Kebersamaan TNI – Ulama
Agus Wicaksono
Ketua DPP Al-Ittihadiyah
Informasi, Komunikasi, dan Teknologi
Sabtu, 27 Januari 2024, acara tasyakur milad ke-89 Al-Ittihadiyah, dilaksanakan di hall Kopi Bangsa, di lingkungan Museum TNI Satria Mandala, Jl. Gatot Subroto, Jakarta. Dengan dihadiri oleh tokoh-tokoh ormas Islam yang lain, acara ini di-ikuti dengan wisata sejarah, kunjungan ke Museum Satria Mandala dengan dipandu oleh staf museum.
Diorama perjalanan perjuangan bangsa menjadi pelajaran berharga, dan para tokoh perjuangan menginspirasi gelora aura bagi kita bersama merawat keutuhan dan menjaga kejayaan bangsa.
Ini merupakan check point yang bagus, perwujudan kebersamaan TNI dan Ulama dalam bingkai wawasan kebangsaan dan kesadaran sejarah. Bung Karno mengingatkan tentang Jas Merah – Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah. Ini menjadi komplementer dengan slogan Jas Hijau – Jangan sekali-kali meng-hilangkan Jasa Ulama.
Tidak bisa dipungkiri, naik turunnya tingkat kebersamaan TNI dan Ulama dalam lintasan sejarah, oleh karena sebab bebagai faktor. Namun, tatkala dihadapkan pada keselamatan bangsa dan kemaslahatan umat, TNI dan Ulama muncul kohesif bersama melakukan langkah yang perlu demi keutuhan NKRI.
Titik kulminasi kebersamaan terjadi, diantaranya, ketika bangsa ini ada pada titik krusial dalam sejarah, menghadapi pemberontakan G-30S/PKI. TNI dapat mengatasi ancaman ini dan berhasil melewati dengan selamat sehingga kita bisa melanjutkan kehidupan sampai saat ini. Dukungan dan aksi ulama serta umat Islam, termasuk komponen masyarakat lainnya, sangat signifikan dan nyata dalam melawan enemy of the state ini sebagai musuh bersama.
Menjadi kewajiban kita semua untuk senantiasa memperluas wilayah saling memahami (mutual understanding) meningkatkan terus tingkat kepercayaan (mutual trust) antara TNI dan Ulama secara menyeluruh. Ini dilakukan dengan pertimbangan strategis (strategic considerations) yang makin matang demi menjaga NKRI dan marwah (dignity) bangsa, bukan semata-mata demi keperluan praktis sesaat, apalagi kepentingan politis yang eksklusif.
Dengan modal yang kuat ini, Insya Allah, ke depan kita bersama-sama mampu menghadapi ancaman dan melewati tantangan dalam berbagai bentuk dan dimensi di masa depan.
Dari Satria Mandala, kita melangkah kedepan men-translasikan upaya-upaya kolaboratif, konstruktif, dan implementatif dari TNI dan Ulama mengisi ruang-ruang yang masih kosong menuju Indonesia Emas 2045. Ini sejalan dengan aktivias Al-Ittihadiyah yang ditopang dengan 3 pilar Dakwah dan Sosial, Kaderisasi dan Pendidikan, serta Ekonomi. Selaras juga dengan program Al-Ittihadiyah FEED+ the Nation menuju milad ke-100 pada 2035.
Mengetahui dan mengambil pelajaran dari masa lalu dalam konteks sejarah bangsa, membantu kita menuju keberhasilan saat ini, dan membangun langkah antisipatif menuju masa depan.