Dalam ajaran Islam, membantu sesama merupakan perbuatan yang sangat dianjurkan dan dipandang mulia. Namun, cara kita melakukannya juga memiliki nilai tersendiri. Salah satu prinsip penting dalam menolong orang lain adalah melakukannya dengan diam-diam, tanpa publikasi atau pamer. Ketika bantuan diberikan dengan penuh keikhlasan dan tanpa keinginan untuk mendapat pujian, barulah tindakan itu bernilai tinggi di mata Allah dan masyarakat.
Keikhlasan dalam Membantu
Keikhlasan adalah inti dari segala amal kebaikan dalam Islam. Ketika kita menolong orang lain, niat utama kita seharusnya adalah untuk mencari ridha Allah, bukan untuk mendapat pengakuan atau pujian dari manusia. Allah berfirman dalam Al-Qur’an: “Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan. Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih” (QS. Al-Insan: 8-9).
Diam-Diam Lebih Bermakna
Menolong dengan diam-diam memiliki keutamaan yang besar. Rasulullah SAW pernah bersabda, “Seseorang yang bersedekah dengan tangan kanannya, kemudian menyembunyikannya sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya” (HR. Bukhari). Hadis ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga kerahasiaan dalam berbuat kebaikan. Dengan cara ini, kita terhindar dari rasa riya’ atau pamer, yang dapat merusak nilai amal kita.
Menghindari Riya’ dan Ujub
Riya’ adalah sikap melakukan ibadah atau amal kebaikan dengan tujuan untuk dilihat orang lain dan mendapat pujian dari mereka. Sedangkan ujub adalah merasa bangga dan sombong dengan amal kebaikan yang telah dilakukan. Kedua sifat ini sangat berbahaya dan dapat menghapus pahala dari amal yang kita kerjakan. Allah mengingatkan kita untuk berhati-hati dari sikap ini dalam Al-Qur’an: “Celakalah orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya’ dan enggan (menolong dengan) barang berguna” (QS. Al-Ma’un: 4-7).
Kebahagiaan yang Sejati
Menolong dengan ikhlas dan tanpa pamer akan membawa kebahagiaan yang sejati. Ketika kita membantu orang lain tanpa mengharapkan balasan atau pujian, kita akan merasakan kebahagiaan yang murni dari hati. Kebahagiaan ini adalah hasil dari kepuasan batin dan ketenangan jiwa karena telah menjalankan perintah Allah dengan tulus.
Contoh dari Para Sahabat
Para sahabat Rasulullah SAW memberikan contoh terbaik dalam hal menolong dengan ikhlas. Mereka seringkali memberikan bantuan tanpa diketahui orang lain, bahkan tanpa sepengetahuan penerima bantuan. Salah satu contohnya adalah kisah Utsman bin Affan yang secara diam-diam menyumbangkan hartanya untuk kepentingan kaum muslimin, tanpa mengharapkan pujian atau pengakuan.
Penutup
Dalam menjalani kehidupan sebagai seorang muslim, penting bagi kita untuk selalu menjaga niat dan keikhlasan dalam setiap perbuatan baik yang kita lakukan. Menolong dengan diam-diam, tanpa pamer, adalah salah satu cara untuk menjaga keikhlasan tersebut. Dengan demikian, kita tidak hanya membantu sesama dengan tulus, tetapi juga memperkaya jiwa kita dengan kebaikan yang diridhai Allah. Mari kita jadikan prinsip ini sebagai panduan dalam setiap amal kebaikan yang kita lakukan, agar keberkahan senantiasa menyertai langkah kita.