Munira News
  • News
    • Fusilat News
  • Politic
  • Opinion
  • Cross Cultural
  • Education
  • Fashion
  • Health
  • Destination
  • Global
  • Sponsor
No Result
View All Result
Munira News
  • News
    • Fusilat News
  • Politic
  • Opinion
  • Cross Cultural
  • Education
  • Fashion
  • Health
  • Destination
  • Global
  • Sponsor
No Result
View All Result
Munira News
No Result
View All Result
ADVERTISEMENT
Home Opinion

Perilaku Jokowi Mirip Kepala Desa Bagi-bagi Beras ke Penduduk Desa Miskin

Redaksi by Redaksi
February 2, 2024
in Opinion, Politic
0
Share on FacebookShare on Twitter

Damai Hari Lubis-Pengamat Hukum & Politik Mujahid 212

Kejadian memalukan itu terjadi ketika Jokowi memberikan bantuan sembako di pinggir jalan depan istana beberapa hari yang lalu. Aksi tersebut dinilai merugikan wibawa presiden di mata anak bangsa dan dunia internasional, menggambarkan bahwa di bawah kepemimpinannya, bangsa ini terjerumus di bawah garis kemiskinan ekstrim.

Maka dapat dibenarkan serta dimaklumi komentar Jusuf Kalla yang menyatakan ;

“Bukan Ranah Presiden, bagi-bagi bansos didepan istana. Kalau bagi sembako itu pekerjaan camat”.

Komentar Jusuf Kalla yang menyatakan bahwa bagi-bagi bansos di depan istana bukan ranah presiden, melainkan tugas camat, dianggap pantas dan dimaklumi. Jusuf Kalla bahkan mencontohkan pengalaman pribadinya saat menjabat wakil presiden, di mana memberikan bantuan melalui kantor pos sudah dianggap cukup.

“Lewat kantor pos itu sudah cukup. ‘ Lagian yang lewat di depan istana ‘ adalah yang bermobil dan bermotor. Masa dikasih beras ”, kata JK.

Sementara menurut pengamat, menyoroti bahwa metode membagi-bagikan bantuan sosial dari pemerintah pusat, dalam bentuk beras, seharusnya dilakukan oleh kepala desa di halaman kantor desa selama musim paceklik dan kemarau panjang, bukan oleh camat di depan kantor camat.

Dibalik apa pun kepentingannya, bahwa perilaku Jokowi amat kentara tendensius, dalam rangka cawe-cawe demi mendukung pasangan Capres Nomor 02 yang nota bene “pembantu setianya” di Kabinet, selain pasangannya adalah Gibran Rakabumi Raka Bin Joko Widodo alias putra kandungnya.

Terlebih dukungannya, capres Prabowo, sepertinya sedang panik menghadapi pemilu Pilpres 2024, untuk yang ke-empat kalinya dia ikuti, wajar Prabowo traumatik, mengingat dua kekalahan saat capres sebelumnya serta satu kali kalah cawapres.

Saat ini, berbagai kalangan banyak yang menyerang dirinya dengan meng-ekspose keterlibatannya selaku penjahat HAM, dalam kasus penculikan aktivis tahun 1997-1998 yang memang hingga kini para korbannya sebanyak 13 orang, tidak diketahui dimana jasad dan makamnya.

Maka apakah Prabowo akan menjadi bakal capres abadi sebagai closing diusia senjanya?

Oleh karenanya amat disayangkan, jika benar perilaku presiden membagi bagikan sembako didepan istana adalah fakta? Dan realitas, sebagai tanda bangsa ini dalam keadaan melarat?

Selebihnya secara moralitas dan dari sisi hukum, segala pola tingkah laku yang ditampakkan Jokowi menghadapi Pilpres 2024. Didapati Indikasi KPU memang sengaja membiarkan Jokowi turun langsung cawe-cawe, tanpa diketahui publik apa dasar hukum Jokowi, apakah sudah mengantungi cuti dan tanpa menggunakan fasilitas negara baik anggaran negara maupun memanfaatkan istana, serta tidak menggunakan fasiltas mobilitas dalam setiap kampanyenya? Dengan tidak pernah mempergunakan kendaraan mobil, pesawat dan lain lain milik negara?

