Penggunaan bank ASI donor semakin meningkat di berbagai negara, termasuk Jepang, untuk membantu mencegah penyakit pada bayi prematur. Fenomena ini menimbulkan pertanyaan menarik tentang potensi penerapan bank ASI di Indonesia, terutama dalam konteks hukum dan norma Islam yang dianut mayoritas penduduknya.
Bank ASI donor menyediakan ASI bagi bayi yang ibunya tidak bisa menyusui, baik karena alasan kesehatan atau produksi ASI yang tidak mencukupi. ASI donor ini penting bagi bayi prematur atau bayi dengan berat lahir rendah, karena dapat mengurangi risiko berbagai penyakit serius. Namun, di Indonesia, ada tantangan unik terkait penerapan bank ASI.
Tantangan Hukum dan Norma Islam
Dalam Islam, terdapat aturan bahwa bayi yang disusui oleh wanita yang sama, atau yang dikenal dengan istilah saudara sesusuan, dianggap sebagai saudara dan dilarang untuk menikah di kemudian hari. Hal ini dapat menimbulkan dilema dalam penerapan bank ASI di Indonesia, di mana identitas donor dan penerima mungkin tidak selalu diketahui secara rinci.
Seorang ibu berusia 33 tahun di Jepang yang putrinya lahir prematur mengatakan, “Dengan (bayi saya) dalam situasi hidup atau mati, saya menginginkan apa pun yang bisa dilakukan.” Putrinya menerima ASI donor selama lima hari dan kini tumbuh sehat. Di Indonesia, pengalaman serupa mungkin menghadapi kendala karena kekhawatiran tentang status sesusuan.
Potensi dan Solusi
Meskipun demikian, potensi manfaat bank ASI di Indonesia sangat besar. Menurut pakar kesehatan anak, ASI donor lebih efektif dalam mengurangi risiko penyakit serius seperti enterokolitis nekrotikan dan penyakit paru kronis dibandingkan susu formula.
Salah satu solusi adalah dengan menerapkan sistem pencatatan yang ketat untuk melacak hubungan sesusuan. Dengan teknologi digital, identitas donor dan penerima ASI dapat didokumentasikan secara teratur sehingga mengurangi risiko perkawinan antara saudara sesusuan.
日本に母乳バンクが設立 – インドネシアではイスラム法の問題が発生
日本では、未熟児の病気を予防するためにドナー母乳バンクの利用が増加しています。これにより、多くの未熟児が救われています。しかし、インドネシアに母乳バンクが設立される場合、イスラム法に基づく問題が発生する可能性があります。
イスラム法では、同じ女性から授乳を受けた子供たちは「授乳兄弟」と見なされ、将来的に結婚することが禁止されています。このため、母乳バンクを利用する際にドナーと受け手の関係を明確に把握することが重要です。
インドネシアで母乳バンクが設立される場合、イスラム法に基づいた厳格な記録システムの導入が必要です。このシステムにより、授乳兄弟の関係が適切に追跡され、将来の結婚に関する問題を回避することができます。
日本と同様に、インドネシアでも母乳バンクが多くの未熟児を救う手助けとなるでしょう。ただし、文化的および宗教的な背景を考慮した上で、適切な対策を講じることが求められます。
Baca : https://muniranews.com/penggunaan-bank-asi-meningkat-di-jepang-untuk-membantu-bayi-prematur/
Dukungan dan Kesadaran
Di Jepang, salah satu bank ASI donor dioperasikan oleh Asosiasi Bank ASI Jepang, yang mengandalkan biaya dari rumah sakit dan sumbangan dari individu serta perusahaan. Di Indonesia, dukungan pemerintah dan peningkatan kesadaran masyarakat juga penting untuk keberhasilan bank ASI.
Kementerian Kesehatan perlu mempertimbangkan regulasi yang jelas mengenai status hukum ASI donor, apakah akan dikategorikan sebagai makanan atau obat, seperti yang sedang dibahas di Jepang. Selain itu, kampanye edukasi untuk meningkatkan jumlah donor ASI juga diperlukan.
Seperti yang dikatakan Katsumi Mizuno, profesor pediatri di Universitas Showa, “Kita harus membuat pedoman di masa depan untuk menyediakan semua bayi dengan berat lahir kurang dari 1.500 gram akses ke (ASI donor). Saya ingin memastikan (mereka yang membutuhkan) di seluruh Jepang merasa aman menggunakannya.”
Pernyataan ini relevan juga untuk Indonesia, di mana akses ke ASI donor bisa menyelamatkan banyak nyawa bayi prematur. Dengan dukungan yang tepat dan pemahaman yang lebih baik tentang hukum Islam terkait sesusuan, bank ASI dapat menjadi solusi yang efektif untuk masalah kesehatan bayi di Indonesia.