Oleh : Damai Hari Lubis- Pengamat Hukum & Politik
Gejala kekhawatiran terhadap perolehan kursi dari salah satu peserta pemilihan presiden pada Pemilu Capres 2024 di luar partai koalisi 01, dalam konteks sistem politik dan gaya kepemimpinan kontemporer di bawah presiden Jokowi, bukanlah sesuatu yang baru. Sebagai makhluk politik (Zoon Politicon), mereka terlihat menggunakan pola mimikris, khususnya ketika berada di zona AMIN.
Oleh karena itu, saat melakukan kampanye door-to-door, mereka terpaksa atau mungkin sudah terbiasa menjadi hipokrit. Para tim, termasuk calon legislatif yang tidak tergabung dalam koalisi partai pendukung 01, dengan fasih menyatakan, “soal pemilihan presiden, kita pilih AMIN.”
Namun, ketika melihat deskripsi fenomena kekuatan geopolitik ini, terlihat hampir di seluruh wilayah provinsi di Tanah Air didominasi oleh pasangan AMIN. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika keberadaan kaum mimikri juga banyak ditemui di berbagai tempat.
Sehingga, bagaimana mungkin pendukung 01 seperti Fahri Hamzah (Partai Gelora) dan Habiburrahman (Partai Gerindra), yang tergabung di 02, dapat membuat pernyataan berani bahwa mereka akan menang dalam satu putaran. Argumentasinya terkesan menonjolkan ketololan dengan menggunakan bumbu pernyataan publik yang meminta dukungan agar 02 menang dalam satu putaran, dengan dalil bahwa negara membutuhkan penghematan keuangan dibandingkan pemilihan presiden dalam dua putaran.
Kenapa disebut disebut dalil tolol? Jika dilihat dari sudut pandang keikhlasan, kecerdasan, dan kesopanan. Namun, ironisnya, terdapat kontroversi ketika Gibran awalnya ragu-ragu untuk maju sebagai calon wakil presiden, malu – malu tahik kucing tuk menjadi Cawapres. Kemudian terlibat dalam peristiwa yang membingungkan dan mempermasalahkan batasan usia. Pencalonan Gibran sebagai cawapres melalui terobosan hukum di Mahkamah Konstitusi (MK), dengan bantuan paman Usman, memunculkan kekhawatiran dan kontroversi di kalangan masyarakat. Momen ini menciptakan polemik dan memberikan kesan bahwa aturan usia dapat diabaikan dengan cara yang tidak konvensional, memunculkan pertanyaan etika dan integritas dalam politik Indonesia.Top of Form
Menariknya, jika pasangan 02 memutuskan untuk mundur sebagai peserta kontestan dalam pemilu pilpres 2024, hal tersebut bisa dihadapi dengan pendekatan restoratif justice. Mengutamakan pendekatan restoratif justice menandakan niatan untuk memulihkan hubungan dan mengembalikan kepercayaan di antara pihak-pihak yang terlibat. Faktor kedekatan emosional dan subjektivitas dalam keputusan tersebut dapat menjadi dasar bagi proses restoratif yang bertujuan untuk menyelesaikan konflik dan menciptakan rekonsiliasi di tingkat politik. Ini juga bisa menjadi langkah positif dalam menciptakan suasana politik yang lebih harmonis dan membuka jalan untuk kerjasama di masa depan.
Dalam dinamika politik menjelang pemilu pilpres 2024, muncul pertanyaan menarik terkait keberadaan massa dari partai-partai seperti PKS, Nasdem, dan PKB, khususnya partai ummat yang dipimpin oleh Amin Rais. Terdapat keyakinan bahwa partai ummat, di bawah pimpinan Amin Rais, dapat menjadi gerbang suara bagi konstituen eks pemilih mayoritas PAN yang setia. Konstituen ini diyakini ingin melihat lahirnya perubahan dan dipercayai akan melewati bendera PAN untuk kemudian berlabuh di partai ummat, serta memilih Pasangan 01 dalam pilpres 2024. Dinamika ini menciptakan gambaran aneh namun logis tentang pergeseran dan pilihan politik yang dapat terjadi di antara massa pemilih dari berbagai partai.