Akhirnya atas segala attitude yang Jokowi banyak menampilkan diskursus politik di tanah air, disertai gejala-gejala perkembangan politik yang aneh, akhirnya  melahirkan asumsi publik secara umum, utamanya perspektif masyarakat hukum, bahwa, “KPU dan Jokowi melakukan konspirasi kejahatan/pelanggaran sistim hukum pemilu dan pelanggaran beberapa undang-undang lainya”, paling tidak patut diduga melanggar UU. RI.No. 7 Tahun 2017 Tentang Pemilu dan UU. RI. No. 28 Tahun 1999, Tentang Penyelenggara Negara yang Bebas dari KKN Jo. UU. Jo. UU.RI. No 20 Tahun 2001. Tentang Pemberantasan TIPIKOR.

Selain itu, pengamat menyimpulkan bahwa KPU sebagai penyelenggara Pemilu 2024 terlihat tidak berlaku jujur (jurdil) dan penuh dengan kecurangan, kontradiktif dengan tugas pokok dan fungsi yang seharusnya diemban. Fenomena pelanggaran pemilu yang terungkap dan beberapa kecurangan yang diakui oleh KPU semakin memperkuat asumsi publik ini.

Share this:

  • Facebook
  • X
ADVERTISEMENT
Previous Post

Wisata Petik Buah Terbaik di Tokyo

Next Post

Mungkinkah Menteri Sri Mulyani dan Basuki Hadimulyono Mundur?

Redaksi

Redaksi

Related Posts

Ketika Kecerdasan Berbunga: Antara Kewajiban, Kenikmatan, dan Kejernihan Jiwa

by munira
May 5, 2025
0

Sebagian besar manusia hidup dalam pola yang membelenggu. Mereka terperangkap dalam keharusan, dalam tugas, dalam rutinitas yang tidak dipilih, tidak...

Jeruk, Estetika, dan Mentalitas Bangsa

Jeruk, Estetika, dan Mentalitas Bangsa

by munira
May 3, 2025
0

"Ini walau kulitnya seperti ini, isinya manis, enak, Bu," kata seorang pedagang jeruk di pasar tradisional Indonesia. Kalimat itu sederhana,...

Melayang Seperti Elang: Falsafah Kepemimpinan dari Langit Tinggi

Melayang Seperti Elang: Falsafah Kepemimpinan dari Langit Tinggi

by munira
May 3, 2025
0

Dalam sunyi langit yang tak berujung, seekor elang mengepakkan sayapnya, memecah batas cakrawala, dan menari di antara awan. Ia tidak...

Menjadi Pohon: Sebuah Perjalanan Menembus Diri

Menjadi Pohon: Sebuah Perjalanan Menembus Diri

by munira
May 2, 2025
0

Apa itu hidup, jika bukan perjalanan memahami diri sendiri? Setiap langkah, setiap detik, bukan tentang dunia di luar sana—tetapi tentang...

Next Post

Mungkinkah Menteri Sri Mulyani dan Basuki Hadimulyono Mundur?

Rumah Hancur Terkena Longsor, Warga Baduy Berharap Bantuan Donasi

Please login to join discussion

Trending News

JOKOWI DAPAT DIHUKUM MATI

JOKOWI DAPAT DIHUKUM MATI

August 24, 2024
Analisis Kemungkinan yang Terjadi pada Prabowo Subianto, Presiden Terpilih, dalam Konteks Hubungan dengan Jokowi

Analisis Kemungkinan yang Terjadi pada Prabowo Subianto, Presiden Terpilih, dalam Konteks Hubungan dengan Jokowi

July 6, 2024
Usia 70 Tahun Bukan Lanjut Usia – “Orang yang Beruntung”

Usia 70 Tahun Bukan Lanjut Usia – “Orang yang Beruntung”

June 30, 2024

Munira News

Munira
Cakrawala Dunia

Menu

  • About Us
  • ad
  • Home

Categories

  • Arts
  • Business
  • Crime
  • Cross Cultural
  • Destination
  • Education
  • Ekonomi
  • Environment
  • Fashion
  • Figure
  • Fiksi
  • Global
  • Health
  • Japan
  • Justice
  • News
  • Opinion
  • Politic
  • Science
  • Sponsor
  • Spritual
  • Technology
  • Uncategorized

Tags

Flap Barrier Swing Barrier

Recent Posts

  • Ketika Kecerdasan Berbunga: Antara Kewajiban, Kenikmatan, dan Kejernihan Jiwa
  • Jeruk, Estetika, dan Mentalitas Bangsa
  • News
  • Politic
  • Opinion
  • Cross Cultural
  • Education
  • Fashion
  • Health
  • Destination
  • Global
  • Sponsor

© 2023 Munira

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Cross Cultural
  • Opinion
  • Politic
  • Global
  • Sponsor
  • Education
  • Fashion

© 2023 Munira