Dalam pusaran kata-kata hikmah yang diwariskan dari masa lalu, terdapat sebuah pepatah yang berbunyi, “Tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri China!” Meski sebagian ulama meragukan keaslian sanad hadits ini, apakah keasliannya benar-benar mengurangi nilai pesan yang tersirat di dalamnya? Ataukah mungkin, pesan tersebut lebih dari sekadar sanad, menjadi sebuah seruan abadi untuk terus mencari ilmu, tanpa memandang batas dan jarak?
Pepatah ini, meskipun lemah atau bahkan dianggap palsu oleh beberapa ahli hadis, mengandung makna yang mendalam. Mengajak kita untuk merenungi esensi dari sebuah perjalanan menuntut ilmu. Bukan hanya soal keaslian sumber, tetapi juga tentang semangat yang dikobarkan olehnya. Semangat untuk menempuh jarak yang jauh, melewati berbagai rintangan, demi mengejar secercah pengetahuan.
Negeri China, sebuah destinasi yang disebut dalam pepatah tersebut, kini berdiri sebagai raksasa inovasi. Dengan teknologi canggih dan perkembangan pesat, China menjadi contoh bagaimana dedikasi pada ilmu dan pengetahuan bisa merubah sebuah bangsa. Mereka adalah bukti hidup dari pesan yang tersirat dalam pepatah itu—bahwa pencarian ilmu tidak mengenal batas. Bahwa pendidikan adalah sebuah perjalanan tanpa akhir, yang harus terus ditempuh, walau harus menyeberangi benua.
Mungkin, di balik pepatah ini, terdapat sebuah pelajaran penting tentang keberanian untuk belajar dari siapa saja. Bukan hanya dari yang dekat, tetapi juga dari yang jauh dan berbeda. Karena ilmu adalah harta yang tidak mengenal sekat budaya atau geografis. Dari China yang jauh, kita bisa memetik banyak pelajaran berharga tentang inovasi, ketekunan, dan kebijaksanaan dalam mengelola pengetahuan.
Sanad memang penting dalam memastikan keaslian suatu hadis. Tetapi dalam konteks pepatah ini, mungkin kita perlu melihat lebih jauh dari sekadar sanad. Melihat ke dalam makna yang lebih dalam, yang mengajak kita untuk selalu terbuka dalam belajar, untuk selalu mencari hikmah di mana pun ia berada. Karena sejatinya, ilmu itu sendiri adalah sebuah perjalanan suci yang tidak boleh dihentikan oleh keraguan akan sumbernya.
Melihat perkembangan China yang luar biasa, kita diingatkan bahwa menuntut ilmu memang harus dilakukan dengan penuh semangat dan tanpa batas. Bahwa di setiap sudut dunia, ada pengetahuan yang menunggu untuk ditemukan. Bahwa setiap bangsa, dengan segala keunikan dan inovasinya, memiliki sesuatu yang berharga untuk dibagikan.
Mari kita ambil hikmah dari pepatah ini, terlepas dari kontroversi sanadnya. Jadikan semangat belajar tanpa henti sebagai motivasi kita. Untuk terus mencari, terus menuntut ilmu, meskipun harus melangkah sejauh ke negeri China. Karena pada akhirnya, ilmu adalah cahaya yang menuntun kita menuju kebijaksanaan. Sebuah cahaya yang akan selalu kita cari, di manapun ia berada, dengan penuh dedikasi dan kerendahan hati.
Dengan semangat ini, kita terus maju, menjadikan setiap langkah sebagai bagian dari perjalanan suci dalam menuntut ilmu. Hingga kelak, kita pun bisa memberikan cahaya yang sama kepada generasi mendatang, agar mereka pun terus mencari ilmu, walau sampai ke negeri yang jauh.