Munira News
  • News
    • Fusilat News
  • Politic
  • Opinion
  • Cross Cultural
  • Education
  • Fashion
  • Health
  • Destination
  • Global
  • Sponsor
No Result
View All Result
Munira News
  • News
    • Fusilat News
  • Politic
  • Opinion
  • Cross Cultural
  • Education
  • Fashion
  • Health
  • Destination
  • Global
  • Sponsor
No Result
View All Result
Munira News
No Result
View All Result
ADVERTISEMENT
Home Education

Merayakan Ulang Tahun: Antara Doa, Refleksi, dan Pemikiran Sempit

munira by munira
July 10, 2025
in Education, Fiksi, Opinion
0
Share on FacebookShare on Twitter

Di tengah derasnya arus modernitas, masih ada sebagian kalangan umat Islam yang menolak mentah-mentah perayaan ulang tahun. Bahkan, tak sedikit yang mengharamkannya atas nama purifikasi ajaran. Mereka menuduhnya sebagai budaya Barat, perbuatan sia-sia, atau bahkan bid’ah yang sesat. Namun, di balik pandangan hitam-putih tersebut, ada satu pertanyaan mendasar yang layak diajukan: apakah benar merayakan ulang tahun bertentangan dengan ajaran Islam?

Sebagai seorang Muslim yang mencoba merenungi makna dari setiap laku hidup, saya memandang ulang tahun bukan sebagai seremoni kosong, melainkan sebagai momen spiritual—sebuah titik jeda untuk berhenti sejenak dan menengok ke dalam diri: apa yang telah aku lakukan dengan umur yang telah diberikan Tuhan?

Dalam Al-Qur’an, Allah memerintahkan kita untuk melakukan refleksi:

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat).”
(QS. Al-Hasyr: 18)

Ayat ini menyiratkan bahwa manusia diberi kebebasan sekaligus tanggung jawab untuk mengevaluasi hidupnya. Dalam konteks itu, ulang tahun bisa menjadi momentum muhasabah: usia bertambah, tapi apakah amal juga bertambah? Tubuh menua, tapi apakah jiwa juga bertumbuh?

Lebih jauh, ucapan “selamat ulang tahun” sejatinya adalah doa. Kita mendoakan orang yang kita cintai agar diberi umur panjang, kesehatan, keberkahan, dan kebahagiaan dunia akhirat. Dalam tradisi Islam sendiri, doa adalah bentuk cinta paling luhur. Bahkan Nabi Isa dalam Al-Qur’an mengakui hari kelahirannya sebagai momen yang penuh keselamatan:

“Keselamatan atas diriku pada hari aku dilahirkan, hari aku wafat, dan hari aku dibangkitkan hidup kembali.”
(QS. Maryam: 33)

Jika hari lahir seorang nabi disebut sebagai hari yang layak disapa dengan “salam” (keselamatan), mengapa kita tidak boleh mengingat hari kelahiran orang-orang terkasih dengan doa dan harapan yang sama?

Argumen yang menyatakan bahwa ulang tahun harus ditolak karena tidak pernah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW adalah bentuk logika yang sempit. Tidak semua yang tidak dilakukan Nabi otomatis haram. Ulama seperti Imam Syafi’i, Imam Nawawi, dan Al-Ghazali membedakan antara bid’ah hasanah (inovasi baik) dan bid’ah dhalalah (inovasi sesat). Jika ulang tahun dipenuhi dengan doa, rasa syukur, dan introspeksi, maka ia masuk dalam kategori kebaikan—bukan kesesatan.

Justru, menolak segala bentuk budaya hanya karena berasal dari luar Islam, tanpa melihat makna substansialnya, adalah bentuk kegagalan memahami pesan universal Islam sebagai agama yang rahmatan lil ‘alamin. Islam tidak anti budaya. Islam tidak anti kegembiraan. Islam tidak anti kreativitas selama semua itu tidak menyimpang dari nilai-nilai tauhid dan akhlak.

Perayaan ulang tahun bisa menjadi jalan untuk memperkuat silaturahmi, mempererat kasih sayang, serta menghidupkan tradisi doa di tengah keluarga dan sahabat. Ia tidak harus mewah atau boros. Bahkan hanya dengan secangkir teh dan ucapan “semoga engkau diberkahi Allah,” makna ulang tahun telah hadir secara spiritual.