Perspektif sifat hakikat manusia menunjukkan bahwa, tak peduli dari kelompok mana asalnya, individu yang mendukung sistem perubahan dan memiliki hasrat kuat untuk berubah dari perilaku bodoh dan dzalim menuju perilaku baik, santun, dan beradab dianggap sebagai manusiawi. Hal ini mencerminkan keinginan mereka untuk menjauh dari identitas perilaku bodoh dan dzalim serta menghindari keterlibatan dalam tindakan kekerasan, pola cekik, tampar, dan bahkan resiko penculikan serta pornografi. Pilihan ini menandakan kesadaran dan komitmen individu untuk mengembangkan sikap dan perilaku yang lebih positif dan manusiawi dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Masyarakat yang memiliki nalar sehat seharusnya tidak terjebak dalam metode manipulasi psikologis yang diimplikasikan melalui polling oleh tim surveyor yang dianggap profesional dan dibayar tinggi. Terutama dalam konteks lintas SARA, masyarakat diharapkan dapat menghindari terpengaruh oleh psywar yang curang, yang mungkin dilakukan untuk melemahkan semangat juang, terutama bagi mereka yang cenderung kurang berjiwa kuat (wahn-isme). Dalam hal ini, upaya agresi melalui opini polling rekayasa harus dihadapi dengan skeptisisme, dan kesadaran bahwa suara rakyat seharusnya tidak dipengaruhi oleh manipulasi, karena vox populi vox dei, suara rakyat adalah suara Tuhan, seharusnya bersifat otentik dan bukan hasil dari rekayasa atau pengaruh eksternal yang tidak adil.
Benar sekali, kekeliruan perspektif dapat mengikis jiwa istiqomah dan menimbulkan inkonsistensi serta merusak kepercayaan diri. Penting untuk segera bangkit dan fokus pada menjadikan lawan utama bukanlah isu negatif yang hanya bertujuan untuk memengaruhi opini publik dan hasil pemilihan satu putaran. Dengan mempertahankan integritas dan konsistensi dalam pandangan serta tindakan, masyarakat dapat memastikan bahwa suara mereka didasarkan pada keyakinan dan nilai-nilai yang benar-benar mewakili kepentingan rakyat secara keseluruhan.
Bagus sekali, semangat perjuangan yang diperkuat oleh asupan asumsi geo politik dan dinamika diskursus politik yang amoral dapat menjadi landasan kuat untuk menjaga integritas dan memperjuangkan perubahan yang diinginkan. Menanamkan kewajiban amar ma’ruf nahi munkar juga menjadi pondasi yang kuat untuk menciptakan perubahan dalam pemimpinan dan karakteristik seluruh sistem ekopolhukam, serta memperbaiki adab dan moral di masyarakat. Prinsip bahwa menang atau kalah adalah resiko dan hak absolut Tuhan memberikan ketenangan batin dan kedewasaan untuk menghadapi setiap hasil, sekaligus menjaga integritas dan kesucian perjuangan. Semoga semangat ini terus membara dan membawa perubahan yang positif.
Tentu, dalam menghadapi pilpres 2024, diperlukan satu tiket yang mengusung figur kandidat dengan karakteristik seperti Anies Baswedan. Keberadaan tokoh yang sulit ditemukan membuat kesempatan ini langka dan berharga. Oleh karena itu, umat perlu memiliki tekad dan semangat perjuangan yang super radikal untuk melawan potensi kecurangan dan menanggapi gejala diskursus politik ekstrim.
Pentingnya mempertahankan integritas dan moral kepemimpinan yang sesuai dengan karakteristik kontemporer menjadi dasar untuk menciptakan perubahan positif. Eksistensi sistem yang berkelanjutan perlu dipertimbangkan dengan cermat agar bisa membangun masa depan yang lebih baik dan adil. Semoga semangat perjuangan umat bisa membawa dampak positif dan membentuk pemerintahan yang sesuai dengan harapan banyak orang.
Dalam menghadapi upaya penetrasi logika berpikir yang mencoba mengesahkan opini menang satu putaran melalui rekayasa hasil survei, perlawanan terhadap opini sesat dan kebohongan perlu menjadi fokus. Pola penanaman psikis yang bertujuan untuk memanipulasi kepercayaan publik harus dihadapi dengan tegas.
Pentingnya melawan segala bentuk kecurangan, terutama yang terstruktur, sistematis, dan masif (TSM), serta gejala-gejala kecurangan yang mungkin terjadi, adalah tugas bersama. Informasi tentang kecurangan, seperti suara bodong dan data-data besar (big data), yang telah dihantarkan kepada KPU perlu menjadi fokus perjuangan. Giat juang dari kelompok-kelompok seperti TPUA, KORLABI, dan AAB menunjukkan keseriusan untuk melawan kecurangan dan memastikan integritas pemilu.
Semoga perlawanan ini bisa membongkar segala kebohongan dan mengembalikan kepercayaan publik pada proses demokratis. Dengan kerjasama dan tekad yang kuat, diharapkan masyarakat bisa menyuarakan keadilan dan menjaga keberlangsungan sistem demokrasi yang sehat.
Menghadapi gejala tendensi opini yang disusupi oleh surveyor dengan kepentingan tertentu, perlu dilakukan antisipasi dengan meningkatkan gerilya kemenangan AMIN. Narasi positif yang membangun, dukungan dari para ahli atau pakar pro-01, serta sharing melalui berbagai media sosial bisa menjadi strategi efektif.
