Munira News
  • News
    • Fusilat News
  • Politic
  • Opinion
  • Cross Cultural
  • Education
  • Fashion
  • Health
  • Destination
  • Global
  • Sponsor
No Result
View All Result
Munira News
  • News
    • Fusilat News
  • Politic
  • Opinion
  • Cross Cultural
  • Education
  • Fashion
  • Health
  • Destination
  • Global
  • Sponsor
No Result
View All Result
Munira News
No Result
View All Result
ADVERTISEMENT
Home Opinion

Muhaimin Iskandar, Boy Thohir, dan Perlawanan atas Intoleransi Ekonomi

munira by munira
January 28, 2024
in Opinion
0
Share on FacebookShare on Twitter
Oleh : Dr. Syahganda Nainggolan
MUHAIMIN Iskandar telah menyatakan perang terhadap intoleransi ekonomi pada kampanyenya di Bali kemarin. Di hari sebelumnya, Muhaimin menyatakan hal yang serupa bahwa dia tidak takut dengan Boy Thohir yang mengklaim konglomerat akan mendukung Prabowo Subianto dalam Pilpres 2024.
Muhaimin yakin bahwa Indonesia akan berhasil dalam perjuangan menegakkan keadilan dengan ideologi perjuangan yang sosialistik.

Pernyataan Muhaimin tentang kejahatan terbesar adalah intoleransi ekonomi telah menjadi pernyataan ideologis terpenting dalam pergolakan perjuangan yang perlu kita pahami. Hal ini bertolak belakang dengan Saifullah Yusuf, tokoh NU, yang mengembuskan intoleransi identitas beberapa hari lalu, yakni musuh bangsa kita adalah Amien Rais dan Abu Bakar Baasyir.

Dalam teori pemberontakan, tantangan dan isu perubahan struktural, khususnya kepemilikan dan keadilan rakyat, merupakan tantangan terbesar. Sukarno dan Mohammad Hatta, misalnya, mengalami penyiksaan berkali-kali dari kolonial Belanda, karena mereka menentang Belanda dengan isu intoleransi ekonomi.

Dahulu intoleransi ekonomi diusung Sukarno, Hatta, dan pejuang kemerdekaan lainnya sebagai tema perjuangan, karena Indonesia dalam pemerintahan “Nederlands Indie” selama penjajahan 350 tahun di Indonesia, telah dikuasai segelintir orang-orang Belanda, yang mana mereka mengatur seluruh penduduk pribumi saat itu.

Tentu ada tokoh-tokoh bangsa lainnya ketika itu masih banyak yang tersesat dengan isu-isu mazhab agama. Umumnya mereka dibina oleh Van Der Plas dan Snouck Hurgronje dan lain-lain yang merupakan kaki tangan Belanda.

Sejak 17 orang Belanda (the heeren zeventien/gentlemen of seventeen) membentuk Vereniging Oostindische Compagnie (VOC) di Amsterdam lalu menduduki Indonesia tahun 1602, struktur perekonomian Indonesia jatuh ke tangan segelintir orang-orang Belanda.

Orang-orang Belanda ini alias VOC, dalam pledoi Bung Karno “Indonesia Menggugat”, 1930, dikatakan mengalokasikan sepertiga kekayaannya untuk Indonesia. Atau dengan kata lain, sepertiga perekonomian Indonesia dihasilkan segelintir orang itu.

Sepertiga dari hasil eksploitasi sumber daya lainnya diberikan kepada investor atau perusahaan, serta sepertiga lainnya untuk membangun negara Belanda. Kekayaan VOC jika dikonversi uang sekarang adalah 7,9 triliun dolar AS alias perusahaan terkaya di bumi sejak bumi ini ada.

Kembalinya isu intoleransi ekonomi sebagai isu terbesar saat ini, karena Muhaimin Iskandar tidak bisa menerima kenyataan adanya segelintir orang-orang, yang dinyatakan Thohir, telah menguasai sepertiga perekonomian Bangsa Indonesia.

Boy Thohir mengatakan hal itu dalam pertemuan ETAS (Erick Thohir Alumni Amerika Serikat) di Jakarta untuk mendukung Prabowo. Pernyataan lengkap Boy Thohir, abangnya Erick Thohir sebagai berikut: “Walaupun kami jumlahnya sedikit, tetapi ya di ruangan ini mungkin sepertiga perekonomian Indonesia ada di sini. Jadi kalau mereka-mereka mulai dari Djarum Group, Sampoerna Group, Adaro Group, siapa lagi, pokoknya grup-grup semua ada di sini, dan semuanya Pak”.

Dengan klaim Boy ini, Muhaimin menyatakan bahwa konglomerasi yang subur sejak akhir era rezim Suharto, adalah simbol ketidakadilan ekonomi. Simbol konglomerasi ekonomi di tangan segelintir orang merupakan simbol VOC di Indonesia. Sebuah kejahatan atas keadilan.

Untuk itu, Muhaimin menyatakan perang terhadap ketidak adilan ekonomi yang ada.

Muhaimin meyakini bahwa Indonesia ini didirikan kakek-buyutnya, bukan untuk memperkaya segelintir orang. Indonesia harus memperkaya semua orang-orang Indonesia secara adil dan beradab.

