Munira News
  • News
    • Fusilat News
  • Politic
  • Opinion
  • Cross Cultural
  • Education
  • Fashion
  • Health
  • Destination
  • Global
  • Sponsor
No Result
View All Result
Munira News
  • News
    • Fusilat News
  • Politic
  • Opinion
  • Cross Cultural
  • Education
  • Fashion
  • Health
  • Destination
  • Global
  • Sponsor
No Result
View All Result
Munira News
No Result
View All Result
ADVERTISEMENT
Home Cross Cultural

Cinta yang Tak Masuk Kitab Fikih

munira by munira
May 17, 2025
in Cross Cultural, Fiksi, Opinion
0
Share on FacebookShare on Twitter

Apakah Rasulullah Saw. ketika menikah dengan Siti Khadijah menggunakan rukun nikah seperti yang kita kenal hari ini?

Tentu saja. Tapi pertanyaan ini membawa kita lebih jauh dari sekadar seremonial. Ia menggiring kita menyelami perbedaan antara hukum dan makna, antara sah menurut manusia dan sah menurut Tuhan.

Rukun nikah dalam syariah Islam—wali, saksi, mahar, ijab dan kabul—diambil dari struktur sosial bangsa Arab pada abad ke-7. Para ulama fikih kemudian membingkainya menjadi perangkat hukum yang mapan. Ia menjadi dasar legalitas pernikahan dalam Islam. Tetapi di balik semua itu, kita lupa: ini semua adalah produk budaya, institusi sosial yang dilembagakan demi keteraturan komunitas. Bukan tolok ukur spiritualitas.

Pernikahan, pada akhirnya, bukan sekadar legalitas. Ia adalah kesanggupan dua jiwa untuk saling membersamai. Dan dalam konteks ini, cinta bukan pelengkap, melainkan ruh. Ia rukun yang tak tertulis—tapi tanpanya, ijab kabul pun hampa. Sah, ya. Tapi kering. Hidup tanpa arah. Rumah tangga menjelma seperti kontrak kerja: formal, sah, tapi beku.

Saya menyaksikan sendiri bagaimana begitu banyak pernikahan yang sah secara hukum, namun bubar sebelum ulang tahun pertama. Sebaliknya, saya melihat pasangan yang menikah diam-diam, hidup sederhana, tapi puluhan tahun tak pernah goyah. Mereka tak punya foto resepsi, tapi punya album kenangan yang tak lekang. Mereka mungkin tak hafal redaksi akad nikah dengan lengkap, tapi hafal bagaimana saling memahami di saat marah, saling merawat di tengah derita.

Banyak ulama fikih membahas hukum menikah, tapi sedikit yang membahas hakikat mencinta. Mereka bicara batas aurat, jenis mahar, status wali, tapi jarang bicara tentang keutuhan batin, tentang resonansi dua hati. Mereka mengagungkan sah dan batal, tapi lupa bahwa Tuhan tak hanya menatap ijab kabul—Tuhan menatap ketulusan jiwa.

Saya tidak menolak fikih. Saya hanya tidak ingin berhenti di sana. Sebab Tuhan bukan petugas pencatat sipil. Ia tak akan menghalalkan sesuatu hanya karena prosedur duniawi telah terpenuhi. Ia akan bertanya lebih dalam: adakah cinta di sana? Adakah saling menumbuhkan, bukan saling menguasai? Adakah keikhlasan, bukan keterpaksaan?

Pernikahan, dalam makna yang paling luhur, adalah kesediaan untuk saling menyembuhkan luka yang bahkan belum terlihat. Ia adalah ibadah panjang, tempat dua insan belajar menjadi manusia seutuhnya. Dan cinta adalah bahan bakarnya. Tanpa cinta, ijab kabul tak lebih dari kontrak sosial yang mudah putus bila ekspektasi tak terpenuhi.

