantap, karena aku tak lagi terperangkap dalam bayang-bayang masa lalu, melainkan melangkah dengan pandangan ke depan.
**REFOCUS.**
Dalam perjalanan ini, sering kali pandangan kita teralihkan oleh kegagalan atau hal-hal yang mengaburkan tujuan. *Refocus* adalah saat untuk mengarahkan kembali visi, menyelaraskan hati dan pikiran. Di sini, aku mengingatkan diri bahwa tujuan sejati bukanlah kesempurnaan, tapi pertumbuhan. Kegagalan hanyalah rintangan kecil di tengah jalan panjang menuju pencapaian. Dengan fokus yang baru, aku tak hanya melihat ke mana aku ingin pergi, tapi juga merasakan setiap detik perjalanan dengan penuh kesadaran.
Mantra ini adalah pengingat bahwa dalam hidup, kita bukanlah makhluk yang sempurna, tapi yang terus berproses. *Reset, Restart, Refocus* adalah nyanyian batin yang membawaku keluar dari kegelapan, mengarahkan kembali pada cahaya. Dalam setiap jatuh, aku bangkit lagi, lebih kuat dan lebih bijak.
Karena pada akhirnya, kegagalan hanyalah bagian dari tarian hidup, dan selama aku terus *reset, restart, dan refocus*, aku akan selalu menemukan jalan untuk kembali berdiri.