Munira News
  • News
    • Fusilat News
  • Politic
  • Opinion
  • Cross Cultural
  • Education
  • Fashion
  • Health
  • Destination
  • Global
  • Sponsor
No Result
View All Result
Munira News
  • News
    • Fusilat News
  • Politic
  • Opinion
  • Cross Cultural
  • Education
  • Fashion
  • Health
  • Destination
  • Global
  • Sponsor
No Result
View All Result
Munira News
No Result
View All Result
ADVERTISEMENT
Home Education

“Yakin Banget Sampai Nabrak Tembok: Mengapa Keyakinan Buta Bisa Membuat Kita Gagal Paham”

munira by munira
May 29, 2024
in Education, Opinion
0
Share on FacebookShare on Twitter

Ketika Saya bilang ke temanmu bahwa seorang profesor dengan sejuta argumen ilmiahnya tidak ada artinya jika dilawan oleh seseorang yang tidak mempercayainya, kamu sebenarnya sedang menyentuh satu masalah besar dalam cara kita berpikir: keyakinan yang membabi buta.

Bayangkan, kita semua punya “peta keyakinan” di dalam kepala kita. Beberapa orang punya peta yang sangat rinci dengan jalan-jalan, gunung, dan sungai yang digambarkan dengan cermat berdasarkan pengalaman dan pengetahuan mereka. Tapi ada juga yang peta keyakinannya berupa gambaran sederhana—mungkin hanya sebuah garis lurus tanpa detail.

Ketika seseorang sudah punya keyakinan yang begitu kuat, dia tidak butuh peta rinci. Dia sudah merasa tahu arah mana yang harus dituju. Mau profesor, ilmuwan, atau bahkan Google Maps sekalipun menunjukkan arah yang berbeda, orang ini tidak akan bergeming. “Ini arah saya, dan saya yakin ini yang benar!” katanya.

Namun, di sinilah letak masalahnya: keyakinan yang tidak didasarkan pada pengetahuan atau ilmu, sebenarnya membunuh intelektualitas kita. Beriman atau yakin memang tidak butuh ilmu, tapi untuk membuktikan bahwa keyakinan itu salah, kita butuh ilmu yang tinggi. Bayangkan jika Galileo tidak punya ilmu untuk membuktikan bahwa Bumi mengelilingi Matahari. Kita mungkin masih percaya Bumi datar dan semua benda langit mengelilingi kita!

Keyakinan yang buta seperti ini ibarat menutup mata sambil berkata, “Saya yakin saya tidak akan menabrak apa pun.” Padahal, tanpa membuka mata dan melihat sekeliling, kita tidak tahu bahwa di depan ada tembok besar yang siap membuat kita benjol.

Lucunya, ketika seseorang sudah terlalu yakin, argumen apapun seolah hanya seperti percikan air di daun talas. Tidak menyerap, tidak masuk ke dalam pikiran. Padahal, kita perlu membuka diri untuk menerima bahwa bisa saja keyakinan kita salah.

Jadi, mari kita ambil hikmah dari hal ini: keyakinan itu penting, tapi tidak boleh membutakan. Teruslah mencari ilmu dan mempertanyakan keyakinan kita. Karena hanya dengan membuka diri dan terus belajar, kita bisa menghindari tembok besar di depan dan mungkin, menemukan jalan baru yang lebih baik.

Dengan cara ini, kita tidak hanya menjadi lebih cerdas, tapi juga lebih bijaksana dalam perjalanan hidup kita. Dan siapa tahu, mungkin di perjalanan itu, kita menemukan bahwa keyakinan yang kita pegang erat selama ini, perlu diperbaiki atau bahkan diganti. Selamat berpikir kritis dan tetap ceria!

Share this:

  • Facebook
  • X
ADVERTISEMENT
Previous Post

Memuliakan Ayah: Pahlawan yang Tak Tersenandungkan

Next Post

Cicilan Rumah 138 Tahun? Tapera ala Pemerintah Jokowi Bikin Ngakak!

munira

munira

Related Posts

Ketika Kecerdasan Berbunga: Antara Kewajiban, Kenikmatan, dan Kejernihan Jiwa

by munira
May 5, 2025
0

Sebagian besar manusia hidup dalam pola yang membelenggu. Mereka terperangkap dalam keharusan, dalam tugas, dalam rutinitas yang tidak dipilih, tidak...

Jeruk, Estetika, dan Mentalitas Bangsa

Jeruk, Estetika, dan Mentalitas Bangsa

by munira
May 3, 2025
0

"Ini walau kulitnya seperti ini, isinya manis, enak, Bu," kata seorang pedagang jeruk di pasar tradisional Indonesia. Kalimat itu sederhana,...

Melayang Seperti Elang: Falsafah Kepemimpinan dari Langit Tinggi

Melayang Seperti Elang: Falsafah Kepemimpinan dari Langit Tinggi

by munira
May 3, 2025
0

Dalam sunyi langit yang tak berujung, seekor elang mengepakkan sayapnya, memecah batas cakrawala, dan menari di antara awan. Ia tidak...

Menjadi Pohon: Sebuah Perjalanan Menembus Diri

Menjadi Pohon: Sebuah Perjalanan Menembus Diri

by munira
May 2, 2025
0

Apa itu hidup, jika bukan perjalanan memahami diri sendiri? Setiap langkah, setiap detik, bukan tentang dunia di luar sana—tetapi tentang...

Next Post
Cicilan Rumah 138 Tahun? Tapera ala Pemerintah Jokowi Bikin Ngakak!

Cicilan Rumah 138 Tahun? Tapera ala Pemerintah Jokowi Bikin Ngakak!

Menapaki Cahaya Pengetahuan: Keangkuhan dan Ketidaktahuan sebagai Musuh Manusia

Menapaki Cahaya Pengetahuan: Keangkuhan dan Ketidaktahuan sebagai Musuh Manusia

Please login to join discussion

Trending News

JOKOWI DAPAT DIHUKUM MATI

JOKOWI DAPAT DIHUKUM MATI

August 24, 2024
Analisis Kemungkinan yang Terjadi pada Prabowo Subianto, Presiden Terpilih, dalam Konteks Hubungan dengan Jokowi

Analisis Kemungkinan yang Terjadi pada Prabowo Subianto, Presiden Terpilih, dalam Konteks Hubungan dengan Jokowi

July 6, 2024
Usia 70 Tahun Bukan Lanjut Usia – “Orang yang Beruntung”

Usia 70 Tahun Bukan Lanjut Usia – “Orang yang Beruntung”

June 30, 2024

Munira News

Munira
Cakrawala Dunia

Menu

  • About Us
  • ad
  • Home

Categories

  • Arts
  • Business
  • Crime
  • Cross Cultural
  • Destination
  • Education
  • Ekonomi
  • Environment
  • Fashion
  • Figure
  • Fiksi
  • Global
  • Health
  • Japan
  • Justice
  • News
  • Opinion
  • Politic
  • Science
  • Sponsor
  • Spritual
  • Technology
  • Uncategorized

Tags

Flap Barrier Swing Barrier

Recent Posts

  • Ketika Kecerdasan Berbunga: Antara Kewajiban, Kenikmatan, dan Kejernihan Jiwa
  • Jeruk, Estetika, dan Mentalitas Bangsa
  • News
  • Politic
  • Opinion
  • Cross Cultural
  • Education
  • Fashion
  • Health
  • Destination
  • Global
  • Sponsor

© 2023 Munira

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Cross Cultural
  • Opinion
  • Politic
  • Global
  • Sponsor
  • Education
  • Fashion

© 2023 Munira