Munira News
  • News
    • Fusilat News
  • Politic
  • Opinion
  • Cross Cultural
  • Education
  • Fashion
  • Health
  • Destination
  • Global
  • Sponsor
No Result
View All Result
Munira News
  • News
    • Fusilat News
  • Politic
  • Opinion
  • Cross Cultural
  • Education
  • Fashion
  • Health
  • Destination
  • Global
  • Sponsor
No Result
View All Result
Munira News
No Result
View All Result
ADVERTISEMENT
Home Environment

Alam Bali Sudah Kotor: Bisikan Tiga Iman

munira by munira
September 11, 2025
in Environment, Opinion
0
Share on FacebookShare on Twitter

Dulu, setelah Bom Bali, seorang pendeta berdiri di hadapan para pemimpin dunia. Suaranya tenang, matanya teduh, namun kata-katanya menusuk nurani:
“Bali sudah kotor – mari kita sucikan.”
Tak ada amarah, tak ada tuduhan. Hanya panggilan bagi hati manusia, dan panggilan bagi bumi yang menanggung luka.

Kini, air datang. Dahsyat, liar, tanpa kompromi. Rumah-rumah rubuh, kendaraan hanyut, nyawa melayang. Sungai yang dulu menyejukkan, hutan yang dulu hijau, kini menjadi saksi ketidakseimbangan manusia dengan alam. Hindu menyebutnya karma kolektif; alam membalas setiap kelalaian, setiap noda yang menumpuk.

Dalam Islam, Allah mengingatkan:
“Idza ashibathum mushibatin fabima kasabta aidikum”
(QS. Asy-Syura [42]:30 – Apabila menimpa kamu suatu musibah, itu disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri).
Banjir ini bukan sekadar ujian; ia adalah cermin dari perbuatan kita sendiri—dosa, kelalaian, keserakahan, dan lupa pada keseimbangan.

Dalam ajaran Kristen pun tersirat pesan yang sama: bencana bukan kebetulan. Dunia yang Tuhan ciptakan baik, menjadi rapuh karena dosa dan pelanggaran manusia. Kesadaran, introspeksi, dan tindakan nyata—merawat alam, menolong sesama, memperbaiki diri—adalah jalan untuk memulihkan harmoni.

Bali, dengarlah bisikan ini: air dan tanah adalah bahasa Tuhan. Sungai, hutan, dan pantai berbicara dalam derasnya hujan dan derasnya arus. Tiga iman menuntun kita pada satu jawaban: introspeksi dan perbaikan diri, kepedulian pada lingkungan, solidaritas kepada sesama. Ritual Hindu, refleksi Islam, kasih dan tanggung jawab Kristen—semua menuntun pada tindakan nyata.

Bali sudah kotor. Kata sang pendeta kini bukan sekadar kata, tapi kenyataan yang membanjiri bumi dan hati manusia. Musibah datang dari tangan kita sendiri. Mari kita sucikan Bali—menyucikan alam, masyarakat, dan hati kita—sekarang, sebelum air kembali menuntut.


 

Share this:

  • Facebook
  • X
ADVERTISEMENT
Previous Post

Tuhan sebagai Proyeksi Kebutuhan Manusia – “ilusi psikologis”

Next Post

Berpikir Adalah Napas dari Iman

munira

munira

Related Posts

Menapaki Tiga Tempat untuk Memahami Hidup

Menapaki Tiga Tempat untuk Memahami Hidup

by munira
October 13, 2025
0

Untuk benar-benar memahami apa itu hidup, kita harus mengunjungi tiga tempat: rumah sakit, penjara, dan pemakaman. Di rumah sakit, kita...

🌾 Berjalan Pergi Bukanlah Kelemahan — Itu Kebijaksanaan

by munira
October 13, 2025
0

Pagi itu, embun masih menggantung di ujung daun. Langit berwarna abu-abu muda, seolah ragu antara menurunkan hujan atau memberi cahaya....

Ketika Emosional Membajak Rasional

Ketika Emosional Membajak Rasional

by munira
October 1, 2025
0

Manusia hidup dalam jejaring kompleks antara pengalaman, pengamatan, dan interaksi sosial. Keyakinan, baik agama maupun ideologi, jarang lahir dalam ruang...

Apakah Manusia Hidup Karena Ruh?

Apakah Manusia Hidup Karena Ruh?

by munira
September 30, 2025
0

Pertanyaan tentang asal-usul kehidupan manusia sering dijawab secara sederhana: “Manusia hidup karena ada ruh.” Jawaban ini seolah-olah final, padahal sesungguhnya...

Next Post
Berpikir Adalah Napas dari Iman

Berpikir Adalah Napas dari Iman

Membaca dengan Akal, Menyelam dengan Kesadaran

Membaca dengan Akal, Menyelam dengan Kesadaran

Trending News

JOKOWI DAPAT DIHUKUM MATI

JOKOWI DAPAT DIHUKUM MATI

August 24, 2024
Analisis Kemungkinan yang Terjadi pada Prabowo Subianto, Presiden Terpilih, dalam Konteks Hubungan dengan Jokowi

Analisis Kemungkinan yang Terjadi pada Prabowo Subianto, Presiden Terpilih, dalam Konteks Hubungan dengan Jokowi

July 6, 2024
Usia 70 Tahun Bukan Lanjut Usia – “Orang yang Beruntung”

Usia 70 Tahun Bukan Lanjut Usia – “Orang yang Beruntung”

June 30, 2024

Munira News

Munira
Cakrawala Dunia

Menu

  • About Us
  • ad
  • Home

Categories

  • Arts
  • Business
  • Crime
  • Cross Cultural
  • Destination
  • Education
  • Ekonomi
  • Environment
  • Fashion
  • Figure
  • Fiksi
  • Global
  • Health
  • Japan
  • Justice
  • News
  • Opinion
  • Politic
  • Science
  • Sponsor
  • Spritual
  • Technology
  • Uncategorized

Tags

Flap Barrier Swing Barrier

Recent Posts

  • Menapaki Tiga Tempat untuk Memahami Hidup
  • 🌾 Berjalan Pergi Bukanlah Kelemahan — Itu Kebijaksanaan
  • News
  • Politic
  • Opinion
  • Cross Cultural
  • Education
  • Fashion
  • Health
  • Destination
  • Global
  • Sponsor

© 2023 Munira

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Cross Cultural
  • Opinion
  • Politic
  • Global
  • Sponsor
  • Education
  • Fashion

© 2023 Munira