TOKYO – Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida, menyatakan keprihatinannya atas insiden penembakan yang terjadi di sebuah rapat umum mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Kishida menyebut penembakan tersebut sebagai “tantangan serius bagi demokrasi.”
Dalam konferensi pers yang diadakan pada Minggu (14/7/2024), Kishida menegaskan pentingnya menjaga keamanan dan ketertiban dalam setiap proses demokratis. “Penembakan di acara publik seperti rapat umum politik tidak hanya mengancam keselamatan individu, tetapi juga merusak kepercayaan publik terhadap proses demokrasi,” ujar Kishida.
Kishida menambahkan bahwa insiden ini harus menjadi peringatan bagi negara-negara demokratis di seluruh dunia untuk lebih waspada dan proaktif dalam melindungi nilai-nilai demokrasi mereka. “Kita harus memastikan bahwa perbedaan pandangan politik dapat diekspresikan secara bebas dan aman tanpa takut akan kekerasan,” lanjutnya.
Perdana Menteri Jepang juga menyampaikan belasungkawa kepada korban dan keluarganya, serta harapan agar para pelaku segera ditangkap dan diadili. Kishida menekankan bahwa tindakan kekerasan tidak boleh ditoleransi dalam bentuk apapun dan harus dihukum sesuai dengan hukum yang berlaku.
Insiden penembakan di rapat umum Trump ini telah mengejutkan banyak pihak dan memicu diskusi global mengenai keamanan acara politik dan ancaman terhadap demokrasi. Banyak pemimpin dunia yang turut mengecam tindakan tersebut dan menyatakan dukungan mereka terhadap upaya menjaga stabilitas dan keamanan dalam proses demokrasi.
Sebagai salah satu negara dengan sistem demokrasi yang kuat, Jepang merasa berkewajiban untuk mengingatkan dunia akan pentingnya menjaga prinsip-prinsip demokrasi dan melindungi hak-hak individu untuk berpartisipasi dalam politik tanpa rasa takut. Kishida mengakhiri pernyataannya dengan menegaskan bahwa Jepang akan terus mendukung dan mempromosikan nilai-nilai demokrasi di panggung internasional.