Dalam pelukan waktu, segala sesuatu menemukan tempatnya, seperti bintang yang menanti malam untuk bersinar. Setiap napas yang kita hirup, setiap langkah yang kita jejak, memiliki ritme dan saat yang ditetapkan oleh alam semesta. Dalam lautan waktu yang tak bertepi ini, kita hanyalah penjelajah yang belajar untuk memahami bahwa segala sesuatu datang pada waktunya sendiri.
Kita sering terjebak dalam keraguan, meratapi hari-hari yang seakan terbuang, sementara semesta bekerja dalam diam, menyusun puzzle kehidupan. Seperti bunga yang mekar pada musimnya, atau hujan yang turun setelah panas, segala sesuatu beredar dalam siklusnya, mengikuti arus tak terlihat yang menghubungkan setiap momen.
Ketika fajar menyingsing, kita diajarkan untuk percaya pada janji hari baru. Ketika malam tiba, kita diingatkan bahwa setiap akhir adalah awal yang baru. Dalam kesabaran, kita menemukan keindahan; dalam penantian, kita belajar arti dari setiap saat. Karena pada akhirnya, setiap waktu memiliki kekuatan untuk mengungkapkan pesannya, dan kita hanya perlu membuka mata dan hati untuk melihat keajaibannya.
Jadi, izinkan dirimu untuk bersandar pada ritme waktu, dan percayalah bahwa segala sesuatu—baik kebahagiaan maupun kesedihan—memiliki saatnya sendiri untuk bersinar.