**TOKYO** – Jepang berencana mewajibkan produsen besar untuk menggunakan plastik daur ulang sebagai bagian dari upaya mengurangi polusi plastik dan mempromosikan dekarbonisasi.
Pemerintah berencana merevisi undang-undang tentang promosi pemanfaatan sumber daya yang efektif pada sesi reguler Diet tahun depan. Revisi ini diharapkan akan meminta produsen untuk menetapkan target khusus dan melaporkan pencapaiannya secara berkala.
Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang mempresentasikan rencana tersebut dalam sebuah pertemuan para ahli, di mana juga dibahas cara-cara efektif untuk memanfaatkan sumber daya yang terbatas.
Saat ini, sebagian besar limbah plastik di Jepang “didaur ulang” melalui pembakaran, metode yang disebut daur ulang termal, di mana panas yang dihasilkan digunakan untuk pembangkit listrik atau tujuan lain. Namun, Uni Eropa menganggap daur ulang termal yang menghasilkan CO2 sebagai pemulihan energi daripada daur ulang.
Ada dua cara lain untuk mendaur ulang plastik, yaitu daur ulang material, di mana limbah plastik digunakan kembali sebagai bahan baku untuk membuat produk baru, dan daur ulang kimia, di mana limbah plastik dipecah secara kimia menjadi bahan baku untuk membuat produk baru sepenuhnya, menurut Institut Pengelolaan Limbah Plastik.
Di bawah undang-undang saat ini, tidak wajib bagi produsen untuk menggunakan plastik daur ulang, dan mereka hanya diminta untuk melakukan upaya yang wajar untuk itu. Melalui revisi ini, pemerintah mempertimbangkan untuk memperkenalkan sistem di mana pemerintah dapat memberikan rekomendasi atau bahkan memberlakukan denda kepada produsen yang tidak mencapai target.
Plastik umumnya sulit terurai di alam karena stabilitasnya yang tinggi. Namun, setelah terurai akibat pengaruh sinar ultraviolet dan gelombang laut, plastik berubah menjadi mikroplastik yang dianggap berbahaya bagi kehidupan laut dan akuatik.
Jika undang-undang yang direvisi disahkan dan mulai berlaku, konsumen mungkin harus membayar lebih untuk produk plastik, karena biaya daur ulang plastik masih tinggi dibandingkan dengan produksi plastik dari sumber fosil.
Plastik digunakan untuk berbagai aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Volume konsumsi produk plastik di Jepang mencapai 9,10 juta ton pada tahun 2022, menurut institut tersebut, dengan bungkus dan wadah menyumbang porsi terbesar sebesar 44,7 persen, diikuti oleh perangkat elektronik sebesar 15,4 persen.
Kelompok Tujuh negara industri, termasuk Jepang, telah sepakat untuk mengakhiri tambahan polusi plastik oleh negara anggota pada tahun 2040.
© KYODO