Munira News
  • News
    • Fusilat News
  • Politic
  • Opinion
  • Cross Cultural
  • Education
  • Fashion
  • Health
  • Destination
  • Global
  • Sponsor
No Result
View All Result
Munira News
  • News
    • Fusilat News
  • Politic
  • Opinion
  • Cross Cultural
  • Education
  • Fashion
  • Health
  • Destination
  • Global
  • Sponsor
No Result
View All Result
Munira News
No Result
View All Result
ADVERTISEMENT
Home Fiksi

Manusia yang Pulang ke Rahim Bumi

munira by munira
September 30, 2025
in Fiksi, Opinion
0
Share on FacebookShare on Twitter

Ketika nafas terakhir dilepaskan, manusia tidak benar-benar hilang. Tubuh yang ditinggalkan jiwa hanyalah sebuah gugus unsur alam: karbon, kalsium, fosfor, besi, dan mineral lain yang sejak awal telah dipinjam dari bumi. Maka, kematian bukanlah akhir, melainkan kepulangan—sebuah perjalanan kembali ke rahim ibu bumi.

Secara ilmiah, tubuh mulai melebur. Mikroba-mikroba tak kasat mata menjadi arsitek penghancuran, mengurai jaringan menjadi molekul sederhana. Karbon yang dulu memberi energi kini kembali ke udara sebagai napas bagi tumbuhan. Fosfor dari tulang meresap ke tanah, menyuburkan akar-akar yang mencari makanan. Nitrogen yang pernah mengalir dalam darah larut menjadi nutrisi bagi biji yang menunggu tumbuh. Bahkan partikel besi yang dulu mewarnai darah merah, kelak kembali menjadi mineral dalam bumi.

Namun, di balik mekanisme biologis ini, tersimpan kebijaksanaan filosofis. Bahwa tubuh manusia, yang selama hidup kita banggakan, hanyalah bahan baku sementara. Kita bukan tuan atas alam, melainkan hanya percikan kecil dalam lingkaran besar kehidupan. Ambisi, kekuasaan, dan harta yang kita kumpulkan, pada akhirnya tidak lebih dari lapisan debu yang ikut larut bersama tanah.

Kematian, dalam pandangan ini, adalah proses transformasi. Seperti daun yang gugur lalu menjadi humus, manusia pun menjadi makanan bagi kehidupan baru. Mungkin tubuh kita melahirkan bunga liar di tepi jalan, mungkin menjadi energi bagi pohon yang rindang, atau sekadar butir mineral yang larut dalam air hujan. Kita tetap hadir, meski dalam bentuk yang berbeda.

Di sinilah rahasia keabadian tersingkap. Bukan keabadian yang dijanjikan sebagai jiwa abadi di luar sana, melainkan keabadian materi—perjalanan tanpa henti unsur-unsur tubuh yang berpindah bentuk, dari manusia menjadi tanah, dari tanah menjadi tumbuhan, dari tumbuhan menjadi hewan, lalu kembali lagi ke manusia.

Manusia, pada akhirnya, adalah mineral yang sedang menunggu giliran untuk pulang.

 

Share this:

  • Facebook
  • X
ADVERTISEMENT
Previous Post

Kembali Menjadi Mineral: Siklus Abadi Kehidupan

Next Post

Apakah Manusia Hidup Karena Ruh?

munira

munira

Related Posts

Menapaki Tiga Tempat untuk Memahami Hidup

Menapaki Tiga Tempat untuk Memahami Hidup

by munira
October 13, 2025
0

Untuk benar-benar memahami apa itu hidup, kita harus mengunjungi tiga tempat: rumah sakit, penjara, dan pemakaman. Di rumah sakit, kita...

🌾 Berjalan Pergi Bukanlah Kelemahan — Itu Kebijaksanaan

by munira
October 13, 2025
0

Pagi itu, embun masih menggantung di ujung daun. Langit berwarna abu-abu muda, seolah ragu antara menurunkan hujan atau memberi cahaya....

Ketika Emosional Membajak Rasional

Ketika Emosional Membajak Rasional

by munira
October 1, 2025
0

Manusia hidup dalam jejaring kompleks antara pengalaman, pengamatan, dan interaksi sosial. Keyakinan, baik agama maupun ideologi, jarang lahir dalam ruang...

Apakah Manusia Hidup Karena Ruh?

Apakah Manusia Hidup Karena Ruh?

by munira
September 30, 2025
0

Pertanyaan tentang asal-usul kehidupan manusia sering dijawab secara sederhana: “Manusia hidup karena ada ruh.” Jawaban ini seolah-olah final, padahal sesungguhnya...

Next Post
Apakah Manusia Hidup Karena Ruh?

Apakah Manusia Hidup Karena Ruh?

Ketika Emosional Membajak Rasional

Ketika Emosional Membajak Rasional

Trending News

JOKOWI DAPAT DIHUKUM MATI

JOKOWI DAPAT DIHUKUM MATI

August 24, 2024
Analisis Kemungkinan yang Terjadi pada Prabowo Subianto, Presiden Terpilih, dalam Konteks Hubungan dengan Jokowi

Analisis Kemungkinan yang Terjadi pada Prabowo Subianto, Presiden Terpilih, dalam Konteks Hubungan dengan Jokowi

July 6, 2024
Usia 70 Tahun Bukan Lanjut Usia – “Orang yang Beruntung”

Usia 70 Tahun Bukan Lanjut Usia – “Orang yang Beruntung”

June 30, 2024

Munira News

Munira
Cakrawala Dunia

Menu

  • About Us
  • ad
  • Home

Categories

  • Arts
  • Business
  • Crime
  • Cross Cultural
  • Destination
  • Education
  • Ekonomi
  • Environment
  • Fashion
  • Figure
  • Fiksi
  • Global
  • Health
  • Japan
  • Justice
  • News
  • Opinion
  • Politic
  • Science
  • Sponsor
  • Spritual
  • Technology
  • Uncategorized

Tags

Flap Barrier Swing Barrier

Recent Posts

  • Menapaki Tiga Tempat untuk Memahami Hidup
  • 🌾 Berjalan Pergi Bukanlah Kelemahan — Itu Kebijaksanaan
  • News
  • Politic
  • Opinion
  • Cross Cultural
  • Education
  • Fashion
  • Health
  • Destination
  • Global
  • Sponsor

© 2023 Munira

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Cross Cultural
  • Opinion
  • Politic
  • Global
  • Sponsor
  • Education
  • Fashion

© 2023 Munira