Tokyo, 5 Juli 2024 – Jumlah penderita demensia atau mereka yang diduga mengidap penyakit tersebut yang dilaporkan hilang di Jepang mencapai rekor 19.039 orang pada tahun 2023, naik 330 dari tahun sebelumnya di tengah populasi yang semakin menua dengan cepat, menurut data kepolisian.
Angka tersebut meningkat setiap tahun sejak pertama kali dicatat pada tahun 2012. Polisi mengatakan mereka sedang bekerja pada langkah-langkah untuk menemukan individu yang hilang lebih cepat, seperti dengan menerbangkan drone dan menggunakan data GPS dari perangkat yang dibagikan kepada lansia di beberapa kota.
Termasuk mereka yang dilaporkan hilang sebelum tahun 2023, sebanyak 18.221 orang ditemukan dalam keadaan hidup, di mana 17.988 di antaranya ditemukan dalam waktu tiga hari setelah laporan orang hilang diajukan, menurut Badan Kepolisian Nasional.
Jumlah keseluruhan orang hilang di Jepang mencapai 90.144 pada tahun 2023, meningkat untuk tahun ketiga berturut-turut setelah turun ke rekor terendah 77.022 pada tahun 2020 selama pandemi virus corona, data menunjukkan.
Berdasarkan prefektur, Hyogo memiliki jumlah orang hilang terkait demensia terbanyak sebanyak 2.094 orang, diikuti oleh Osaka sebanyak 2.016 orang, keduanya berada di Jepang bagian barat. Laki-laki menyumbang 55,7 persen dan perempuan 44,3 persen dari total.
Dari jumlah keseluruhan, individu berusia 10 hingga 19 tahun merupakan kelompok terbesar dengan 17.732 orang, diikuti oleh mereka yang berusia 20-an dengan 17.600 orang, sementara mereka yang berusia 80 tahun ke atas menyumbang 14.640 orang.
Di antara alasan hilangnya mereka, 27,8 persen disebutkan karena penyakit, termasuk demensia, sementara 15,2 persen memiliki masalah keluarga dan 10,7 persen masalah terkait pekerjaan, data menunjukkan.
© KYODO