Penutup

Muhaimin, meskipun terlihat kecil badannya, namun semangatnya memikul beban besar dan terbesar bangsa kita perlu kita teladani. Melawan segelintir orang-orang yang mirip VOC adalah beban berat. VOC dalam sejarahnya mempunyai uang, senjata, ahli-ahli antropologi/sosiologi dan lain sebagainya untuk menundukkan elite-elite Jawa, Sumatera, Banda dan lain-lain.

Konglomerat di Indonesia juga mempunyai kekuatan dahsyat untuk menghancurkan Muhaimin. Dalam pandangan Profesor Jeffrey Winters, ahli teori oligarki, mereka memiliki apa yang disebut defence industry yang dibiayai untuk melindungi kekuasaannya. Mereka arogan dan ingin terus-menerus mempertahankan kontrolnya atas negara.

Namun, semangat yang telah digelorakan Muhaimin untuk melakukan langkah perubahan, yakni memperkaya petani, meningkatkan kesejahteraan buruh miskin, nelayan, kaum santri dan lainnya, harus kita perkuat sebagai rencana terbesar abad ini.

Indonesia harus berhasil dikendalikan oleh Rakyat Indonesia, bukan segelintir orang-orang kaya. Mari kita berjihad untuk melawan intoleransi ekonomi

Dr. Syahganda Nainggolan | Direktur Eksekutif Sabang Merauke Circle

Share this:

  • Facebook
  • X
ADVERTISEMENT
Previous Post

Kebersamaan TNI – Ulama

Next Post

Do’a Tasyakkuran 89 Tahun Al-Ittihadiyah – dan Wisata Sejarah Perjuangan Pahlawan

munira

munira

Related Posts

Ketika Kecerdasan Berbunga: Antara Kewajiban, Kenikmatan, dan Kejernihan Jiwa

by munira
May 5, 2025
0

Sebagian besar manusia hidup dalam pola yang membelenggu. Mereka terperangkap dalam keharusan, dalam tugas, dalam rutinitas yang tidak dipilih, tidak...

Jeruk, Estetika, dan Mentalitas Bangsa

Jeruk, Estetika, dan Mentalitas Bangsa

by munira
May 3, 2025
0

"Ini walau kulitnya seperti ini, isinya manis, enak, Bu," kata seorang pedagang jeruk di pasar tradisional Indonesia. Kalimat itu sederhana,...

Melayang Seperti Elang: Falsafah Kepemimpinan dari Langit Tinggi

Melayang Seperti Elang: Falsafah Kepemimpinan dari Langit Tinggi

by munira
May 3, 2025
0

Dalam sunyi langit yang tak berujung, seekor elang mengepakkan sayapnya, memecah batas cakrawala, dan menari di antara awan. Ia tidak...

Menjadi Pohon: Sebuah Perjalanan Menembus Diri

Menjadi Pohon: Sebuah Perjalanan Menembus Diri

by munira
May 2, 2025
0

Apa itu hidup, jika bukan perjalanan memahami diri sendiri? Setiap langkah, setiap detik, bukan tentang dunia di luar sana—tetapi tentang...

Next Post
Do’a Tasyakkuran 89 Tahun Al-Ittihadiyah – dan Wisata Sejarah Perjuangan Pahlawan

Do’a Tasyakkuran 89 Tahun Al-Ittihadiyah – dan Wisata Sejarah Perjuangan Pahlawan

Tom Lembong Balik Tantang  Luhut Binsar Panjaitan

Tom Lembong Balik Tantang Luhut Binsar Panjaitan

Please login to join discussion

Trending News

JOKOWI DAPAT DIHUKUM MATI

JOKOWI DAPAT DIHUKUM MATI

August 24, 2024
Analisis Kemungkinan yang Terjadi pada Prabowo Subianto, Presiden Terpilih, dalam Konteks Hubungan dengan Jokowi

Analisis Kemungkinan yang Terjadi pada Prabowo Subianto, Presiden Terpilih, dalam Konteks Hubungan dengan Jokowi

July 6, 2024
Usia 70 Tahun Bukan Lanjut Usia – “Orang yang Beruntung”

Usia 70 Tahun Bukan Lanjut Usia – “Orang yang Beruntung”

June 30, 2024

Munira News

Munira
Cakrawala Dunia

Menu

  • About Us
  • ad
  • Home

Categories

  • Arts
  • Business
  • Crime
  • Cross Cultural
  • Destination
  • Education
  • Ekonomi
  • Environment
  • Fashion
  • Figure
  • Fiksi
  • Global
  • Health
  • Japan
  • Justice
  • News
  • Opinion
  • Politic
  • Science
  • Sponsor
  • Spritual
  • Technology
  • Uncategorized

Tags

Flap Barrier Swing Barrier

Recent Posts

  • Ketika Kecerdasan Berbunga: Antara Kewajiban, Kenikmatan, dan Kejernihan Jiwa
  • Jeruk, Estetika, dan Mentalitas Bangsa
  • News
  • Politic
  • Opinion
  • Cross Cultural
  • Education
  • Fashion
  • Health
  • Destination
  • Global
  • Sponsor

© 2023 Munira

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Cross Cultural
  • Opinion
  • Politic
  • Global
  • Sponsor
  • Education
  • Fashion

© 2023 Munira