Munira News
  • News
    • Fusilat News
  • Politic
  • Opinion
  • Cross Cultural
  • Education
  • Fashion
  • Health
  • Destination
  • Global
  • Sponsor
No Result
View All Result
Munira News
  • News
    • Fusilat News
  • Politic
  • Opinion
  • Cross Cultural
  • Education
  • Fashion
  • Health
  • Destination
  • Global
  • Sponsor
No Result
View All Result
Munira News
No Result
View All Result
ADVERTISEMENT
Home Education

Permohonan Maaf Senjata Dahsyat Yang Menyelamatkan

True Story Dari Perjalanan Sebagai Penulis

munira by munira
June 18, 2024
in Education, Opinion
0
Share on FacebookShare on Twitter

“Mohon Maaf – Saya Sedang Belajar Menulis,” inilah kalimat yang menyelamatkan nyawaku dari ancaman tembakan pistol yang nyaris merenggut hidupku.

Kisah ini terjadi saat aku menulis sebuah artikel untuk salah satu harian terkenal di Jawa Barat, di awal-awal karierku sebagai penulis. Artikel itu bercerita tentang bagaimana seorang mahasiswa yang sudah berkeluarga bisa membagi waktu antara mengasuh anak dan kuliahnya. Namun, saat diterbitkan, artikel tersebut disertai ilustrasi seorang mahasiswi sedang menggendong putri dari staf layout koran tersebut. Ironisnya, si mahasiswi belum menikah, dan sang ayah membaca artikel itu, murka tak terkira.

“Kapan anak saya menikah?” katanya dengan amarah yang menggelegak, khawatir tetangga sekomplek AURI akan membacanya dan salah paham. Aku memahami perasaannya, betapa reputasi keluarganya terasa terancam oleh tulisan yang tidak akurat. Saat aku datang untuk mempertanggungjawabkan kesalahan itu, pistol tergeletak di atas meja ruang tamunya, menambah ketegangan suasana. Dalam hati, aku tahu bahwa mencari kambing hitam bukanlah solusi.

Alih-alih menyalahkan siapa yang memasang foto tersebut, aku memutuskan untuk meminta maaf dengan tulus. “Saya mohon maaf. Saya sedang belajar menulis,” kataku dengan penuh penyesalan. Permohonan maaf itu bukan sekadar kata-kata, melainkan luapan ketulusan dari relung hati. Aku percaya, keikhlasan dalam permohonan maaf memiliki kekuatan yang maha dahsyat untuk meredakan kemarahan.

Dan benar saja, sang ayah, meski masih marah, akhirnya menerima permohonan maafku. Ia mencerca karena kasih sayangnya terhadap putrinya, bukan karena kebenciannya terhadapku. Kekuatanku tidak terletak pada argumen atau pembelaan diri, melainkan pada kejujuran dan kesungguhan dalam meminta maaf.

Permohonan maaf itu bagaikan cahaya yang menerangi jalan gelap, menghilangkan bayang-bayang ketakutan dan kecemasan. Itu adalah bukti bahwa ketulusan bisa mengalahkan kemarahan yang paling membara sekalipun. Dan hari itu, aku belajar bahwa dalam menghadapi kesalahan, keikhlasan dalam permohonan maaf adalah kekuatan yang tak ternilai, yang mampu menyelamatkan lebih dari sekadar reputasi—bahkan nyawa.

Share this:

  • Facebook
  • X
ADVERTISEMENT
Previous Post

Di Balik Rasa dan Derita: Sebuah Refleksi tentang Kehidupan

Next Post

Heboh Pengantin Pria di Ternate Dipukul Wali Nikah Mempelai Wanita

munira

munira

Related Posts

Agama Tuhan Itu Ringan: Angin yang Menyejukkan Hati

Agama Tuhan Itu Ringan: Angin yang Menyejukkan Hati

by munira
November 3, 2025
0

Agama sering kali terdengar berat. Kita melihatnya melalui kata-kata manusia: larangan yang menumpuk, hukum yang tak terhitung, dan dosa yang...

Die With Zero

Die With Zero

by munira
October 26, 2025
0

Ada satu gagasan yang pelan-pelan menantang cara kita memandang hidup dan uang. Bukan dari ruang kuliah ekonomi, bukan pula dari...

Saya Pasti Masuk Syurga

Saya Pasti Masuk Syurga

by munira
October 19, 2025
0

Saya ini bukan orang suci, tapi saya yakin seratus persen — bukan hanya yakin, haqul yaqin — saya pasti masuk...

Menapaki Tiga Tempat untuk Memahami Hidup

Menapaki Tiga Tempat untuk Memahami Hidup

by munira
October 13, 2025
0

Untuk benar-benar memahami apa itu hidup, kita harus mengunjungi tiga tempat: rumah sakit, penjara, dan pemakaman. Di rumah sakit, kita...

Next Post
Heboh Pengantin Pria di Ternate Dipukul Wali Nikah Mempelai Wanita

Heboh Pengantin Pria di Ternate Dipukul Wali Nikah Mempelai Wanita

Dialog Makna Mendalam: Meniti Jalan Kehidupan

Dialog Makna Mendalam: Meniti Jalan Kehidupan

Please login to join discussion

Trending News

JOKOWI DAPAT DIHUKUM MATI

JOKOWI DAPAT DIHUKUM MATI

August 24, 2024
Analisis Kemungkinan yang Terjadi pada Prabowo Subianto, Presiden Terpilih, dalam Konteks Hubungan dengan Jokowi

Analisis Kemungkinan yang Terjadi pada Prabowo Subianto, Presiden Terpilih, dalam Konteks Hubungan dengan Jokowi

July 6, 2024
Usia 70 Tahun Bukan Lanjut Usia – “Orang yang Beruntung”

Usia 70 Tahun Bukan Lanjut Usia – “Orang yang Beruntung”

June 30, 2024

Munira News

Munira
Cakrawala Dunia

Menu

  • About Us
  • ad
  • Home

Categories

  • Arts
  • Business
  • Crime
  • Cross Cultural
  • Destination
  • Education
  • Ekonomi
  • Environment
  • Fashion
  • Figure
  • Fiksi
  • Global
  • Health
  • Japan
  • Justice
  • News
  • Opinion
  • Politic
  • Science
  • Sponsor
  • Spritual
  • Technology
  • Uncategorized

Tags

Flap Barrier Swing Barrier

Recent Posts

  • Bunda Lucia Soetanto
  • Agama Tuhan Itu Ringan: Angin yang Menyejukkan Hati
  • News
  • Politic
  • Opinion
  • Cross Cultural
  • Education
  • Fashion
  • Health
  • Destination
  • Global
  • Sponsor

© 2023 Munira

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Cross Cultural
  • Opinion
  • Politic
  • Global
  • Sponsor
  • Education
  • Fashion

© 2023 Munira