Di India, ada banyak tokoh yang menginspirasi publik dengan pesan-pesan yang melampaui batas agama. Nama-nama seperti Sadhguru, Krishna, dan banyak lainnya dikenal luas dan dihormati karena pandangan mereka yang bijak tentang kehidupan, yang memberikan pencerahan kepada masyarakat luas. Pesan-pesan mereka sering kali berfokus pada pengembangan diri, kesehatan mental, dan filosofi hidup yang mendalam, bukan sekadar dogma religius.
Sadhguru, misalnya, adalah seorang guru spiritual yang sering membicarakan tentang keseimbangan hidup, meditasi, dan pentingnya menjaga hubungan yang harmonis dengan alam. Dalam banyak ceramahnya, Sadhguru mengajak orang untuk berpikir lebih dalam tentang tujuan hidup dan bagaimana menjalani kehidupan yang lebih bermakna. Pesan-pesannya yang penuh dengan logika dan common sense membuatnya sangat dihormati, bahkan oleh mereka yang mungkin tidak terikat pada agama tertentu.
Di Indonesia, kita juga memiliki tokoh seperti Rocky Gerung yang dikenal karena pandangannya yang kritis dan sering kali kontroversial. Rocky berbicara tentang berbagai isu sosial dan politik dengan cara yang membuat orang berpikir lebih kritis dan mempertanyakan status quo. Meskipun tidak semua orang setuju dengan pandangannya, banyak yang menghargai keberaniannya untuk berbicara jujur dan mengajak publik untuk berpikir lebih rasional.
Namun, di Indonesia, banyak tokoh publik yang mendapatkan popularitas karena pesan-pesan dogma yang mereka sampaikan, terutama dari kalangan ustadz. Ustadz-ustadz ini sering kali diidolakan karena kemampuan mereka dalam menyampaikan ajaran agama dengan cara yang mudah dipahami oleh masyarakat luas. Meskipun pesan-pesan mereka penting bagi banyak orang, sering kali pesan ini lebih berfokus pada aspek-aspek dogmatis dari agama, daripada aspek-aspek praktis dan logis yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Perbedaan ini mencerminkan perbedaan budaya dan pendekatan dalam menyampaikan pesan kepada publik. Di India, tokoh-tokoh seperti Sadhguru berbicara tentang isu-isu yang bersifat universal dan dapat diterima oleh berbagai kalangan, terlepas dari latar belakang agama mereka. Mereka lebih menekankan pada pengembangan diri dan pemahaman mendalam tentang kehidupan.
Di sisi lain, di Indonesia, tokoh-tokoh religius sering kali menjadi panutan karena masyarakat masih sangat menghargai ajaran agama sebagai panduan hidup. Namun, ada ruang untuk berkembangnya tokoh-tokoh yang berbicara di luar konteks agama dan lebih pada common sense, seperti yang dilakukan Rocky Gerung.
Adanya tokoh-tokoh yang mengajak berpikir logis dan kritis sangat penting untuk membangun masyarakat yang lebih berpengetahuan dan terbuka. Ini bukan berarti pesan-pesan religius tidak penting, tetapi keseimbangan antara pencerahan spiritual dan logika rasional bisa memberikan pandangan yang lebih holistik kepada masyarakat.
Kita bisa belajar banyak dari India dalam hal ini. Mengadopsi pendekatan yang lebih inklusif dan logis dalam menyampaikan pesan bisa membantu masyarakat Indonesia untuk lebih terbuka terhadap berbagai perspektif. Dengan begitu, kita bisa memiliki tokoh-tokoh yang tidak hanya dihormati karena pengetahuan agama mereka, tetapi juga karena kemampuan mereka dalam mengajak masyarakat berpikir kritis dan hidup lebih bijaksana.
Pada akhirnya, baik di India maupun di Indonesia, yang paling penting adalah keberadaan tokoh-tokoh yang mampu memberikan inspirasi dan pencerahan, membantu masyarakat untuk berkembang dan memahami kehidupan dengan cara yang lebih mendalam dan bermakna.