Oleh : DR. Ateng Kusnandar Adisaputra
Penulis adalah Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, dan Dosen di Universitas Al Ghifari Bandung.
PEMBACA setia fusilatnews.com mungkin pernah menerima postingan melalui WhactApp pribadi atau group, bisa juga melihat melalui YouTube, yang berjudul Surat Terakhir untuk Anak Lelakiku, menceritakan tentang perjalanan terjauh dan terberat adalah perjalanan ke masjid. Entah siapa orangnya yang menulis Surat Terakhir untuk Anak Lelakiku ini, karena tidak pernah dicantumkan dan disebutkan. Telah mulai diposting tahun 2014, dan sekarang di tahun 2024 menjelang bulan suci Ramadhan 1445 H mulai ramai lagi dikirim ke berbagai group WhactApp.
Isi Surat Terakhir untuk Anak Lelakiku, sebagai berikut :
Untukmu Anakku. Tahukah kamu nak. Perjalanan terjauh dan terberat adalah perjalanan ke masjid, sebab banyak orang kaya raya tidak sanggup mengerjakannya. Jangankan sehari lima waktu, bahkan banyak pula yang seminggu sekali pun terlupa, tidak jarang pula seumur hidup tidak pernah singgah ke sana.
Perjalanan terjauh dan terberat adalah perjalanan ke masjid, karena orang pintar dan pandaipun sering tidak mampu menemukannya, walaupun mereka mampu mencari ilmu hingga ke universitas Eropa juga Amerika, dapat melangkahkan kaki ke Jepang, Australia dan Korea dengan semangat yang membara, namun ke masjid tetap saja perjalanan yang tidak mampu mereka tempuh walau telah bertitel S3.
Perjalanan terjauh dan terberat adalah perjalanan ke masjid, karena para pemuda kuat dan bertubuh sehat yang mampu menaklukan Gunung Bromo dan Merapi pun sering mengeluh ketika diajak ke masjid. Alasan mereka pun beragam, ada yang berkata sebentar lagi, ada yang berucap tidak nyaman dicap alim.
Perjalanan terjauh dan terberat adalah perjalanan ke masjid, maka berbahagialah dirimu hai anakku bila dari kecil engkau telah terbiasa melangkahkan kaki, tidak ada perjalanan yang paling kami banggakan selain perjalananmu ke masjid.
Biar kuberi tahu rahasia kepadamu, sejatinya perjalananmu ke masjid adalah perjalanan untuk menjumpai Rabb-mu, dan itulah perjalanan yang diajarkan oleh Nabi, serta perjalanan yang akan membedakanmu dengan orang-orang yang lupa akan Rabb-nya.
Perjalanan terjauh dan terberat adalah perjalanan ke masjid, maka lakukanlah walau engkau harus merangkak dalam gelap subuh demi mengenal Rabb-mu.
Isi Surat Terakhir untuk Anak Lelakiku ini, merupakan gambaran kenapa perjalanan ke masjid disebut sebagai perjalanan terberat dan terjauh ? karena memang tidak semua orang, terutama bagi laki-laki untuk mampu melangkahkan kakinya menuju masjid guna melaksanakan ibadah shalat berjamaah. Dan ternyata, perjalanan terjauh dan terberat itu bukan hanya melaksanakan ibadah haji, tetapi termasuk juga menuju ke masjid. Padahal, mungkin saja masjid sangat dekat dengan tempat tinggalnya, akan tetapi hanya seminggu sekali saja menuju masjid pada saat shalat jum’at, atau bahkan berada di masjid pada saat dishalatkan setelah wafat.
Makna dari isi Surat Terakhir untuk Anak Lelakiku ini sangat menyentuh kalbu, dan bisa menjadi penggugah jiwa, juga penyemangat bagi kita semua untuk selalu melangkahkan kaki menuju ke masjid guna melaksanakan shalat berjamaah.
Fungsi Masjid
Masjid berasal dari kata sajada yang berarti tempat sujud. Adapun istilah masjid menurut syara’ ialah tempat yang disediakan untuk shalat dan bersifat tetap, atau bukan untuk sementara waktu. Ada yang berpendapat bahwa masjid adalah sebagai rumah Allah SWT yang berfungsi untuk menunaikan ibadah shalat bagi umat Muslim.
Sekarang ini keberadaan masjid sudah sangat merata, dengan sangat mudah kita akan menemukan masjid. Di tiap kampung sudah memiliki masjid, di komplek perumahan pasti ada masjid, di komplek perkantoran juga tersedia masjid, dan di kampus-kampus perguruan tinggi juga ada masjid.
Masjid sebagai rumah Allah SWT, memiliki fungsi dan peranan yang sangat penting bagi umat Islam. Fungsi masjid yang paling utama adalah sebagai tempat bersujud atau beribadah kepada Allah SWT, tempat melaksanakan shalat fardhu dan shalat sunnah, serta ibadah lainnya.
Masjid juga berfungsi sebagai pusat pendidikan, sebagai tempat untuk proses belajar mengajar dalam memperdalam ilmu agama Islam. Selain itu juga, masjid bisa dijadikan tempat untuk bermusyawarah, membahas berbagai persoalan yang dihadapi oleh umat Islam. Seperti membahas persoalan perekonomian umat Islam dalam upaya meningkatkan pendapatan masyarakat.
Sebagian masyarakat memanfaatkan masjid untuk tempat akad nikah, karena masjid merupakan tempat yang dijaga kesuciannya. Dengan harapan pernikahannya akan langgeng, dan sakinah mawaddah warahmah.
Keutamaan Shalat Berjamaah di Masjid
Shalat berjamaah di masjid sangat dianjurkan bagi setiap laki-laki Muslim, dan tidak memandang tua ataupun muda, semuanya sama. Pasalnya, banyak sekali keutamaan mengerjakan shalat secara berjamaah di masjid. Pahala yang didapatkan jauh lebih besar dibandingkan dengan shalat sendirian (munfarid) di rumah, sebagaimana Hadist Riwayat Bukhori “Shalat berjamaah melampaui shalat sendirian dengan (mendapatkan) 27 derajat.”.
Mari kita untuk selalu istiqamah shalat berjamaah di masjid serta memakmurkan masjid dengan berbagai kegiatan ibadah, karena Allah berjanji akan memberikan petunjuk bagi yang memakmurkan masjid, sebagaimana firman-Nya dalam QS. At-Taubah:18, “Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk”. Aamiin. (*)