Untuk Bunda Lucia Soetanto
Oleh Ali Syarief
Sahabatku, Bunda Lucia,
di usia tujuh puluh sembilan, engkau masih menari
dalam cahaya persahabatan yang tak pernah padam.
Langkahmu lembut, namun menggetarkan hati banyak jiwa.
Rumahmu bukan sekadar tempat bernaung,
melainkan taman kasih tempat hati bertemu.
Pintu selalu terbuka bagi yang berhati baik,
dan senyummu — seolah salam dari surga —
menyambut setiap tamu dengan hangat doa.
Setiap hari, dari bibirmu mengalir kata yang menyejukkan,
seperti embun di pagi hari yang menyapa bunga layu.
Engkau berbicara bukan untuk didengar,
tetapi untuk menyembuhkan, menenteramkan, dan menghidupkan.
Engkau berbusana dengan keindahan jiwa,
dan ketika melangkah menuju rumah Tuhan,
seolah seluruh semesta ikut berdiri menghormat —
sebab yang datang bukan sekadar tubuh,
melainkan hati yang telah lama bersemayam dalam kasih-Nya.
Hari ini aku berdoa untukmu, Bunda,
semoga umurmu dipanjangkan dalam rahmat,
tubuhmu dikuatkan oleh cinta,
dan bahagiamu tak pernah surut oleh waktu.
Tetaplah menjadi lentera,
yang menuntun sahabat-sahabatmu
di jalan yang penuh kebaikan dan damai.





