Jakarta – Fusilatnews – Lima tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU) yang menemui Presiden Israel, Isaac Herzog, dalam kunjungan kontroversial mereka akan menghadapi sidang etik di Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia). Pertemuan tersebut telah memicu kegemparan dan kritik tajam di kalangan masyarakat dan pejabat NU, mengingat kebijakan tegas Indonesia yang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.
Ketua Umum PBNU, KH Ahmad Fahrur Rozi, dalam sebuah pernyataan pada Minggu (14/7/2024), mengungkapkan bahwa NU tidak mengetahui dan tidak memberikan mandat resmi kepada kelima tokoh tersebut untuk melakukan kunjungan tersebut. “Saya tidak kenal, jelas liar sekali (kunjungan mereka),” ujar Gus Fahrur kepada awak media.
Pertemuan tersebut dianggap melanggar prinsip-prinsip dasar NU dan sikap tegas organisasi tersebut terhadap perjuangan Palestina. Sebagai langkah lanjutan, Unusia berencana menggelar sidang etik untuk menyelidiki motivasi dan dampak dari kunjungan tersebut.
“Kami akan melakukan investigasi mendalam dan menggelar sidang etik untuk menentukan tindakan lebih lanjut terhadap individu-individu yang terlibat dalam kunjungan ini,” ujar Rektor Unusia, Prof. Dr. Imam Suprayogo. “Unusia sebagai lembaga pendidikan yang bernaung di bawah NU harus memastikan bahwa nilai-nilai dan prinsip-prinsip organisasi tetap terjaga.”
Pertemuan tersebut semakin kontroversial mengingat pada saat yang sama, Jusuf Kalla, mantan Wakil Presiden Indonesia dan Ketua Dewan Masjid Indonesia (DDII), bertemu dengan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, di Doha, Qatar. Pertemuan tersebut lebih sesuai dengan sikap resmi Indonesia dan NU yang mendukung Palestina.
Kritik datang dari berbagai kalangan, termasuk anggota senior NU yang menilai tindakan lima tokoh muda tersebut sebagai bentuk pengkhianatan terhadap perjuangan rakyat Palestina. “Kami sangat menyesalkan tindakan ini. NU selalu berada di garis depan dalam mendukung Palestina, dan tindakan ini bertentangan dengan nilai-nilai dasar organisasi kami,” ujar seorang anggota senior NU yang enggan disebutkan namanya.
Hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari pihak yang melakukan kunjungan tersebut. Publik dan anggota NU kini menantikan hasil dari sidang etik yang akan digelar oleh Unusia. Sidang ini diharapkan dapat memberikan kejelasan dan memastikan bahwa tindakan serupa tidak akan terjadi di masa mendatang.