Oleh : Ali Syarief
Baru pertama kali, saya diajak ikut hadir pada kampanye PKS, lalu aku ikut serta. Intinya aku ingin bersilaturahmi, dengan sahabat-sahabatku. Pukul 06.00 sudah berada di Masjid. Aku disambut sahabat-sahabat “ahlan wa sahlan” dan nasi bungkus uduk, untuk sarapan.
Bismilah kami berangkat. Berjalan kali. Dalam keheningan, suara langkah kaki para peserta kampanye, masyarakat dan kader-kader parpol oposisi, memecah kebisuan jalanan. Sepertinya mereka bukan sekadar kerumunan, tetapi serbuan keinginan untuk mengubah nasib yang terenggut. Suasana kebathinan mereka merayap melalui setiap raut wajah yang dipenuhi harap dan tekad, menandai upaya kesungguhan untuk mengganti pemerintahan yang dianggap dzalim.
Di tengah gemuruh orasi dan nyanyian keadilan, tergambar ketulusan hati para peserta yang hadir. Seakan-akan pagi itu menjadi saksi bisu dari api semangat yang berkobar dalam dada mereka. Mereka bukan hanya sekedar penonton, melainkan pelaku sejarah yang ingin menulis lembaran baru bagi bangsanya.
Perasaan kesungguhan itu tercermin dari mata mereka yang bersinar penuh semangat. Setiap detik terasa berharga, setiap langkah membawa makna yang mendalam. Seakan-akan waktu menjadi sahabat setia yang menyaksikan perjalanan panjang mereka menuju perubahan.
Ketika presenter mulai memaparkan kader-kader caleg, untuk kota, propinsi dan pusat, ,terdengarlah sorak sorai penuh semangat dari para peserta yang hadir. Mereka bukan hanya mendengarkan, tetapi meresapi setiap kata sebagai pencerahan bagi perjalanan mereka ke depan. Kebathinan yang membara itu menjadi pemicu semangat juang untuk menegakkan keadilan dan kesejahteraan.
Kami yang hadir bukan sekadar pengekor, tetapi pejuang yang bersatu dalam keinginan yang sama. Mereka membawa harapan, bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi untuk seluruh rakyat yang merindukan perubahan. Suara-suara yang bergaung dalam kampanye itu menjadi nyanyian perlawanan terhadap ketidakadilan yang telah mengakar dalam pemerintahan yang sekarang.
Seiring pagi berlalu, semangat kebathinan tak pernah pudar. Diskusi dan tukar pikiran menggema di setiap sudut dan sepanjang jalan kami pulang kerumah. Para peserta saling menguatkan, membangun solidaritas untuk menghadapi rintangan-rintangan yang mungkin muncul dalam perjalanan mereka.
Dalam pandangan mata yang dipenuhi semangat perubahan, terbaca tekad bulat untuk menaklukkan zaman yang belum tentu ramah. Kampanye parpol oposisi bukan hanya sekadar pertunjukan politik, tetapi panggung bagi para pejuang keadilan yang tak kenal lelah.
Ketika pagi berubah menjadi siang, terbawa oleh semangat kebathinan, mereka meninggalkan tempat kampanye dengan harapan yang menggelora di hati. Perjalanan panjang untuk mengganti pemerintahan yang dianggap dzalim baru saja dimulai. Suasana kebathinan para peserta tetap terpatri, menjadi bara yang terus menyala hingga tujuan akhir tercapai.