Munira News
  • News
    • Fusilat News
  • Politic
  • Opinion
  • Cross Cultural
  • Education
  • Fashion
  • Health
  • Destination
  • Global
  • Sponsor
No Result
View All Result
Munira News
  • News
    • Fusilat News
  • Politic
  • Opinion
  • Cross Cultural
  • Education
  • Fashion
  • Health
  • Destination
  • Global
  • Sponsor
No Result
View All Result
Munira News
No Result
View All Result
ADVERTISEMENT
Home Education

Rindu di Tengah Keramaian: Refleksi Hidup dalam Keheningan dan Kepadatan Manusia

munira by munira
April 7, 2024
in Education, Opinion, Spritual
0
Share on FacebookShare on Twitter

Setiap gerak langkah, hembusan napas, hingga detak jantung menjadi irama dalam sebuah tarian kehidupan yang tak pernah berhenti. Namun, di tengah kesibukan dan kepadatan manusia, terkadang kita merasakan kekosongan yang tak terduga. Sebuah cerminan dari kehidupan yang terasa kosong, meskipun dikelilingi oleh keramaian.

Saudaraku, mungkin kita tak pernah mengenal mereka yang berjalan di sebelah kita. Mereka hanyalah bagian dari aliran manusia yang terus mengalir, seperti lautan yang tak pernah berhenti bergelombang. Namun, entah mengapa, terkadang kita merasa sepi dan kesepian di tengah keramaian.

Kita bagaikan sel-sel kehidupan yang saling terhubung, terjalin dalam sebuah jaringan yang tak terlihat namun kuat mengikat kita satu sama lain. Saat ada yang terpisah atau terombang-ambing, kita merasakan getaran yang mengguncang, seakan kehilangan bagian dari diri sendiri.

Dalam rutinitas sehari-hari, kita menjadi pusat dari segala aktivitas. Kehidupan di jalanan, hiruk pikuk manusia, dan kepadatan kota menjadi bagian dari keseharian kita. Namun, saat mereka pergi dan keheningan menyapa, kita baru sadar akan arti pentingnya kehadiran.

Kosong dalam hati, seperti sebuah lobang yang sulit terisi. Saat itulah kita merasakan kehadiran yang sebenarnya, dan mungkin kita mulai merindukan keramaian yang telah kita tinggalkan. Ironisnya, kita baru menyadari nilai kehadiran setelah kehilangannya.

Namun, seperti pepatah yang mengatakan, “benci itu kutukah seperlunya.” Mungkin saat ini kita merindukan keramaian dan kebisingan, namun siapa tahu suatu hari nanti kita akan merindukan kesunyian dan ketenangan. Kekurangan yang kita rasakan saat ini bisa menjadi penantian yang berharga di masa yang akan datang.

Seperti itulah kehidupan, penuh dengan gelombang yang tak terduga. Kita tak pernah tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, namun kita bisa belajar untuk merangkul setiap momen dengan penuh penghargaan dan kesadaran. Sebab, dalam kesendirian atau keramaian, setiap detik hidup memiliki makna yang berharga.

Share this:

  • Facebook
  • X
ADVERTISEMENT
Previous Post

 Kintsugi – Cara Orang Jepang Membangun Sukses

Next Post

Menguasai Seni Fokus pada Tujuan: Petunjuk Menuju Kesuksesan

munira

munira

Related Posts

Apa Itu Dosa Menurut Tuhan, Manusia, dan Agama?

Apa Itu Dosa Menurut Tuhan, Manusia, dan Agama?

by munira
July 12, 2025
0

Dalam kehidupan sehari-hari, kita kerap mendengar istilah "dosa" diucapkan dalam banyak konteks: dari mimbar keagamaan, ruang keluarga, hingga obrolan santai...

Merayakan Ulang Tahun: Antara Doa, Refleksi, dan Pemikiran Sempit

by munira
July 10, 2025
0

Di tengah derasnya arus modernitas, masih ada sebagian kalangan umat Islam yang menolak mentah-mentah perayaan ulang tahun. Bahkan, tak sedikit...

Semua Aktivitasku Diorientasikan untuk Mengantarku ke Titik Sampai

Semua Aktivitasku Diorientasikan untuk Mengantarku ke Titik Sampai

by munira
July 10, 2025
0

Aku percaya, hidup—meski tampaknya bergerak liar, penuh detour, dan gemuruh distraksi—sebetulnya diam-diam taat pada satu garis. Garis itu tak selalu...

Ketika Mekar Menjadi Revolusi yang Lembut

Ketika Mekar Menjadi Revolusi yang Lembut

by munira
July 4, 2025
0

Ada yang tumbuh diam-diam di kebun pagi itu. Sebuah bunga kecil, entah namanya apa, mekar begitu saja. Tak ada yang...

Next Post

Menguasai Seni Fokus pada Tujuan: Petunjuk Menuju Kesuksesan

Menjadi Cerdas dan Matang: Menghargai Kebijaksanaan Tanpa Memandang Usia

Menjadi Cerdas dan Matang: Menghargai Kebijaksanaan Tanpa Memandang Usia

Please login to join discussion

Trending News

JOKOWI DAPAT DIHUKUM MATI

JOKOWI DAPAT DIHUKUM MATI

August 24, 2024
Analisis Kemungkinan yang Terjadi pada Prabowo Subianto, Presiden Terpilih, dalam Konteks Hubungan dengan Jokowi

Analisis Kemungkinan yang Terjadi pada Prabowo Subianto, Presiden Terpilih, dalam Konteks Hubungan dengan Jokowi

July 6, 2024
Usia 70 Tahun Bukan Lanjut Usia – “Orang yang Beruntung”

Usia 70 Tahun Bukan Lanjut Usia – “Orang yang Beruntung”

June 30, 2024

Munira News

Munira
Cakrawala Dunia

Menu

  • About Us
  • ad
  • Home

Categories

  • Arts
  • Business
  • Crime
  • Cross Cultural
  • Destination
  • Education
  • Ekonomi
  • Environment
  • Fashion
  • Figure
  • Fiksi
  • Global
  • Health
  • Japan
  • Justice
  • News
  • Opinion
  • Politic
  • Science
  • Sponsor
  • Spritual
  • Technology
  • Uncategorized

Tags

Flap Barrier Swing Barrier

Recent Posts

  • Apa Itu Dosa Menurut Tuhan, Manusia, dan Agama?
  • Merayakan Ulang Tahun: Antara Doa, Refleksi, dan Pemikiran Sempit
  • News
  • Politic
  • Opinion
  • Cross Cultural
  • Education
  • Fashion
  • Health
  • Destination
  • Global
  • Sponsor

© 2023 Munira

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Cross Cultural
  • Opinion
  • Politic
  • Global
  • Sponsor
  • Education
  • Fashion

© 2023 Munira