Munira News
  • News
    • Fusilat News
  • Politic
  • Opinion
  • Cross Cultural
  • Education
  • Fashion
  • Health
  • Destination
  • Global
  • Sponsor
No Result
View All Result
Munira News
  • News
    • Fusilat News
  • Politic
  • Opinion
  • Cross Cultural
  • Education
  • Fashion
  • Health
  • Destination
  • Global
  • Sponsor
No Result
View All Result
Munira News
No Result
View All Result
ADVERTISEMENT
Home Fiksi

Ragu: Titik Senyap Antara Keputusan dan Penyesalan

munira by munira
June 11, 2025
in Fiksi, Opinion
0
Share on FacebookShare on Twitter

Ada detik-detik dalam hidup yang sunyi, bukan karena hening, melainkan karena kita terlalu lama berdialog dengan diri sendiri. Kita menyebutnya ragu, sebuah jeda antara ingin dan berani, antara tahu dan bertindak. Dalam jeda itulah, kesempatan datang mengetuk pelan, lalu pergi sebelum kita sempat menyambut.

Ragu adalah bayangan yang menyelimuti cahaya keberanian. Ia bukan musuh, tapi bisa jadi pengkhianat. Ia tak selalu jahat, namun seringkali terlalu lama tinggal di kepala. Ketika kita berdiri di persimpangan pilihan, ragu menggoda dengan segala pertanyaan: “Apakah ini saat yang tepat?” “Apakah aku cukup mampu?” Padahal hidup, seperti air, tidak menunggu. Ia terus mengalir, membawa serta jawaban-jawaban yang tak sempat kita pilih.

Ada waktu-waktu di mana keputusan harus diambil bukan karena kita telah yakin sepenuhnya, melainkan karena dunia tidak sabar menunggu keraguan kita luruh. Dalam dunia nyata, kesempatan bukan selalu tentang siapa yang paling pandai berpikir, tapi siapa yang paling berani melangkah. Ragu yang berlarut bisa menciptakan celah—di mana orang lain menyalip, di mana peluang berubah arah, dan di mana hasil tak lagi memihak.

Dan ketika akhirnya kita melihat hasil yang jauh dari harapan, atau peluang yang sudah tak lagi menunggu, datanglah tamu bernama penyesalan. Ia tidak mengetuk. Ia menerobos masuk. Duduk di hati, berat, dan kadang tinggal terlalu lama. Kita menoleh ke belakang, bertanya pada waktu: “Mengapa aku tak segera bergerak?” Tapi waktu tidak pernah menjawab. Ia hanya tersenyum dingin, memberi tahu bahwa setiap detik yang berlalu adalah keputusan itu sendiri.

Namun, dalam ragu pun tersimpan pelajaran. Ia mengajarkan kita tentang pentingnya keberanian. Bahwa lebih baik melangkah dan jatuh, daripada tinggal diam dan menonton kemungkinan lewat begitu saja. Keberanian bukanlah ketiadaan rasa takut, tapi keteguhan untuk bertindak di tengah ketidakpastian.

Jadi, ketika ragu datang, dengarkan ia sejenak. Tapi jangan beri ia rumah. Biarkan ia jadi angin yang meniupkan kewaspadaan, bukan badai yang membekukan langkah. Karena dunia ini milik mereka yang, meski gemetar, tetap memilih untuk melangkah.

Share this:

  • Facebook
  • X
ADVERTISEMENT
Previous Post

Di Bawah Kaki, Tersembunyi Kekuatan

Next Post

Sunyi Tuhan di Bukit Tengkorak

munira

munira

Related Posts

Apa Itu Dosa Menurut Tuhan, Manusia, dan Agama?

Apa Itu Dosa Menurut Tuhan, Manusia, dan Agama?

by munira
July 12, 2025
0

Dalam kehidupan sehari-hari, kita kerap mendengar istilah "dosa" diucapkan dalam banyak konteks: dari mimbar keagamaan, ruang keluarga, hingga obrolan santai...

Merayakan Ulang Tahun: Antara Doa, Refleksi, dan Pemikiran Sempit

by munira
July 10, 2025
0

Di tengah derasnya arus modernitas, masih ada sebagian kalangan umat Islam yang menolak mentah-mentah perayaan ulang tahun. Bahkan, tak sedikit...

Semua Aktivitasku Diorientasikan untuk Mengantarku ke Titik Sampai

Semua Aktivitasku Diorientasikan untuk Mengantarku ke Titik Sampai

by munira
July 10, 2025
0

Aku percaya, hidup—meski tampaknya bergerak liar, penuh detour, dan gemuruh distraksi—sebetulnya diam-diam taat pada satu garis. Garis itu tak selalu...

Ketika Mekar Menjadi Revolusi yang Lembut

Ketika Mekar Menjadi Revolusi yang Lembut

by munira
July 4, 2025
0

Ada yang tumbuh diam-diam di kebun pagi itu. Sebuah bunga kecil, entah namanya apa, mekar begitu saja. Tak ada yang...

Next Post

Sunyi Tuhan di Bukit Tengkorak

Cinta Itu Datang Sendiri, Kadang Sambil Menyeringai

Cinta Itu Datang Sendiri, Kadang Sambil Menyeringai

Trending News

JOKOWI DAPAT DIHUKUM MATI

JOKOWI DAPAT DIHUKUM MATI

August 24, 2024
Analisis Kemungkinan yang Terjadi pada Prabowo Subianto, Presiden Terpilih, dalam Konteks Hubungan dengan Jokowi

Analisis Kemungkinan yang Terjadi pada Prabowo Subianto, Presiden Terpilih, dalam Konteks Hubungan dengan Jokowi

July 6, 2024
Usia 70 Tahun Bukan Lanjut Usia – “Orang yang Beruntung”

Usia 70 Tahun Bukan Lanjut Usia – “Orang yang Beruntung”

June 30, 2024

Munira News

Munira
Cakrawala Dunia

Menu

  • About Us
  • ad
  • Home

Categories

  • Arts
  • Business
  • Crime
  • Cross Cultural
  • Destination
  • Education
  • Ekonomi
  • Environment
  • Fashion
  • Figure
  • Fiksi
  • Global
  • Health
  • Japan
  • Justice
  • News
  • Opinion
  • Politic
  • Science
  • Sponsor
  • Spritual
  • Technology
  • Uncategorized

Tags

Flap Barrier Swing Barrier

Recent Posts

  • Apa Itu Dosa Menurut Tuhan, Manusia, dan Agama?
  • Merayakan Ulang Tahun: Antara Doa, Refleksi, dan Pemikiran Sempit
  • News
  • Politic
  • Opinion
  • Cross Cultural
  • Education
  • Fashion
  • Health
  • Destination
  • Global
  • Sponsor

© 2023 Munira

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Cross Cultural
  • Opinion
  • Politic
  • Global
  • Sponsor
  • Education
  • Fashion

© 2023 Munira