Munira News
  • News
    • Fusilat News
  • Politic
  • Opinion
  • Cross Cultural
  • Education
  • Fashion
  • Health
  • Destination
  • Global
  • Sponsor
No Result
View All Result
Munira News
  • News
    • Fusilat News
  • Politic
  • Opinion
  • Cross Cultural
  • Education
  • Fashion
  • Health
  • Destination
  • Global
  • Sponsor
No Result
View All Result
Munira News
No Result
View All Result
ADVERTISEMENT
Home Fiksi

Berpikir Adalah Napas dari Iman

munira by munira
September 20, 2025
in Fiksi, Opinion
0
Share on FacebookShare on Twitter

Padahal, berpikir adalah napas dari iman. Tanpa itu, religiusitas bisa menjadi sekadar seragam: dikenakan di luar, tapi kosong di dalam. Kita menyebut nama Tuhan, namun tak berani menanyakan, mengapa kita menyebut-Nya? Kita berdoa dengan kata-kata yang sama, namun jarang bertanya, apa yang sesungguhnya kita maksudkan?

Religiusitas yang hanya berhenti pada ritual akan mengeras. Ia menjadi kebiasaan kolektif yang diwariskan turun-temurun, tanpa digugat, tanpa digali. Keyakinan lalu berubah jadi formalisme, dan formalisme menjadi topeng. Manusia bisa terlihat saleh, tapi mungkin ia hanya mewarisi gerakan, bukan makna.

Di sinilah keberanian untuk berpikir menemukan tempatnya. Pertanyaan yang tulus—bahkan bila terasa mengganggu—bukanlah penghinaan terhadap iman. Justru itulah tanda bahwa kita sedang mencari Yang Maha Hidup. Sebab Tuhan tidak rapuh oleh pertanyaan manusia. Yang rapuh adalah kepercayaan kita sendiri, bila ia dibangun tanpa pijakan refleksi.

Religiusitas yang sejati tidak lahir dari ketakutan untuk berbeda, melainkan dari keberanian menempuh jalan sunyi: ketika seseorang memilih mendengarkan suara batinnya, meski tak sama dengan kebanyakan. Justru di situ, iman menjadi pengalaman personal yang intim, bukan sekadar gema dari kerumunan.

Bukankah para nabi sendiri datang dengan pertanyaan yang mengguncang keyakinan zamannya? Mereka menolak untuk sekadar mewarisi. Mereka melampaui tradisi, bahkan ketika itu berarti harus ditolak, diasingkan, atau dianiaya.

Maka religiusitas yang hidup adalah religiusitas yang terus menafsir. Ia bukan sekadar menjaga huruf, tapi menggali ruh. Ia bukan sekadar mengulang, tapi meresapi. Dan untuk itu, berpikir bukan ancaman, melainkan rahmat: ia menjaga iman dari menjadi fosil.

Share this:

  • Facebook
  • X
ADVERTISEMENT
Previous Post

Alam Bali Sudah Kotor: Bisikan Tiga Iman

Next Post

Membaca dengan Akal, Menyelam dengan Kesadaran

munira

munira

Related Posts

Menapaki Tiga Tempat untuk Memahami Hidup

Menapaki Tiga Tempat untuk Memahami Hidup

by munira
October 13, 2025
0

Untuk benar-benar memahami apa itu hidup, kita harus mengunjungi tiga tempat: rumah sakit, penjara, dan pemakaman. Di rumah sakit, kita...

🌾 Berjalan Pergi Bukanlah Kelemahan — Itu Kebijaksanaan

by munira
October 13, 2025
0

Pagi itu, embun masih menggantung di ujung daun. Langit berwarna abu-abu muda, seolah ragu antara menurunkan hujan atau memberi cahaya....

Ketika Emosional Membajak Rasional

Ketika Emosional Membajak Rasional

by munira
October 1, 2025
0

Manusia hidup dalam jejaring kompleks antara pengalaman, pengamatan, dan interaksi sosial. Keyakinan, baik agama maupun ideologi, jarang lahir dalam ruang...

Apakah Manusia Hidup Karena Ruh?

Apakah Manusia Hidup Karena Ruh?

by munira
September 30, 2025
0

Pertanyaan tentang asal-usul kehidupan manusia sering dijawab secara sederhana: “Manusia hidup karena ada ruh.” Jawaban ini seolah-olah final, padahal sesungguhnya...

Next Post
Membaca dengan Akal, Menyelam dengan Kesadaran

Membaca dengan Akal, Menyelam dengan Kesadaran

Berjalan Sendiri atau Bersama?

Berjalan Sendiri atau Bersama?

Trending News

JOKOWI DAPAT DIHUKUM MATI

JOKOWI DAPAT DIHUKUM MATI

August 24, 2024
Analisis Kemungkinan yang Terjadi pada Prabowo Subianto, Presiden Terpilih, dalam Konteks Hubungan dengan Jokowi

Analisis Kemungkinan yang Terjadi pada Prabowo Subianto, Presiden Terpilih, dalam Konteks Hubungan dengan Jokowi

July 6, 2024
Usia 70 Tahun Bukan Lanjut Usia – “Orang yang Beruntung”

Usia 70 Tahun Bukan Lanjut Usia – “Orang yang Beruntung”

June 30, 2024

Munira News

Munira
Cakrawala Dunia

Menu

  • About Us
  • ad
  • Home

Categories

  • Arts
  • Business
  • Crime
  • Cross Cultural
  • Destination
  • Education
  • Ekonomi
  • Environment
  • Fashion
  • Figure
  • Fiksi
  • Global
  • Health
  • Japan
  • Justice
  • News
  • Opinion
  • Politic
  • Science
  • Sponsor
  • Spritual
  • Technology
  • Uncategorized

Tags

Flap Barrier Swing Barrier

Recent Posts

  • Menapaki Tiga Tempat untuk Memahami Hidup
  • 🌾 Berjalan Pergi Bukanlah Kelemahan — Itu Kebijaksanaan
  • News
  • Politic
  • Opinion
  • Cross Cultural
  • Education
  • Fashion
  • Health
  • Destination
  • Global
  • Sponsor

© 2023 Munira

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Cross Cultural
  • Opinion
  • Politic
  • Global
  • Sponsor
  • Education
  • Fashion

© 2023 Munira