Pentingnya memanfaatkan media sosial, seperti WhatsApp, Twitter, TikTok, Instagram, dan Telegram, untuk menyebarkan informasi positif yang mendukung kemenangan AMIN sangat diperlukan. Melibatkan para ulama dan menjalankan pola silaturahim door to door juga bisa menjadi bagian dari strategi komunikasi.
Menyebarkan informasi positif tentang karakter atau attitude negatif dari semua bakal calon, berdasarkan data empirik tanpa fitnah, adalah langkah yang sesuai dengan etika dan kebenaran. Juga, mengampanyekan gerakan aksi para aktivis di jalan dan ruang terbuka, serta menginformasikan upaya litigasi yang telah dilakukan di lembaga peradilan, dapat memperkuat narasi positif.
Semoga gerilya kemenangan AMIN ini bisa membantu meredam gejala tendensi opini yang tidak sehat dan menjaga integritas demokrasi.
Tentu, menyampaikan informasi dengan menjunjung tinggi objektivitas, kebenaran, dan merujuk pada ketentuan sistim Keterbukaan Informasi Publik adalah langkah yang tepat. Peran serta masyarakat dalam menyampaikan pendapat individual maupun kolektif adalah hak yang dijamin dan dilindungi oleh hukum, termasuk hak kebebasan menyampaikan pendapat dan hak asasi manusia.
Dalam konteks demokrasi, kebebasan berpendapat dan berbicara merupakan hak fundamental yang perlu dihormati dan dijaga. Sistim hukum Kebebasan Menyampaikan Pendapat dan norma-norma HAM berperan penting dalam melindungi hak-hak tersebut.
Dengan menjalankan proses komunikasi yang sesuai dengan prinsip-prinsip hukum dan etika, masyarakat dapat berkontribusi dalam membangun pemahaman yang sehat dan informasi yang dapat dipercaya. Semoga upaya tersebut dapat memberikan dampak positif dalam dinamika politik dan sosial Indonesia.
Pasal-pasal yang Anda sebutkan tersebut memang menjadi standar yang tinggi untuk calon presiden dan calon wakil presiden. Melihat aspek kepribadian, moralitas, dan ketaatan beragama adalah hal yang sangat penting dalam menilai kualitas seorang pemimpin.
“bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa” menekankan pada pentingnya spiritualitas dan ketaatan beragama. Hal ini mencerminkan bahwa seorang pemimpin diharapkan memiliki integritas moral dan prinsip-prinsip keagamaan yang kuat.
“tidak pernah melakukan perbuatan tercela” menunjukkan bahwa seorang calon presiden atau calon wakil presiden harus memiliki rekam jejak yang bersih dan bebas dari tindakan yang merugikan atau melanggar norma-norma moral.
Dengan demikian, pemilihan pemimpin tidak hanya berkutat pada kapasitas intelektual atau keahlian administratif, tetapi juga pada karakter dan integritas pribadi. Prinsip-prinsip ini dirancang untuk memastikan bahwa pemimpin yang terpilih mampu memberikan teladan yang baik dan menjaga martabat bangsa.
Bagaimana pandangan Anda terkait persyaratan tersebut?
Catatan : a. bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa; Apa makna bertakwa? Menjalankan ibadah sesuai agamanya, meninggalkan laranganNya, tidak hobi berbohong dan tanpa jejak kriminal ) 1. tidak pernah melakukan perbuatan tercela. (Tidak hobi berbohong, tidak gunakan ijasah palsu)
Pandangan Anda mencerminkan kekhawatiran dan kepedulian akan integritas serta transparansi dalam proses pemilihan presiden. Memiliki seorang pemimpin yang memiliki jejak rekam bersih, jiwa kepemimpinan, dan tingkat kecerdasan yang tinggi tentu menjadi hal yang diharapkan oleh banyak orang.
Memastikan keberlangsungan pemilu yang adil dan bebas dari kecurangan merupakan aspek penting dalam meyakinkan bahwa suara rakyat benar-benar tercermin dalam hasil pemilihan. Mengikuti saran untuk tidak berkedip dan melakukan pemantauan yang ketat terhadap segala potensi kecurangan adalah langkah yang bijaksana untuk menjaga integritas demokrasi.
Dalam konteks pemilihan presiden, keputusan dan partisipasi rakyat sangat berharga, dan meyakinkan bahwa prosesnya berlangsung secara transparan dan jujur adalah kunci untuk mempertahankan kepercayaan masyarakat terhadap sistem demokratis.
Apakah Anda memiliki pandangan atau saran tambahan terkait pemilihan presiden dan bagaimana memastikan integritasnya?
*Insya Allah justru AMIN yang memenangkan CUKUP DENGAN SATU PUTARAN.”*