Munira News
  • News
    • Fusilat News
  • Politic
  • Opinion
  • Cross Cultural
  • Education
  • Fashion
  • Health
  • Destination
  • Global
  • Sponsor
No Result
View All Result
Munira News
  • News
    • Fusilat News
  • Politic
  • Opinion
  • Cross Cultural
  • Education
  • Fashion
  • Health
  • Destination
  • Global
  • Sponsor
No Result
View All Result
Munira News
No Result
View All Result
ADVERTISEMENT
Home Health

Setelah Usia 60: Kesehatan Menjadi Kekayaan Sejati – Apa itu?

munira by munira
August 17, 2025
in Health, Opinion
0
Share on FacebookShare on Twitter

Memasuki usia 60 tahun, banyak hal dalam hidup berubah. Jika di masa muda kebahagiaan sering diartikan dengan suara tawa yang riuh, kesibukan yang padat, atau pencapaian yang mengundang tepuk tangan, maka setelah 60 kebahagiaan menjelma menjadi sesuatu yang jauh lebih sederhana: kedamaian. Pada titik ini, kesehatan adalah kekayaan yang sesungguhnya, dan cara kita merawat diri akan menentukan kualitas sisa perjalanan hidup.

Ada tujuh kebiasaan sederhana yang bisa menjadi penopang tubuh dan jiwa di usia senja:

Pertama, berjalanlah setiap hari. Gerak tubuh adalah obat paling alami. Tubuh tidak menuntut intensitas, melainkan konsistensi. Langkah kecil yang dilakukan setiap hari lebih berharga daripada usaha keras yang cepat padam.

Kedua, tidurlah lebih awal dan bangun lebih pagi. Keheningan fajar menghadirkan ketajaman pikiran yang tidak bisa ditemui di tengah hiruk pikuk siang. Saat dunia masih terlelap, jiwa justru menemukan kejernihan.

Ketiga, sederhanakanlah pola makan. Makanlah untuk memberi energi, bukan untuk melampiaskan rasa nyaman semu. Perut yang tenang melahirkan pikiran yang tenteram.

Keempat, lindungi waktu pagi Anda. Jangan biarkan gawai atau kebisingan merampas jam-jam pertama hari. Biarkan pagi menjadi ruang hening, hanya Anda dengan pikiran sendiri. Dari sanalah suasana hari terbentuk.

Kelima, pilihlah lingkungan yang menenangkan. Kedamaian itu menular, begitu pula kekacauan. Kehidupan di usia lanjut menuntut kebijaksanaan dalam memilih siapa yang layak dekat dengan kita.

Keenam, isi waktu dengan hal yang bermakna. Pensiun bukan berarti berhenti memiliki tujuan. Yang berhenti hanyalah gangguan, bukan makna hidup. Selama masih bernafas, waktu kita terlalu berharga untuk dihabiskan tanpa arah.

Ketujuh, jangan pernah berhenti belajar. Pikiran yang terus diasah akan menua dengan lambat. Rasa ingin tahu adalah senam jiwa yang membuat hidup tetap segar.

Dan akhirnya, inilah pelajaran terpenting: setelah 60, bukan lagi seberapa cepat kita bergerak yang berarti, melainkan bagaimana kita hidup. Kebiasaan yang kita bangun hari ini akan menjadi teman perjalanan yang setia hingga akhir nanti.

Pada usia ini, hidup adalah seni untuk merangkul yang sederhana, merawat yang esensial, dan melepaskan yang sia-sia. Bukan lagi tentang berlari mengejar dunia, melainkan berjalan perlahan sambil menikmati setiap detik yang masih dihadiahkan. Sebab pada akhirnya, kebahagiaan bukanlah gemuruh sorak sorai, melainkan keheningan yang penuh syukur di dalam hati.


 

Share this:

  • Facebook
  • X
ADVERTISEMENT
Previous Post

Apakah Belajar Qur’an dan Hadis Sudah Cukup Menjadi Muslim?

Next Post

Even the Dead Fish Can Go With the Flow

munira

munira

Related Posts

Menapaki Tiga Tempat untuk Memahami Hidup

Menapaki Tiga Tempat untuk Memahami Hidup

by munira
October 13, 2025
0

Untuk benar-benar memahami apa itu hidup, kita harus mengunjungi tiga tempat: rumah sakit, penjara, dan pemakaman. Di rumah sakit, kita...

🌾 Berjalan Pergi Bukanlah Kelemahan — Itu Kebijaksanaan

by munira
October 13, 2025
0

Pagi itu, embun masih menggantung di ujung daun. Langit berwarna abu-abu muda, seolah ragu antara menurunkan hujan atau memberi cahaya....

Ketika Emosional Membajak Rasional

Ketika Emosional Membajak Rasional

by munira
October 1, 2025
0

Manusia hidup dalam jejaring kompleks antara pengalaman, pengamatan, dan interaksi sosial. Keyakinan, baik agama maupun ideologi, jarang lahir dalam ruang...

Apakah Manusia Hidup Karena Ruh?

Apakah Manusia Hidup Karena Ruh?

by munira
September 30, 2025
0

Pertanyaan tentang asal-usul kehidupan manusia sering dijawab secara sederhana: “Manusia hidup karena ada ruh.” Jawaban ini seolah-olah final, padahal sesungguhnya...

Next Post
Even the Dead Fish Can Go With the Flow

Even the Dead Fish Can Go With the Flow

Dari Nabi ke Budaya: Mengapa Islam Jadi Berwarna-Warni

Trending News

JOKOWI DAPAT DIHUKUM MATI

JOKOWI DAPAT DIHUKUM MATI

August 24, 2024
Analisis Kemungkinan yang Terjadi pada Prabowo Subianto, Presiden Terpilih, dalam Konteks Hubungan dengan Jokowi

Analisis Kemungkinan yang Terjadi pada Prabowo Subianto, Presiden Terpilih, dalam Konteks Hubungan dengan Jokowi

July 6, 2024
Usia 70 Tahun Bukan Lanjut Usia – “Orang yang Beruntung”

Usia 70 Tahun Bukan Lanjut Usia – “Orang yang Beruntung”

June 30, 2024

Munira News

Munira
Cakrawala Dunia

Menu

  • About Us
  • ad
  • Home

Categories

  • Arts
  • Business
  • Crime
  • Cross Cultural
  • Destination
  • Education
  • Ekonomi
  • Environment
  • Fashion
  • Figure
  • Fiksi
  • Global
  • Health
  • Japan
  • Justice
  • News
  • Opinion
  • Politic
  • Science
  • Sponsor
  • Spritual
  • Technology
  • Uncategorized

Tags

Flap Barrier Swing Barrier

Recent Posts

  • Menapaki Tiga Tempat untuk Memahami Hidup
  • 🌾 Berjalan Pergi Bukanlah Kelemahan — Itu Kebijaksanaan
  • News
  • Politic
  • Opinion
  • Cross Cultural
  • Education
  • Fashion
  • Health
  • Destination
  • Global
  • Sponsor

© 2023 Munira

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Cross Cultural
  • Opinion
  • Politic
  • Global
  • Sponsor
  • Education
  • Fashion

© 2023 Munira