Pada akhirnya, perayaan ulang tahun bukanlah soal lilin, kue, atau pesta. Ia adalah soal niat, soal makna, dan soal bagaimana kita memperlakukan waktu sebagai karunia Allah. Sebab umur bukan sekadar angka—ia adalah amanah, dan setiap amanah kelak akan dimintai pertanggungjawaban.

Jika ada yang menganggap ulang tahun itu haram, mungkin bukan ulang tahunnya yang salah. Bisa jadi, cara berpikir kita terhadap dunia yang terlalu sempitlah yang perlu dirayakan kematiannya.


 

Share this:

  • Facebook
  • X
ADVERTISEMENT
Previous Post

Semua Aktivitasku Diorientasikan untuk Mengantarku ke Titik Sampai

Next Post

Apa Itu Dosa Menurut Tuhan, Manusia, dan Agama?

munira

munira

Related Posts

Menapaki Tiga Tempat untuk Memahami Hidup

Menapaki Tiga Tempat untuk Memahami Hidup

by munira
October 13, 2025
0

Untuk benar-benar memahami apa itu hidup, kita harus mengunjungi tiga tempat: rumah sakit, penjara, dan pemakaman. Di rumah sakit, kita...

🌾 Berjalan Pergi Bukanlah Kelemahan — Itu Kebijaksanaan

by munira
October 13, 2025
0

Pagi itu, embun masih menggantung di ujung daun. Langit berwarna abu-abu muda, seolah ragu antara menurunkan hujan atau memberi cahaya....

Ketika Emosional Membajak Rasional

Ketika Emosional Membajak Rasional

by munira
October 1, 2025
0

Manusia hidup dalam jejaring kompleks antara pengalaman, pengamatan, dan interaksi sosial. Keyakinan, baik agama maupun ideologi, jarang lahir dalam ruang...

Apakah Manusia Hidup Karena Ruh?

Apakah Manusia Hidup Karena Ruh?

by munira
September 30, 2025
0

Pertanyaan tentang asal-usul kehidupan manusia sering dijawab secara sederhana: “Manusia hidup karena ada ruh.” Jawaban ini seolah-olah final, padahal sesungguhnya...

Next Post
Apa Itu Dosa Menurut Tuhan, Manusia, dan Agama?

Apa Itu Dosa Menurut Tuhan, Manusia, dan Agama?

Lebih Mudah Mencintai yang Tak Lagi Ada

Lebih Mudah Mencintai yang Tak Lagi Ada

Trending News

JOKOWI DAPAT DIHUKUM MATI

JOKOWI DAPAT DIHUKUM MATI

August 24, 2024
Analisis Kemungkinan yang Terjadi pada Prabowo Subianto, Presiden Terpilih, dalam Konteks Hubungan dengan Jokowi

Analisis Kemungkinan yang Terjadi pada Prabowo Subianto, Presiden Terpilih, dalam Konteks Hubungan dengan Jokowi

July 6, 2024
Usia 70 Tahun Bukan Lanjut Usia – “Orang yang Beruntung”

Usia 70 Tahun Bukan Lanjut Usia – “Orang yang Beruntung”

June 30, 2024

Munira News

Munira
Cakrawala Dunia

Menu

  • About Us
  • ad
  • Home

Categories

  • Arts
  • Business
  • Crime
  • Cross Cultural
  • Destination
  • Education
  • Ekonomi
  • Environment
  • Fashion
  • Figure
  • Fiksi
  • Global
  • Health
  • Japan
  • Justice
  • News
  • Opinion
  • Politic
  • Science
  • Sponsor
  • Spritual
  • Technology
  • Uncategorized

Tags

Flap Barrier Swing Barrier

Recent Posts

  • Menapaki Tiga Tempat untuk Memahami Hidup
  • 🌾 Berjalan Pergi Bukanlah Kelemahan — Itu Kebijaksanaan
  • News
  • Politic
  • Opinion
  • Cross Cultural
  • Education
  • Fashion
  • Health
  • Destination
  • Global
  • Sponsor

© 2023 Munira

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Cross Cultural
  • Opinion
  • Politic
  • Global
  • Sponsor
  • Education
  • Fashion

© 2023 Munira