Munira News
  • News
    • Fusilat News
  • Politic
  • Opinion
  • Cross Cultural
  • Education
  • Fashion
  • Health
  • Destination
  • Global
  • Sponsor
No Result
View All Result
Munira News
  • News
    • Fusilat News
  • Politic
  • Opinion
  • Cross Cultural
  • Education
  • Fashion
  • Health
  • Destination
  • Global
  • Sponsor
No Result
View All Result
Munira News
No Result
View All Result
ADVERTISEMENT
Home Fiksi

Apakah Manusia Hidup Karena Ruh?

munira by munira
September 30, 2025
in Fiksi, Opinion
0
Share on FacebookShare on Twitter

Pertanyaan tentang asal-usul kehidupan manusia sering dijawab secara sederhana: “Manusia hidup karena ada ruh.” Jawaban ini seolah-olah final, padahal sesungguhnya lebih bersifat keyakinan metafisis daripada penjelasan rasional. Jika ditelusuri secara kritis, klaim tersebut menyimpan banyak kelemahan.

Pertama, tidak ada bukti empiris tentang keberadaan ruh. Selama ribuan tahun, manusia mencari, meneliti, dan mengamati tubuh, tetapi tidak pernah ada instrumen yang bisa mendeteksi ruh. Apa yang bisa kita amati hanyalah organ-organ tubuh yang bekerja dalam keteraturan. Jantung memompa darah, paru-paru mengatur pernapasan, otak mengendalikan kesadaran, ginjal menyaring kotoran. Kehidupan jelas bergantung pada fungsi-fungsi biologis ini, bukan pada entitas tak kasatmata yang tak pernah teruji.

Kedua, konsep ruh gagal menjawab pertanyaan mendasar: mengapa kematian terjadi? Jika ruh adalah sumber kehidupan, maka logikanya kematian adalah perginya ruh. Tetapi tidak ada seorang pun yang mampu menunjukkan momen “keluarnya ruh.” Sebaliknya, ilmu kedokteran bisa menjelaskan kematian dengan sangat jelas: ketika organ vital berhenti berfungsi, maka kehidupan pun berakhir. Tidak ada misteri di situ.

Ketiga, tubuh manusia dapat diibaratkan mesin mobil. Mobil tidak hidup karena “ruh mobil,” tetapi karena mesin, bahan bakar, dan sistem mekanisnya bekerja serentak. Begitu salah satu komponen vital rusak, mobil tidak dapat bergerak lagi. Manusia pun demikian: tubuh adalah mesin biologis yang luar biasa kompleks. Jika jantung berhenti berdetak atau otak berhenti berfungsi, maka tubuh tak lagi mampu mempertahankan kehidupan.

Mengatakan bahwa manusia hidup karena ruh sama saja dengan menambahkan penjelasan yang tidak perlu. Ini yang oleh filsuf disebut penjelasan berlebih (superfluous explanation). Kita tidak membutuhkan “ruh” untuk menjelaskan mengapa manusia hidup, sama halnya kita tidak perlu menganggap ada “roh mesin” agar mobil bisa berjalan.

Ruh mungkin tetap relevan dalam ranah spiritual, etika, atau kepercayaan personal. Tetapi dalam ranah ilmiah, kehidupan manusia dapat dipahami sepenuhnya melalui fungsi organ tubuh dan hukum-hukum biologi. Dengan demikian, manusia hidup bukan karena ruh, melainkan karena tubuhnya bekerja sebagaimana mestinya—seperti mesin yang sempurna, tetapi tetap tunduk pada kerusakan dan kefanaan.

 

