Singapura, dengan penduduk yang sedikit dan tanpa sumber daya alam, mampu mencapai kemakmuran yang luar biasa. China, dengan populasi terbesar di dunia, juga berhasil membawa rakyatnya menuju kesejahteraan. Jepang, meskipun menghadapi tantangan demografis dengan jumlah penduduk yang menurun, tetap mampu menjaga kesejahteraan rakyatnya. Namun, Indonesia, yang memiliki populasi besar dan kekayaan sumber daya alam yang melimpah, masih bergelut dengan masalah kemiskinan yang besar. Apa yang salah?
### Potret Kemakmuran Singapura
Singapura adalah contoh nyata bagaimana negara kecil dengan sumber daya alam yang minim dapat mencapai kemakmuran. Faktor kunci keberhasilan Singapura adalah tata kelola pemerintahan yang efisien, kebijakan ekonomi yang berorientasi pada perdagangan global, serta investasi besar dalam pendidikan dan teknologi. Singapura juga dikenal dengan sistem hukum yang kuat dan korupsi yang sangat rendah, menciptakan lingkungan bisnis yang kondusif dan menarik banyak investasi asing. Pada tahun 2022, GDP per kapita Singapura mencapai sekitar USD 72,794, jauh lebih tinggi dibandingkan Indonesia yang hanya sekitar USD 4,256.
### Keberhasilan China dalam Mengentaskan Kemiskinan
China adalah contoh lain dari negara dengan populasi besar yang berhasil mengentaskan kemiskinan dalam skala besar. Dalam beberapa dekade terakhir, China mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat berkat reformasi ekonomi yang dilakukan sejak tahun 1978. Fokus pada industri manufaktur, ekspor, serta investasi besar dalam infrastruktur dan teknologi telah membawa China menjadi kekuatan ekonomi dunia. Pada tahun 2020, tingkat kemiskinan ekstrem di China berhasil dikurangi hingga nol, sebuah pencapaian luar biasa untuk negara dengan lebih dari 1,4 miliar penduduk.
### Jepang: Tantangan Demografis di Tengah Kemakmuran
Jepang, meskipun menghadapi masalah demografis dengan populasi yang menurun dan tingkat kelahiran yang rendah, tetap mampu menjaga tingkat kesejahteraan yang tinggi. Kunci keberhasilan Jepang adalah fokus pada inovasi teknologi, pendidikan, dan sistem kesehatan yang maju. GDP per kapita Jepang mencapai sekitar USD 40,193 pada tahun 2022, menunjukkan tingkat kesejahteraan yang tinggi meskipun tantangan demografis yang dihadapi.
### Indonesia: Paradoks Kekayaan dan Kemiskinan
Indonesia, dengan populasi lebih dari 270 juta dan kekayaan sumber daya alam yang melimpah, seharusnya memiliki potensi besar untuk mencapai kemakmuran. Namun, kenyataannya, tingkat kemiskinan masih tinggi. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pada tahun 2021, sekitar 26,16 juta orang atau 9,71% dari total populasi hidup di bawah garis kemiskinan. Angka ini setara dengan total populasi Malaysia.
### Faktor Penghambat Kemakmuran di Indonesia
1. **Korupsi**: Tingkat korupsi yang tinggi menghambat pembangunan dan distribusi kekayaan yang merata. Transparency International mencatat Indonesia berada di peringkat 102 dari 180 negara dalam Indeks Persepsi Korupsi 2021.
2. **Ketimpangan Ekonomi**: Ketimpangan distribusi kekayaan di Indonesia juga menjadi masalah besar. Gini ratio Indonesia pada 2021 adalah 0,385, menunjukkan ketimpangan yang signifikan.
3. **Pendidikan dan Kesehatan**: Kualitas pendidikan dan layanan kesehatan yang masih rendah juga menjadi faktor penghambat. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia pada 2021 berada di peringkat 107 dari 189 negara.
4. **Infrastruktur**: Meskipun ada kemajuan, infrastruktur di banyak daerah masih belum memadai untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang merata.
### Jalan Menuju Kemakmuran
Untuk mencapai kemakmuran seperti yang dicapai Singapura, China, dan Jepang, Indonesia perlu melakukan reformasi besar-besaran dalam berbagai sektor. Fokus pada peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan, pemberantasan korupsi, pengurangan ketimpangan ekonomi, serta pengembangan infrastruktur adalah langkah-langkah yang krusial. Selain itu, penerapan kebijakan ekonomi yang berkelanjutan dan berorientasi pada kesejahteraan rakyat harus menjadi prioritas utama.
Dengan potensi yang dimiliki, Indonesia sebenarnya memiliki segala prasyarat untuk mencapai kemakmuran. Tinggal bagaimana kebijakan dan pelaksanaannya dapat benar-benar efektif dan berorientasi pada kepentingan rakyat banyak.