Saya tahu, banyak ulama akan tidak setuju. Tapi biarkan saya berbeda pendapat. Karena saya yakin: Tuhan lebih peduli pada cinta yang jujur daripada pernikahan yang sah tapi tanpa ruh. Saya ingin menikah di hadapan-Nya, bukan hanya di hadapan manusia.

Dan cinta, mohon dicatat, belum masuk kitab fikih.

Komtemplasi Ali Syarief

 

Share this:

  • Facebook
  • X
ADVERTISEMENT
Previous Post

Ketika Kecerdasan Berbunga: Antara Kewajiban, Kenikmatan, dan Kejernihan Jiwa

Next Post

Berpisah dari Tuhan: Generasi Baru, Keyakinan Baru

munira

munira

Related Posts

Menapaki Tiga Tempat untuk Memahami Hidup

Menapaki Tiga Tempat untuk Memahami Hidup

by munira
October 13, 2025
0

Untuk benar-benar memahami apa itu hidup, kita harus mengunjungi tiga tempat: rumah sakit, penjara, dan pemakaman. Di rumah sakit, kita...

🌾 Berjalan Pergi Bukanlah Kelemahan — Itu Kebijaksanaan

by munira
October 13, 2025
0

Pagi itu, embun masih menggantung di ujung daun. Langit berwarna abu-abu muda, seolah ragu antara menurunkan hujan atau memberi cahaya....

Ketika Emosional Membajak Rasional

Ketika Emosional Membajak Rasional

by munira
October 1, 2025
0

Manusia hidup dalam jejaring kompleks antara pengalaman, pengamatan, dan interaksi sosial. Keyakinan, baik agama maupun ideologi, jarang lahir dalam ruang...

Apakah Manusia Hidup Karena Ruh?

Apakah Manusia Hidup Karena Ruh?

by munira
September 30, 2025
0

Pertanyaan tentang asal-usul kehidupan manusia sering dijawab secara sederhana: “Manusia hidup karena ada ruh.” Jawaban ini seolah-olah final, padahal sesungguhnya...

Next Post
Berpisah dari Tuhan: Generasi Baru, Keyakinan Baru

Berpisah dari Tuhan: Generasi Baru, Keyakinan Baru

Antara Dunia dan Bumi: Menafsir Makna Hidup dalam Cahaya Wahyu

Antara Dunia dan Bumi: Menafsir Makna Hidup dalam Cahaya Wahyu

Trending News

JOKOWI DAPAT DIHUKUM MATI

JOKOWI DAPAT DIHUKUM MATI

August 24, 2024
Analisis Kemungkinan yang Terjadi pada Prabowo Subianto, Presiden Terpilih, dalam Konteks Hubungan dengan Jokowi

Analisis Kemungkinan yang Terjadi pada Prabowo Subianto, Presiden Terpilih, dalam Konteks Hubungan dengan Jokowi

July 6, 2024
Usia 70 Tahun Bukan Lanjut Usia – “Orang yang Beruntung”

Usia 70 Tahun Bukan Lanjut Usia – “Orang yang Beruntung”

June 30, 2024

Munira News

Munira
Cakrawala Dunia

Menu

  • About Us
  • ad
  • Home

Categories

  • Arts
  • Business
  • Crime
  • Cross Cultural
  • Destination
  • Education
  • Ekonomi
  • Environment
  • Fashion
  • Figure
  • Fiksi
  • Global
  • Health
  • Japan
  • Justice
  • News
  • Opinion
  • Politic
  • Science
  • Sponsor
  • Spritual
  • Technology
  • Uncategorized

Tags

Flap Barrier Swing Barrier

Recent Posts

  • Menapaki Tiga Tempat untuk Memahami Hidup
  • 🌾 Berjalan Pergi Bukanlah Kelemahan — Itu Kebijaksanaan
  • News
  • Politic
  • Opinion
  • Cross Cultural
  • Education
  • Fashion
  • Health
  • Destination
  • Global
  • Sponsor

© 2023 Munira

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Cross Cultural
  • Opinion
  • Politic
  • Global
  • Sponsor
  • Education
  • Fashion

© 2023 Munira