Tradisi / Aliran Konsep Roh Asal-Usul Tujuan Akhir Setelah Kematian
Islam Roh = ciptaan Allah yang ditiupkan ke jasad Dari Allah, bukan bagian dari-Nya Kembali kepada Allah, menunggu kebangkitan Masuk alam barzakh, lalu dihisab di akhirat
Kristen Roh manusia + Roh Kudus (Holy Spirit) Diberikan oleh Allah, Roh Kudus bagian dari Tritunggal Hidup kekal bersama Tuhan Roh kembali ke Tuhan; surga atau neraka
Hindu Atman = inti sejati, abadi, identik dengan Brahman Abadi, tidak diciptakan, bagian dari Brahman Moksha = bersatu dengan Brahman Reinkarnasi hingga tercapai moksha
Buddha Tidak ada roh abadi (anatman) Kesadaran muncul dari sebab-akibat (karma) Nirvana = padamnya nafsu & penderitaan Kesadaran berlanjut melalui samsara
Plato (Filsafat) Jiwa abadi, terpenjara di tubuh Dunia ide Kembali ke dunia ide Jiwa terus ada setelah tubuh mati
Aristoteles (Filsafat) Jiwa = prinsip kehidupan (vegetatif, sensitif, rasional) Melekat pada tubuh Fungsi optimal (eudaimonia) Jiwa manusia rasional abadi
Descartes (Filsafat) Roh = substansi berpikir (res cogitans) Diciptakan Tuhan, terpisah dari tubuh Pengetahuan & moral Tetap ada setelah tubuh mati
Hegel (Filsafat) Roh = kesadaran kolektif umat manusia Perkembangan sejarah & kebudayaan Roh Absolut (kesadaran penuh) Roh berkembang melalui sejarah umat manusia

 

Share this:

  • Facebook
  • X
ADVERTISEMENT
Previous Post

Manusia yang Pulang ke Rahim Bumi

Next Post

Ketika Emosional Membajak Rasional

munira

munira

Related Posts

Menapaki Tiga Tempat untuk Memahami Hidup

Menapaki Tiga Tempat untuk Memahami Hidup

by munira
October 13, 2025
0

Untuk benar-benar memahami apa itu hidup, kita harus mengunjungi tiga tempat: rumah sakit, penjara, dan pemakaman. Di rumah sakit, kita...

🌾 Berjalan Pergi Bukanlah Kelemahan — Itu Kebijaksanaan

by munira
October 13, 2025
0

Pagi itu, embun masih menggantung di ujung daun. Langit berwarna abu-abu muda, seolah ragu antara menurunkan hujan atau memberi cahaya....

Ketika Emosional Membajak Rasional

Ketika Emosional Membajak Rasional

by munira
October 1, 2025
0

Manusia hidup dalam jejaring kompleks antara pengalaman, pengamatan, dan interaksi sosial. Keyakinan, baik agama maupun ideologi, jarang lahir dalam ruang...

Manusia yang Pulang ke Rahim Bumi

Manusia yang Pulang ke Rahim Bumi

by munira
September 30, 2025
0

Ketika nafas terakhir dilepaskan, manusia tidak benar-benar hilang. Tubuh yang ditinggalkan jiwa hanyalah sebuah gugus unsur alam: karbon, kalsium, fosfor,...

Next Post
Ketika Emosional Membajak Rasional

Ketika Emosional Membajak Rasional

🌾 Berjalan Pergi Bukanlah Kelemahan — Itu Kebijaksanaan

Trending News

JOKOWI DAPAT DIHUKUM MATI

JOKOWI DAPAT DIHUKUM MATI

August 24, 2024
Analisis Kemungkinan yang Terjadi pada Prabowo Subianto, Presiden Terpilih, dalam Konteks Hubungan dengan Jokowi

Analisis Kemungkinan yang Terjadi pada Prabowo Subianto, Presiden Terpilih, dalam Konteks Hubungan dengan Jokowi

July 6, 2024
Usia 70 Tahun Bukan Lanjut Usia – “Orang yang Beruntung”

Usia 70 Tahun Bukan Lanjut Usia – “Orang yang Beruntung”

June 30, 2024

Munira News

Munira
Cakrawala Dunia

Menu

  • About Us
  • ad
  • Home

Categories

  • Arts
  • Business
  • Crime
  • Cross Cultural
  • Destination
  • Education
  • Ekonomi
  • Environment
  • Fashion
  • Figure
  • Fiksi
  • Global
  • Health
  • Japan
  • Justice
  • News
  • Opinion
  • Politic
  • Science
  • Sponsor
  • Spritual
  • Technology
  • Uncategorized

Tags

Flap Barrier Swing Barrier

Recent Posts

  • Menapaki Tiga Tempat untuk Memahami Hidup
  • 🌾 Berjalan Pergi Bukanlah Kelemahan — Itu Kebijaksanaan
  • News
  • Politic
  • Opinion
  • Cross Cultural
  • Education
  • Fashion
  • Health
  • Destination
  • Global
  • Sponsor

© 2023 Munira

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Cross Cultural
  • Opinion
  • Politic
  • Global
  • Sponsor
  • Education
  • Fashion

© 2023 Munira