Osaka – Sekisui House Ltd, pengembang besar asal Jepang, baru-baru ini mengambil langkah yang luar biasa dan patut menjadi pelajaran berharga. Mereka memutuskan untuk menghancurkan sebuah kondominium yang hampir selesai dibangun di Tokyo bagian barat. Keputusan ini diambil setelah warga sekitar mengeluhkan bahwa bangunan tersebut sebagian menghalangi pemandangan ikonik Gunung Fuji.
Sekisui House, yang berbasis di Osaka, memutuskan untuk membongkar kondominium 10 lantai dengan 18 unit di Kunitachi. Kondominium tersebut dibangun di sepanjang jalan yang terkenal karena pemandangan puncak Gunung Fuji setinggi 3.776 meter. Keputusan ini diambil karena “pertimbangan yang kurang memadai terhadap dampak pada pemandangan,” kata perwakilan dari Sekisui House.
Langkah yang jarang terjadi ini diambil meskipun pengembang telah mengadakan pertemuan dengan warga mengenai masalah ini. Bahkan, pengembang telah membuat perubahan pada struktur dari rencana awal, seperti mengurangi jumlah lantai dari 11 dan menurunkan tinggi setiap lantai. Namun, langkah-langkah tersebut masih dianggap belum cukup oleh warga setempat.
“Kami menyadari budaya lokal yang menghargai pemandangan, tetapi kami gagal mempertimbangkannya dengan cukup. Kami juga meminta maaf kepada pihak-pihak yang terlibat,” ujar perwakilan Sekisui House. Mereka berjanji akan berusaha mencegah kejadian serupa di masa depan.
Pembangunan kondominium tersebut dimulai pada Januari 2023, dan sebagian besar unitnya telah terjual dengan harga sekitar 70 juta yen hingga 80 juta yen. Namun, Sekisui House melaporkan keputusan mereka untuk membatalkan proyek ini kepada pemerintah kota Kunitachi pada hari Selasa. Perusahaan tersebut mengatakan bahwa mereka akan mencatat biaya konstruksi dan biaya pembongkaran sebagai kerugian luar biasa.
Keputusan untuk membongkar bangunan yang hampir selesai ini mencerminkan komitmen Sekisui House terhadap nilai-nilai lokal dan menjaga keindahan alam yang dihargai oleh masyarakat setempat. Langkah ini bukan hanya menunjukkan tanggung jawab sosial perusahaan, tetapi juga mencerminkan rasa hormat yang mendalam terhadap nilai-nilai budaya dan alam.
Belajar dari bangsa Jepang, kita dapat melihat betapa pentingnya menjaga keseimbangan antara pembangunan dan pelestarian lingkungan. Komitmen mereka terhadap keindahan alam dan nilai lokal mengajarkan kita bahwa pembangunan tidak boleh mengorbankan warisan alam yang berharga. Dengan demikian, kita bisa memastikan bahwa generasi mendatang masih dapat menikmati keindahan alam yang sama.
© KYODO