Oleh : DR. Ateng Kusnandar Adisaputra
# Penulis adalah Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, dan Dosen Luar Biasa di Universitas Al-Ghifari Bandung.
MASALAH adalah sebuah kata yang sudah akrab dan sering kita dengar dalam menjalani kehidupan sehari-hari di dunia ini. Tidak ada manusia yang terbebas dari masalah yang dihadapi, baik sebagai pribadi maupun sebagai mahluk sosial. Karena sudah menjadi takdir Allah SWT kepada hamba-Nya, bahwa tidak selamanya kita akan terus merasakan kebahagiaan. Sesekali Allah SWT memberikan ujian dengan suatu masalah. Masalah bisa terjadi dimanapun, bisa terjadi di rumah, bisa terjadi di tempat kerja, bisa terjadi di jalan raya, bisa terjadi di sekolah, bisa terjadi di tempat ibadah, bisa terjadi di tempat perbelanjaan, bahkan juga bisa terjadi di tempat rekreasi. Masalah bisa terjadi dalam kondisi apapun juga, misalnya pada saat kita lagi bersenang-senang di tempat rekreasi, eh malah terpeleset jatuh, sehingga kaki merasa sakit sekali.
Sebagai seorang pemimpin atau sebagai seorang manajer, mungkin sudah biasa menghadapi masalah, baik itu masalah yang ringan maupun masalah yang cukup komplek berkaitan dengan pencapaian tujuan organisasi atau tujuan perusahaan. Sebagai seorang pemimpin atau sebagai seorang manajer dituntut untuk mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan mendayagunakan sumber daya yang dimiliki, keahlian dan kompetensi yang dikuasai, dengan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat.
Seorang mahasiswa yang akan menyelesaikan studi sarjananya harus menyusun skripsi, nah harus tau dulu apa masalah yang akan menjadi bahan penelitinnya. Demikian pula mahasiswa pasca sarjana, yang akan menyusun thesis maupun disertasi, harus menentukan masalah yang akan menjadi fokus bahasannya. Ternyata, masalah itu berguna dan bermanfaat bagi mereka yang melakukan penelitian.
Pengertian Masalah
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan. James A. F. Stoner (pakar manajemen), berpendapat masalah merupakan kondisi atau situasi yang dapat menghambat organisasi untuk mencapai tujuan yang telah diharapkan. Jelaslah, bahwa masalah yang terjadi di organisasi bisa menjadi penghambat dalam pencapaian tujuan, dan harus diselesaikan supaya organisasi bisa berjalan sesuai dengan visi, misinya. Menurut Sugiyono (2009:52), masalah diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi, antara teori dengan praktek, antara aturan dengan pelaksanaan, antara rencana dengan pelaksanaan. Pengertian masalah dari Sugiyono ini semakin lebih jelas lagi, bahwa memang sering terjadi antara apa yang kita harapkan berbeda dengan kenyataannya, atau bahkan menyimpang. Dari beberapa pengertian masalah tersebut, dapat disimpulkan bahwa masalah terjadi apabila adanya kesenjangan antara harapan dengan realita yang ada.
Solusi Masalah
Masalah ini memiliki karakter, yakni : tidak akan pernah luput dari kehidupan sehari-hari, setiap orang pernah mengalami masalah, (siapapun, apapun, dimanapun, kapanpun) memungkinkan munculnya masalah, konsekuensinya sikap setiap orang akan berbeda dalam memandang masalah yang dihadapi.
Ada orang memandang masalah yang dihadapinya itu dengan penuh keluh kesah, seolah-olah tidak ada jalan keluarnya, sehingga mengakibatkan putus asa, dan stres. Ada orang yang menghadapi masalah ini dengan penuh kesabaran, penuh ketenangan, dengan harapan suatu saat ada jalan keluar atau titik terang penyelesaian masalahnya.
Dengan demikian, bahwa “masalah” yang sesungguhnya bukan terletak pada masalahnya, akan tetapi sikap terhadap masalah persoalan tersebut.
Memang, tidak bisa dipungkiri bahwa pastinya setiap orang yang menghadapi masalah berupaya untuk mencari solusi atau jalan keluar yang terbaik dari masalah yang sedang dihadapinya.
Menurut Abdurahman Yuri, ada 5 tips dalam menghadapi masalah. Pertama, siap menerima kenyataan yang sesuai harapan, dan siap menerima kenyataan yang tidak sesuai harapan. Sempurnakan niat dan ikhtiar, namun hati siapkan menerima apapun yang terbaik menurut Allah SWT. Kedua, ridho, kondisi hati yang ridho sangat membantu proses ikhtiar menghadapi masalah menjadi positif. Ketiga, jangan mempersulit diri, dalam menghadapi masalah sesulit apapun jangan hanyut dalam pikiran yang salah, kita harus tenang, menguasai diri dan renungkan janji dan jaminan pertolongan Allah SWT. Empat, evaluasi diri, “Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri” (Q.S. Al-Isra :17:7). Jadikan setiap masalah menjadi sarana efektif untuk mengevaluasi dan memperbaiki diri. Kelima, bersandar kepada Allah SWT, jangan takut menghadapi masalah, tapi takutlah tidak mendapatkan pertolongan Allah dalam menghadapinya, tanpa pertolongan Allah kita akan terus berkelana dalam keresahan dan kesusahan.
Diambil dari berbagai sumber, solusi lainya dalam menyelesaikan masalah, Islam memberikan panduan berupa amal-amalan yang harus dikerjakan. Pertama, wudhu, jiwa kita akan menjadi tenang jika membiasakan diri mengambil wudhu sebelum mulai bekerja. Allah SWT berfirman “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (Q.S. Al-Baqarah:222). Kedua, shalat, “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusu.” (Q.S. Al-Baqarah:45). Ketiga, membaca Al-Qur’an, “Dan apabila dibacakan Al-Qur’an, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.” (Q.S. Al-A’raaf:204). Empat, perbanyak berdo’a, Sabda Rasulullah SAW “Tidak ada yang mampu menolak takdir keculi do’a.” Shahihul jami. Lima, tawakal atau berserah diri kepada Allah SWT, “Barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya akan mencukupkan (keperluannya).” (Q.S. Ath-Thalaaq:3). Enam, memperbanyak sedekah.
Jangan biarkan masalah bergelayut, kita selesaikan dengan penuh semangat. (*)