Pengantar
Tulisan ini ditujukan kepada para politisi, yang memegang amanah untuk memimpin dan melayani masyarakat. Dalam peran yang begitu penting, integritas dan kejujuran adalah fondasi utama yang harus dipegang teguh. Sayangnya, sering kali kita melihat ketidaksesuaian antara apa yang diucapkan dan apa yang dilakukan oleh sebagian politisi. Oleh karena itu, tulisan ini hadir sebagai pengingat dan ajakan agar para politisi tidak mendapat murka Allah dengan memastikan bahwa setiap kata yang diucapkan sejalan dengan tindakan nyata. Semoga tulisan ini dapat menjadi refleksi dan inspirasi untuk menjalani tugas dengan penuh tanggung jawab dan integritas.
Kabura Maqtan ‘Inda Allahi An Taqūlū Mā Lā Taf‘alūn: Tuhan Marah Besar Kepada Mereka yang Berkata tetapi Tak Melakukannya
Di dunia yang penuh dengan kata-kata dan janji, sering kali kita mendengar orang berbicara tentang nilai-nilai luhur, moralitas, dan etika. Namun, betapa sering kita melihat bahwa kata-kata tersebut tidak diiringi oleh tindakan yang sesuai? Fenomena ini, di mana seseorang berbicara tentang kebaikan tetapi tidak melaksanakannya, telah lama diakui sebagai masalah besar dalam berbagai tradisi filsafat dan agama. Salah satu ungkapan yang menyoroti hal ini adalah “kabura maqtan ‘inda Allahi an taqūlū mā lā taf‘alūn,” yang berarti “Tuhan marah besar kepada mereka yang berkata tetapi tidak melakukannya.”
Ungkapan ini mengandung makna yang sangat mendalam dan relevan dengan kehidupan kita sehari-hari. Dalam konteks teologis, ungkapan ini mengingatkan kita bahwa Tuhan menghargai kejujuran dan integritas di atas segalanya. Kejujuran dalam tindakan dan kata-kata adalah dasar dari kehidupan yang bermoral dan etis. Ketika seseorang berbicara tentang kebaikan tetapi tidak melaksanakannya, ia tidak hanya menipu orang lain, tetapi juga menipu dirinya sendiri dan mencemarkan nilai-nilai yang dipegangnya.
Filsuf Immanuel Kant dalam teorinya tentang imperatif kategoris menekankan pentingnya konsistensi antara apa yang kita katakan dan apa yang kita lakukan. Kant berargumen bahwa kita harus bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip yang dapat kita kehendaki menjadi hukum universal. Ini berarti bahwa jika kita mengatakan bahwa kejujuran adalah penting, kita harus bertindak jujur dalam setiap aspek kehidupan kita. Ketidakcocokan antara kata dan perbuatan tidak hanya mencerminkan kurangnya integritas, tetapi juga merusak fondasi moral dari masyarakat.
Dalam tradisi Islam, konsep ini juga sangat kuat. Al-Qur’an sering kali menekankan pentingnya tindakan yang sesuai dengan kata-kata. Nabi Muhammad SAW sendiri adalah teladan utama dalam hal ini, di mana ia tidak hanya mengajarkan tentang kebaikan, tetapi juga mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari. Keteladanan ini menunjukkan bahwa kata-kata tanpa tindakan adalah kosong dan tidak berarti.
Di dunia modern, di mana media sosial dan platform komunikasi lainnya membuat kata-kata kita lebih mudah tersebar, tantangan untuk menjaga konsistensi antara kata dan perbuatan menjadi semakin besar. Kita sering melihat figur publik, politisi, dan pemimpin berbicara tentang nilai-nilai moral tetapi gagal untuk mencontohkannya dalam tindakan mereka. Ini menciptakan ketidakpercayaan dan sinisme di kalangan masyarakat, yang pada akhirnya merusak tatanan sosial dan moral.
Untuk mengatasi masalah ini, kita harus kembali kepada prinsip dasar bahwa integritas adalah kunci dari kehidupan yang bermakna. Kita harus berusaha untuk selalu berbicara dengan jujur dan bertindak sesuai dengan kata-kata kita. Ini tidak hanya akan memperkuat karakter kita, tetapi juga membangun kepercayaan dan rasa hormat dari orang lain.
Sebagai refleksi akhir, mari kita ingat bahwa setiap kata yang kita ucapkan membawa tanggung jawab. Tuhan marah besar kepada mereka yang berkata tetapi tidak melakukannya, karena tindakan kita adalah cerminan sejati dari siapa kita sebenarnya. Mari kita berkomitmen untuk hidup dengan integritas, memastikan bahwa setiap kata yang kita ucapkan diiringi oleh tindakan yang sesuai. Hanya dengan cara ini kita dapat mencapai kehidupan yang bermakna dan mendapat ridha Tuhan.