Munira News
  • News
    • Fusilat News
  • Politic
  • Opinion
  • Cross Cultural
  • Education
  • Fashion
  • Health
  • Destination
  • Global
  • Sponsor
No Result
View All Result
Munira News
  • News
    • Fusilat News
  • Politic
  • Opinion
  • Cross Cultural
  • Education
  • Fashion
  • Health
  • Destination
  • Global
  • Sponsor
No Result
View All Result
Munira News
No Result
View All Result
ADVERTISEMENT
Home Fiksi

Pelajaran Filosofis Dari Kisah “Pohon dan Angin”

munira by munira
July 26, 2024
in Fiksi, Opinion
0
Share on FacebookShare on Twitter

Di sebuah desa kecil, terdapat sebuah pohon tua yang menjulang tinggi di tengah padang. Pohon ini sudah ada sejak lama dan menyaksikan banyak perubahan sepanjang hidupnya. Di sekitar pohon tersebut, hidup berbagai makhluk: burung-burung yang bertengger di dahan-dahannya, anak-anak yang bermain di bawah naungannya, dan petani yang mengandalkan keteduhan pohon untuk beristirahat.

Suatu hari, angin datang bertiup dengan kencangnya, melawan pohon tua tersebut. Daun-daun hijau berguguran, dan ranting-ranting bergoyang tak terkendali. Pohon tua itu merasakan goncangan hebat, dan dalam hati, ia mulai bertanya-tanya, “Mengapa angin begitu berusaha keras melawan aku? Apa yang salah dengan keberadaanku?”

Angin, seakan memahami keraguan pohon, berhenti sejenak dan berkata, “Aku bukanlah musuhmu, Pohon. Aku di sini untuk menguji ketahananmu. Kamu harus memahami bahwa tidak semua yang kuhadirkan adalah untuk melawanmu. Beberapa dari apa yang kubawa adalah untuk membantumu tumbuh dan memperkuat akarmu.”

Pohon tua itu terdiam sejenak. Ia mulai memikirkan kata-kata angin. Ia menyadari bahwa angin, meskipun terkadang tampak kasar dan merusak, sebenarnya memiliki peran yang sangat penting. Angin membawa biji-bijian baru yang bisa tumbuh menjadi pohon-pohon muda, dan juga membantu menebarkan zat-zat yang diperlukan untuk kesuburan tanah.

Seiring berjalannya waktu, pohon tua itu mulai menerima kehadiran angin dengan lebih terbuka. Ia tidak lagi melihat angin sebagai ancaman, melainkan sebagai teman yang membantunya berkembang dan menjadi lebih kuat. Dan angin, mengetahui bahwa pohon tersebut memahami pesan, bertiup lebih lembut dan penuh kasih.

Dari pengalaman itu, pohon tua mempelajari sebuah pelajaran berharga: dalam kehidupan, sering kali kita harus menghadapi tantangan dan kesulitan yang tampak mengancam. Namun, jika kita bisa melihat di balik permasalahan tersebut, kita mungkin akan menemukan bahwa apa yang kita anggap sebagai halangan adalah kesempatan untuk pertumbuhan dan perubahan.

Pesan dari Cerita

Cerita ini mengajarkan bahwa dalam setiap tantangan atau kesulitan yang kita hadapi, terdapat peluang untuk pertumbuhan dan perkembangan. Kadang, apa yang tampak sebagai ancaman atau kesulitan sebenarnya adalah cara untuk memperkuat kita dan membantu kita menjadi lebih baik. Perspektif kita terhadap tantangan dapat mempengaruhi bagaimana kita menghadapinya dan apa yang kita pelajari darinya.

 

Share this:

  • Facebook
  • X
ADVERTISEMENT
Previous Post

Paspor Indonesia: Hijau, Biru, dan Hitam

Next Post

Secangkir Ilmu Paham

munira

munira

Related Posts

Ketika Mekar Menjadi Revolusi yang Lembut

Ketika Mekar Menjadi Revolusi yang Lembut

by munira
July 4, 2025
0

Ada yang tumbuh diam-diam di kebun pagi itu. Sebuah bunga kecil, entah namanya apa, mekar begitu saja. Tak ada yang...

Mereka yang Hidup dalam Doa, dan Mereka yang Hanya Jadi Bangkai

Mereka yang Hidup dalam Doa, dan Mereka yang Hanya Jadi Bangkai

by munira
July 4, 2025
0

Ada orang yang hidupnya panjang, tapi jejaknya pendek. Ada pula yang usianya singkat, tapi langkahnya membekas jauh hingga ke masa...

Mengagung-agungkan Qur’an: Tanda Tak Percaya Diri (Mungkin Juga Kurang Piknik)

Mengagung-agungkan Qur’an: Tanda Tak Percaya Diri (Mungkin Juga Kurang Piknik)

by munira
July 3, 2025
0

Ada satu fenomena yang makin hari makin mengkhawatirkan—bukan, ini bukan tentang naiknya harga beras atau menipisnya saldo rekening selepas lebaran,...

Qur’an : Bahasa Wahyu dan Suara Artefak

Qur’an : Bahasa Wahyu dan Suara Artefak

by munira
July 1, 2025
0

Kita diajak percaya bahwa wahyu turun dalam bahasa Arab. Itu disebut dengan tegas dalam satu ayat Al-Qur’an, surat Yusuf ayat...

Next Post
Secangkir Ilmu Paham

Secangkir Ilmu Paham

Keluhuran Orang yang Berilmu dalam Pandangan Islam: Sebuah Renungan Filosofis

Keluhuran Orang yang Berilmu dalam Pandangan Islam: Sebuah Renungan Filosofis

Please login to join discussion

Trending News

JOKOWI DAPAT DIHUKUM MATI

JOKOWI DAPAT DIHUKUM MATI

August 24, 2024
Analisis Kemungkinan yang Terjadi pada Prabowo Subianto, Presiden Terpilih, dalam Konteks Hubungan dengan Jokowi

Analisis Kemungkinan yang Terjadi pada Prabowo Subianto, Presiden Terpilih, dalam Konteks Hubungan dengan Jokowi

July 6, 2024
Usia 70 Tahun Bukan Lanjut Usia – “Orang yang Beruntung”

Usia 70 Tahun Bukan Lanjut Usia – “Orang yang Beruntung”

June 30, 2024

Munira News

Munira
Cakrawala Dunia

Menu

  • About Us
  • ad
  • Home

Categories

  • Arts
  • Business
  • Crime
  • Cross Cultural
  • Destination
  • Education
  • Ekonomi
  • Environment
  • Fashion
  • Figure
  • Fiksi
  • Global
  • Health
  • Japan
  • Justice
  • News
  • Opinion
  • Politic
  • Science
  • Sponsor
  • Spritual
  • Technology
  • Uncategorized

Tags

Flap Barrier Swing Barrier

Recent Posts

  • Ketika Mekar Menjadi Revolusi yang Lembut
  • Mereka yang Hidup dalam Doa, dan Mereka yang Hanya Jadi Bangkai
  • News
  • Politic
  • Opinion
  • Cross Cultural
  • Education
  • Fashion
  • Health
  • Destination
  • Global
  • Sponsor

© 2023 Munira

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Cross Cultural
  • Opinion
  • Politic
  • Global
  • Sponsor
  • Education
  • Fashion

© 2023 Munira