By Ali Syarief
Saya ingat, bagaimana Pak Harto saat sedang berkuasa, memipin Repulbik ini. Walau kesana kemari menabur senyum, tapi banyak rakyat yang bisa membaca, Ia adalah seorang tentara. Tentu saja kita semua mafhum, saat itu, mengapa sikap Pak Harto, atas nama stabilitas politik, ia menjadi sangat kejam kepada lawan-lawan politiknya. Disamping sejarah dinamika politik pada era ORLA yang semerawut itu, pun karena pada dirinya ada watak militerisme itu, Pak Harto dinilai sebagai Pemimpin yang otoriter.
Saya merasakab dan menyaksikan sendiri, saat-saat Pak Harto memegang otoritas kepresidenan. Terjadi keoada orang tua saya. Ia seorang ulama dan aktifitas politik ke-Islaman, dijebloskan ke penjara selama 7 bulan, tanpa ada alasan apapun, baik saat dipenjarakan maupun saat di keluarkan. Bisa keluar dari penjara, karena Perintah KASAD Umar Wirahadikusumah, karena kakek saya, guru spritualnya, melaporkannya.
Ulasan kita kali ini, sesungguhnya ingin membaca bagiamana bila kelak, Prabowo di taqdirkan jadi Presiden RI ke 8?
Kita mempunyai catatan tentang Prabowo. Kita seringkali mendengar dan membaca informasi yang beredar, sikap, temperamental dan emotional stabilitynya. Ini semua adalah dasar dan syarat yang kuat, untuk menopang kepempinan yang baik.
Bagaimana atitute niliterisme, jika Prabowo menjadi Presiden RI itu? Saya ingin memulai norma negativenya;
Penting untuk diingat bahwa setiap pemimpin militer adalah individu yang unik, dan karakteristik mereka dapat bervariasi tergantung pada pengalaman, pendidikan, dan nilai-nilai pribadi mereka.
Tentu, ada beberapa aspek negatif yang bisa dimiliki oleh seorang pemimpin militer:
Karena pelatihan yang ketat dan budaya hierarkis dalam militer, beberapa pemimpin militer mungkin menjadi terlalu kaku atau kurang fleksibel dalam menghadapi situasi yang berubah-ubah atau mempertimbangkan pendapat yang berbeda.
Pemimpin militer terkadang cenderung lebih memilih solusi yang bersifat militer daripada mencari solusi diplomatik dalam menangani konflik atau masalah internasional.
Beberapa pemimpin militer bisa menjadi otoriter dan kurang memperhatikan pendapat atau aspirasi bawahannya. Mereka mungkin terlalu fokus pada hierarki dan perintah tanpa mempertimbangkan pendapat dan masukan dari anggota timnya.
Pemimpin militer yang terlalu agresif atau cenderung memilih solusi kekerasan dapat meningkatkan risiko konflik bersenjata yang merugikan, baik dalam skala lokal maupun internasional.
Kesenjangan dalam Penanganan Konflik Sipil. Kadang-kadang, pemimpin militer mungkin kurang berpengalaman atau kurang sensitif terhadap kebutuhan dan aspirasi masyarakat sipil dalam menangani konflik internal di negara mereka. Hal ini dapat mengarah pada penyalahgunaan kekuasaan atau pelanggaran hak asasi manusia.
Beberapa pemimpin militer mungkin cenderung mengandalkan kekuatan militer sebagai solusi untuk semua masalah, tanpa memperhitungkan atau mengembangkan pendekatan lain seperti pembangunan ekonomi atau diplomasi.
Korupsi dan Penyalahgunaan Kekuasaan: Seperti halnya dengan pemimpin di bidang lain, pemimpin militer juga rentan terhadap korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan. Kekuasaan yang besar dalam keputusan militer dan pengelolaan anggaran dapat menjadi godaan bagi beberapa individu.
Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa tidak semua pemimpin militer memiliki sifat-sifat negatif ini, dan banyak di antaranya adalah profesional yang berdedikasi dengan integritas yang tinggi.
Sedang dari aspek positifnya, Pemimpin militer sering kali memiliki watak yang berbeda-beda, tetapi ada beberapa ciri umum yang sering terlihat:
Mereka cenderung memiliki kepemimpinan yang tegas dan kuat. Mereka mampu mengambil keputusan dengan cepat dan secara efektif, serta mampu memimpin dengan contoh yang baik.
Disiplin Tinggi. Karena latar belakang militer yang ketat, pemimpin militer cenderung memiliki disiplin yang tinggi dan menuntut disiplin dari bawahannya.
Mereka sering kali tegas dalam menjalankan perintah dan kebijakan, serta menegakkan aturan dengan tegas.
Pemimpin militer sering kali memiliki ketahanan yang tinggi, baik secara fisik maupun mental. Mereka harus mampu bertahan dalam situasi yang sulit dan menghadapi tekanan yang besar.
Meskipun terkenal dengan ketegasannya, pemimpin militer juga sering kali peduli dan memperhatikan kesejahteraan bawahannya. Mereka akan memastikan bahwa kebutuhan dan kesejahteraan bawahannya terpenuhi sebaik mungkin.
Pemimpin militer biasanya memiliki kemampuan strategis yang baik. Mereka mampu merencanakan dan melaksanakan strategi militer dengan baik, serta memiliki pemahaman yang mendalam tentang taktik dan strategi pertempuran.
Komitmen pada Negara dan Misinya. Pemimpin militer sering kali memiliki komitmen yang kuat terhadap negara dan misi mereka. Mereka siap untuk mengorbankan diri demi kepentingan negara dan keamanan nasional.