Entah apa yang terlintas di benak Presiden Jokowi ketika dengan percaya diri membandingkan tingkat polusi udara di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dengan Singapura. Seperti ingin menunjukkan bahwa IKN memiliki udara yang lebih bersih daripada Singapura, Jokowi seolah lupa bahwa kenyataan di lapangan berbeda jauh. Di IKN, kendaraan belum banyak berseliweran, hanya ada bulldozer, truk-truk pengangkut bahan bangunan, dan alat berat lainnya. Bahkan, pesawat terbang pun belum bisa mendarat di sana. Polusi apa yang bisa diukur dari sebuah tempat yang belum sepenuhnya hidup?
Membandingkan polusi di IKN dengan Singapura sama absurdnya dengan membandingkan intelektualitas dirinya yang dungu dengan Rocky Gerung yang dikenal karena akal sehatnya. IKN belum berkembang menjadi kota yang sesungguhnya, bahkan masih dalam tahap awal pembangunan. Kendaraan pribadi, lalu lintas padat, dan industri belum ada di sana. Bandara pun masih berupa rencana di atas kertas. Jadi, dari mana datangnya polusi yang bisa dibandingkan?
Singapura, di sisi lain, adalah kota modern yang penuh dengan aktivitas manusia dan kendaraan. Udara di sana memang mungkin tidak sebersih udara pegunungan, tapi itu karena Singapura adalah pusat kegiatan ekonomi, teknologi, dan industri. Membandingkan polusi di Singapura dengan IKN hanyalah upaya Jokowi untuk menciptakan narasi yang tidak masuk akal, seperti halnya ketika dia mencoba menyamakan dirinya dengan para pemikir besar.
Sama seperti membandingkan intelektualitas Rocky Gerung yang penuh dengan pemikiran kritis dan tajam dengan Jokowi yang sering kali mengeluarkan pernyataan absurd, membandingkan polusi IKN dengan Singapura hanyalah sebuah kebodohan. Itu menunjukkan betapa jauhnya Jokowi dari pemahaman realitas, dan betapa ia gagal dalam menyusun argumen yang logis dan masuk akal.
Mungkin Jokowi bisa lebih baik jika dia berhenti mencoba membandingkan hal-hal yang jelas-jelas tidak bisa dibandingkan. Sebagaimana dia tidak bisa menandingi Rocky Gerung dalam debat intelektual, dia juga tidak bisa membandingkan IKN yang masih belum jadi dengan kota besar seperti Singapura. Membuat pernyataan semacam itu hanya mempertegas betapa jauhnya Jokowi dari kenyataan dan betapa sulitnya dia memahami hal-hal yang jelas di depan mata.